Willy Moenandir Mangoendiprodjo, Ir. [3]
Pada tahun 1980 ini kegiatannya diluar negeri memuncak. Selain sidang rutin di atas, ia masih juga mengikuti Principle Meeting yang ke 5 Malaysia – Indonesia di Kuala Lumpur, serta mengadakan pembicaraan dengan TAS dan JTM di Singapura, dan beralih ke Kuala Lumpur lagi. Tahun 1981 kembali mengadakan pernbicaraan dengan TAS lagi dalam rangka Sidang Telekomunikasi di Singapura kemudiannya.
Tahun 1982 ia mengikuti peluncuran satelit SRS di Amerika Serikat. Dalam tahun 1982 dan seterusnya ia lebih banyak mencurahkan perhatian ke masalah pembangunan dalam negeri, tapi perjalanan keluar juga belum berhenti.
Walaupun demikian , Willy Munandir tak pernah mengabaikan tugas-tuganya yang pokok, yaitu pembangunan telekornunikasi. Perjalanannya keluar negeri banyak hubungannya dengan Indonesia dalam organisasi dunia , seperti ITU, CCIR, CITT; Intelsat dan lain-lain.
Rupanya Willy Munandir mengikuti jejak Ir. J. Sutanggar Tengker yang banyak mengambil peranan di dunia telekomunikasi. Tapi bedanya, Willy Munandir sangat terikat pada masalah pembangunan telekomunikasi Indonesia.
Ia banyak membukukan gagasannya mengenai pembangunan telekomunikasi Indonesia; antara lain yang paling terkenal: Telecommunication Development in Indonesia. Juga mengenai masalah persatelitan, terutama Palapa.
Buku ini juga diterjermahkan ke dalam bahasa Inggris dan dibaca oleh kalangan cendikiawan dunia. Di Indonesia buku Willy dijadikan referensi oleh perguruan teknik , dan merupakan bacaan kaum industriawan elektronik. Ir. Willy Munandir selain terkenal karena gagasannya tentang pembangunnn telekomunikasi, juga karena termasuk pemrakarsa gagasan Telekornunikasi Wawasan Nusantara.
Pada bulan Maret 1985 ia diundang oleh Amerika Serikat dan negara Eropa untuk menghadiri forum ilmiah mengenai pertelekomunikasian negara berkembang, Indonesialah satu-satunya negara berkembang dan non industri yang dapat kehormatan untuk tampil di forum itu.
Dengan gagah dan trampilnya Willy mengemukakan tentang gagasan Telekomunikasi Wawasan Nusantara dihadapan para ilmiawan Amerika Serikat. Ia menjelaskan tentang latar belakang negeri ini memilih sistem satelit sebagai sistem telekomunikasi yang paling cocok untuk negara kepulauan Indonesia ini.
Dikemukakannya juga mengenai ekonorni.dan geografi serta hubungan satu sama lain mengenai sosial, ekonorni, kebudayaan, Hankam dan Politik sehingga Indonesia yang berkepulauan dan keterpencilan suku-sukunya berhasil disatukan dalam satu bahasa dan langkah, kearah kesadaran persaudaraan kokoh sebagai negara kesatuan.
Forum yang sama juga diadakan di Perancis, tempat Willy Munandir juga bertindak sebagai wakil Indonesia; satu-satunya negara non industri yang dapat kehormatan untuk mengemukakan sistem telekomunikasinya. Ini merupakan kebesaran, bahwa Indonesia sebagai negara non industri .berani menampilkan sistem paling mutakhir untuk ukuran negaranya.
Dengan dernikian, Indonesia ialah negara pertama dari kawasan Pasifik dan, Asia Tenggara memiliki sistem satelit. Di kemukakannya juga bahwa Satelit Palapa bukan hanya berguna bagi negeri sendiri, tetapi juga bagi negara tetangga Asean, yang dapat memanfaatkannya pula.
Gebrakan ini secara politis dapat diartikan sebagai bantahan terhadap pandangan kolot, bahwa sebelum Indonesia merdeka dulu orang Eropa hanya mengenal Indonesia sebagai pulau Bali; Juga orang Timur Tengah hanya mengenal Indonesia sebagai pulau Jawa, sedangkan nama Indonesia tidak dikenalnya.
Kini Indonesia dikenal bukan sebagai sebutan “Bali” atau “Jawa”, tapi “Indonesia” sebagai negara, dengan sistem telekomunikasinya Palapa…
(Rizal Chan; Dikutip dari buku “ Tokoh Tokoh Sejarah Perjuangan dan Pembangunan Postel di Indonesia”, Deparpostel, Ditjen PosTel, 27/9/1985)-FR
(naskah 1985… to be continued…)