Islam

Bersama setan

Pukul 05.00, suara penceramah di radio terdengar sayup. Budi mulai berbenah diri, ia punya jadwal pergi ke Jakarta. Biasalah remaja Bandung ini cari kerja. Selepas shalat subuh, mandi pagi, dan berpakaian rapi,ia siap tinggal mencium tangan emak. Tapi untuk urusan terakhir, urung Budi lakukan karena tangan emak bau ikan. Jadi Budi hanya minta restu lisan, sementara Bapak selepas subuh sudah mendrop logistik ke pasar-pasar.

Tol Cipularang pemandangannya yahud. Mantap pukul 07.00 langit berkabut. Budi tiba-tiba bingung dan bergumam dalam hati “dimana aku ya?” Dia celingukan mencari manusia lain di pemandangan yang tiba-tiba senyap. Seorang Bapak tua datang  menyapa ramah. Orang tua itu  gagah berwibawa. “Kamu mau ikut aku?” ajakan tiba-tiba, disambut Budi penuh tanda tanya dan akhirnya mengiyakan.

“Kita ini dimana pak?” Budi memberanikan bertanya ditengah keterasingannya.
“ Kita di dunia ruh” jawab bapak tua membuat Budi cemas dan kebingungan. Kakek tua itu bercerita ramah yang tidak biasa, namun beberapa hal yang berhasil Budi tangkap karena akalnya terhambat perasaan cemas yang susah dibendung. Budi tak berhasil mencari alternatif selain mengikuti kakek tua itu yang memintanya memanggil kakek setan, juga mengajaknya jalan-jalan.

“Budi, kamu ikut saya ke pasar pagi ini ya, kita jalan-jalan ” ajaknya kembali, sementara kaki Budi dengan sukarela mengikuti bayangan kakek setan itu. Si kakek mulai banyak bercerita seperti layaknya pemandu wisata, Budi mendengarkan dengan penuh rasa ingin tahu.

“Lihat kinerja anak buah kakek di pasar pagi ini. Mereka professional bekerja. Kamu tahu, pasar adalah kantor utama bagi setan pemula. Walau begitu, kinerjanya memuaskan kakek. Penipuan di pasar, menjual sayur busuk, menipu takaran, membohongi pembeli adalah beberapa dari sekian banyak program anak buah kakek yang sukses” Kata si kakek memamerkan dengan bangga.

Kakek juga berupaya mempengaruhi penyelenggaraan Sosialisasi Dapen-P2Tel. Sejauh ini mereka tangguh menangkal anak buahku, namun mereka terus menggodanya dan mencoba ketahanan Pengurus, benarkah mereka takut Allah.

Budi menyeringai iseng menanggapi “ wah, ternyata kakek jahat, kenapa manusia yang kakek goda?’
“ahhh Budi. Jangan khawatir, manusia yang takut Allah tidak akan mendengarkan perkatan anak buahku. Hingga akulah yang harus turun tangan merubah pandangannya yang baik jadi busuk, yang buruk terlihat baik..” Si kakek makin bersemangat menjawab.

Budi makin tertantang bertanya. “ kalau begitu, kakek gak takut sama Allah”
Si kakek setan tertawa. “ Hahahaha Budi.. Budi.. tidak ada Dzat yang kakek takuti selain Allah”
“Kalau begitu, kenapa kakek membangkang pada Allah?” Budi makin bernafsu bertanya lagi.

“Ah itu ceritanya panjang Budi, yang jelas kakek sudah berjanji pada Allah untuk membawa manusia bersama kakek ke neraka. Pantang bagi kakek mengingkari janji, walau kakek suka menghasut manusia untuk mengingkari janji. Perjalanan selanjutnya, kita menuju pusat ekonomi Indonesia.

 

Kamu tahu bud, kakek berhasil membuat manusia disini senang curang, menindas, serakah. Telah kami sugestikan uang adalah segalanya, sehingga orientasinya pasti selalu uang. Sampai mereka melupakan Tuhan. Ini hasil kerja anak buah kakek di lini menengah. Nah, ini perkenalkan pimpinan setan wilayah ini” Kakek setan itu memamerkan satu sosok lain dengan bangga pada Budi.

‘ Halo anak muda, saya mayjen setan” sapanya bersahabat pada Budi yang melongo takjub.
“ Programnya brilian. Dan struktur kerjanya sama di setiap daerah” kakek setan menambahkan informasi lagi tentang mayjen kebanggaannya. Kakek melanjutkan perkataannya menceriterakan berbagai godaan yang dilakukannya

Kali ini Budi terkagum-kagum dengan cerita si kakek setan.
“ Budi, kamu tahu kenapa kakek ajak ikut serta melihat kinerja anak buah kakek, karena saya ingin kamu menganggap kami adalah musuh yang tangguh untuk manusia sebangasamu. Jangan pernah remehkan bangsa kakek. Pengikut kakek bukan hanya bangsa kakek, bangsa jin ada, manusia ada”

“Kenapa kakek memberitahu dan memilih saya? “ Budi masih keheranan tidak mengerti.
Kakek melanjutkan “ Budi.. Budi.. kalau berperang, tapi musuh tidak tahu mereka kita perangi, itu tidak menyenangkan. Kamu musti tahu itu ya.. anggaplah kakek ini musuh yang tangguh buatmu”.
“ Jika kakek itu musuhku, lalu gimana cara mengalahkan kakek” Budi memberanikan diri bertanya

“ Okee, saya beritahu. Sederhana caranya. Kamu harus takut Allah, kamu harus taat pada risalah Muhammad. Cuma itu saja Bud. Sekarang pukul 18.00, magrib akan menjelang, pasukan kakek menggoda anak muda untuk menuruti hawa nafsunya. Kini kakek antarkan kamu bertemu jasadmu “

Budi perlahan membuka mata, tapi pemandangan risih didapatinya. Dilihat Budi wajah khawatir yang berganti lega dari ayah, ibu, paman, dan saudara-saudara yang mengelilinginya di ruangan serba putih itu. Setelah beberapa detik Budi menyadari ia tengah terbaring di ruangan rumah sakit.

 

Ibu mengusap dan mengecup keningnya penuh rasa syukur. Lalu bercerita bahwa Budi baru saja selamat dari kecelakaan maut yang merenggut semua nyawa penumpang di bus yang ditumpanginya tadi pagi. Hanya dia yang selamat.

Namun pikiran Budi masih mengawang pada perjalanannya bersama kakek setan. Budi merasa ada pertanyaan yang lupa dilontarkan pada kakek setan itu, tentang apa yang membuatnya membenci manusia.  (Pak Oto; bahan dari Asa Adzani; Sumber : http://sosbud.kompasiana.com/2013/03/30/sehari-bersama-setan-541457.html)-FR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close