Kriteria bahagia(2)
Temens yang baik. Saya merenung membaca postingan sahabat kita, pak KSK tentang kriteria bahagia dunia (http://p2tel.or.id/2014/08/kriteria-bahagia1/). Walaupun kebahagian yang hakiki, kalau kita percaya adalah kebahagiaan akhirat. Orang yang paling rugi adalah di dunia dan di akhirat kedua-duanya tidak bahagia.
Orang yang paling beruntung bila bahagia dunia dan akhirat. Minimal, mungkin bisa kita kejar
bahagia di akhirat, sekalipun di dunia sedikit kurang berbahagia. Kalau direnungkan lebih dalam postingan pak KSK, mungkin tidak terlalu salah bila ada pendapat bahwa bahagia itu letaknya di
hati masing-masing.
Jadi,Tuhan Yang Maha Adil sudah menganugrahkan segumpal hati kita yang berbahagia, hanya
bahagia ini bisa surut, terganggu atau berkurang karena tujuh kriteria yang diutarakan pak KSK tersebut tidak terpenuhi secara maksimal.
Buktinya, kebahagian dunia itu bisa dimiliki siapa saja. Bisa orang tua, apalagi anak muda. Lihatlah sorot mata anak-anak yang sangat berbahagia, hanya sekedar bermain hujan-hujanan. Bahagia juga tidak mengenal bangsa. Bahagia dunia bisa muncul di hati orang Eskimo di Alaska yang cuacanya ganas, apalagi di Indonesia yang iklimnya sangat ramah.
Bahagia itu tidak mengenal kaya atau miskin. Orang miskin bisa sangat bahagia dengan kesederhanaan, misalnya kisah tukang becak yang berbahagia mengantar anaknya wisuda sarjana, Cum Laude. Bahagia
dunia tentu saja bisa hinggap di hati orang superkaya, Warren Buffet. Bahagia dunia itu tidak peduli agama. Jadi bahagia dunia itu universal sifatnya.
Ada percik-percik bahagia yang bisa kita temui saat kita memberi. Memberi senyum kepada tetangga. Memberi nasihat kepada yang bingung. Memberi santunan kepada anak yatim yang membutuhkan. Memberi tahu jalan bagi yang tersesat. Memberi selamat kepada yang berhasil, bahkan mendoakan orang lain juga memberi. Pokoknya memberi.
Bahagia ini langsung bisa dirasakan di dunia dan insya Allah di akhirat juga.Tuhan Maha Kaya juga
Maha Adil, memberi ternyata juga bisa dilakukan siapa saja. Tulisan ini, saya susun saat tidak bisa tidur menjelang shalat subuh.
Jadi juga buah pikiran yang masih mengantuk. Kalau tidak berkenan mohon di delete saja.
Salam. (Sadhono Hadi; Creator of Fundamen Top40; Visit http://fundamen40.blogspot.com dan http://rumahkudidesa.blogspot.com)-FR