Catatan di titik 33
(Laporan Utama); Saat 25 November 2013 kemarin, “aku” tersadar bahwa perjalanan hidupku sudah mencapai titik “ km 33”. Sekalipun terasa agak penat tubuh ini, tapi perjalananku masih panjang entah sampai kapan, tergantung mereka yang menumpang.
Ada beberapa catatan perjalanan selayang pandang yang rasanya sayang dibuang, dan perlu diketahui. Awalnya oleh pendiri, aku dibentuk untuk menampung upaya pelestarian silaturahmi baik antar pensiunan TELKOM maupun dengan Mananagement perusahaan ini.
Ada kondisi karyawan yang telah memasuki masa pensiun kemudian “menghilang” entah karena pulang kekampung halaman atau pulang ke Sang Penciptanya. Sementara itu bagi karyawan yang bersangkutan, memasuki masa purna bakti dihadapkan kepada kenyataan bahwa tidak semuanya mudah.
Kalau semasa aktif semua serba teratur, maka dalam phase “kehidupan baru” ini tiba saatnya dia harus mengatur kehidupan selanjutnya. Tidak ada atasan yang dimintai petunjuk, tidak ada bawahan yang bisa diperintah untuk membantu memenuhi kebutuhannya. Secara kodrati, sebagai mahluk sosial dia tetap saling membutuhkan kerjasama dengan manusia lain dalam komunitas kecil dan yang besar.
Dengan demikian, niat baik Pimpinan TELKOM untuk tetap menjaga kesinambungan hubungan dengan mantan karyawannya tersebut merupakan keinginan yang sangat mulia, alami/manusiawi dan sejalan dengan ajaran agama untuk selalu ingat asal usul serta menghargai sebesar apapun andil mereka yang pernah melahirkan dan membesarkan perusahaan.
Fakta lain, saat ini DAPEN TELKOM
sebagai lembaga yang ditugasi mengelola dana dan menjamin kesinambungan pembayaran manfaat pensiun serta YAKESTEL yang mengelola fasilitas kesehatan, sangat membutuhkan kepastian keberadaan pesertanya yang salah satunya adalah para pensiunan guna
menjamin ketepatan sasaran pelayanan.
Diakui atau tidak melalui kerjasama saling menguntungkan dengan wadah pensiunan itulah tugas mereka banyak terbantu baik yang berbentuk penyampaian informasi maupun kegiatan pembinaan kesejahteraan pensiunan.
Itu sebabnya bahwa cita-cita mulia Management diatas terbukti bersifat universal dan benar- benar dibutuhkan semua pihak terkait, serta tidak ada alasan untuk menganggap tidak sesuai lagi dengan berbagai perubahan.
Berbicara perubahan, karena kepentingan antisipasi strategi bisnis, TELKOM harus melakukan berbagai transformasi termasuk kebijakan sumber daya manusia maupun struktur organisasi perusahaan serta
hal-hal lain yang dianggap perlu.
Tidak bisa dipungkiri, kebijakan itu akhirnya membawa pengaruh terhadap organisasi P2TEL.
Disisi keanggotaan, ketika pada awalnya semua pensiunan TELKOM sebagai peserta DAPEN TELKOM
tidak ada masalah karena secara otomatis mereka adalah anggota P2TEL.
Ketika berlaku kebijakan pensiunan yang diambil sekaligus (MPS) atau dikelola Lembaga Pengelola Keuangan selain DAPEN TELKOM, maka tidak bisa lagi diperlakukan sebagai anggota biasa. Memang di AD/ART diakomodir adanya anggota Luar Biasa, namun nampaknya perlu diatur lebih lanjut sehingga tidak menghalangi bagi mereka yang ingin tetap bersilaturahmi dalam wadah P2TEL.
Dibidang struktur organisasi, saat TELKOM meniadakan lembaga DIVRE, sesuai keputusan MUNAS VI tahun 2010, telah dilakukan evaluasi mewujudkan bentuk organisasi yang simple, efektif berorientasi kepada pelayanan anggota. Alhamdulillah melalui MUNASLUB/Pengganti akhirnya sudah terbentuk struktur baru yang lebih tepat.
Permasalahan berikutnya adalah bagaimana meningkatkan kinerja jajaran ujung tombak pelayanan anggota, mempersiapkan regenerasi kepengurusan melalui pemotivasian para pensiunan (baru) untuk
aktif berkegiatan dimasa purna bakti.
Ditingkat Pusat, selain upaya meningkatkan kerjasama dengan komponen keluarga besar TELKOM,
diera kepengurusan periode 2010 sd 2014, disamping telah berhasilnya proses transparansi bidang
administrasi dengan dicapainya predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Akuntan publik, maka
diharapkan segera ada tindak lanjut positip dari proses pendekatan intensif dengan Direksi berkaitan
peningkatan kesejahteraan khususnya penyesuaian MP bagi Pensiunan sebelum Juli 2002 yang telah
ditunggu selama kurang lebih 10 tahun.
Semoga tindak lanjut dari catatan selintas dan langkah-langkah dimaksud bisa mewujudkan pensiunan dan P2TEL yang bermartabat dan bermanfaat. Amien YRA. *** (Oleh : Sunarto S A)-FR