Islam

Hidup ini adalah ujian

Ilmu seluruh manusia dari nabi Adam hingga akhir zaman, jika dikumpulkan tak lebih hanya setetes air. Dibanding ilmu Allah bagai seluruh samudra yang luas. Karenanya ilmu manusia itu terbatas, sehingga sering penilaiannya terhadap sesuatu itu itu tidak sesuai dengan kenyataan.

 

Manusia terkadang menyukai suatu perkara, padahal perkara itu berpotensi untuk mencelakakannya. Demikian juga terkadang membenci suatu perkara, padahal sesuatu yang dibencinya itu baik dan bermanfaat baginya. Allâh Ta’âla berfirman :

“…Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allâh mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”(QS. al-Baqarah/2: 216)

Musibah diartikan “bencana”, “kemalangan”, dan “cobaan”. Dalam Alquran ada 67 kali kata yang seakar dengan kata musibah dan 10 kali kata musibah. Musibah pada mulanya berarti “sesuatu yang menimpa atau mengenai”.

 

Yang menimpa itu tidak selalu buruk. Hujan bisa menimpa kita dan itu dapat merupakan sesuatu yang baik. Musibah konotasinya selalu buruk, tetapi karena boleh jadi apa yang kita anggap buruk itu, sebenarnya baik, maka Alquran menggunakan kata ini untuk sesuatu yang baik dan buruk.

Alquran mengisyaratkan tidak disentuh seseorang oleh musibah kecuali karena ulahnya sendiri, tetapi disisi lain, ketika Alquran berbicara tentang bala, dikatakan musibah itu datang dari Allah Swt. Tidak ada musibah yang terjadi kecuali atas izin Allah ketika kita berbicara tentang bala (bencana) mulanya berarti “menguji” bisa juga berarti “menampakkan”. Seseorang yang diuji itu dinampakkan kemampuannya.

Itu sebabnya dinyatakan: “Allah yang menciptakan hidup-mati untuk menguji, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya.” (QS. al-Mulk: 2). Kita lihat ujian/bala datang dari Tuhan. “Kami pasti menguji kamu sampai Kami tahu siapa yang berjihad di jalan Allah dan bersabar.” (QS. Muhammad: 31).

Allah menurunkan bala tanpa campur tangan manusia. “Kami pasti menurunkan sedikit rasa takut, sedikit rasa lapar… Berilah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. al-Baqarah: 255)

Hidup ini ujian. Ujian ini bisa berupa sesuatu yang disenangi, bisa juga berbentuk sesuatu yang tidak disenangi. Siapa yang mengira bahwa kekayaan dan kesehatan adalah tanda cinta Tuhan maka dia telah keliru. Siapa yang menduga bahwa suatu hal yang terasa negatif adalah tanda benci Tuhan, itupun dia telah keliru.

 

Allah mengecam kepada orang-orang yang apabila diberi nikmat oleh Tuhan, lantas berkata, “Saya disenangi Tuhan,” dan kalau Tuhan menguji dia sehingga mempersempit hidupnya, dia lantas berkata, “Tuhan membenci saya, Tuhan menghina saya.”

Jangan duga, saudara kita yang meninggal dan ditimpa musibah itu dibenci Tuhan. Jangan duga yang menderita itu dimurkai Tuhan. Jangan duga yang berfoya-foya disenangi Tuhan. Di sini Allah menggunakan kata bala yang artinya menguji, karena itu jangan cepat berkata bencana itu murka Tuhan.

Dulu zaman Nabi, banyak sahabat gugur di medan perang, terluka sekian banyak sahabat Nabi, bahkan Nabi pun terluka. Allah Swt. pasti tidak benci pada Nabi, sehingga beliau terluka. Allah pasti merestui sahabat yang gugur itu, walau mereka menderita.

 

Ketika itu turun ayat: “Jangan merasa rendah hati, jangan merasa terhina, jangan larut kesedihan. Kamu adalah orang yang mendapat kedudukan tinggi selama kamu beriman.” Di surah Âli ‘Imrân, tujuan Allah turunkan cobaan ini adalah supaya Allah mengangkat dari kalangan kamu sebagai syuhada. (Pak Oto)-FR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close