Bahaya pemanis buatan
Belakangan sering kita dengar masyarakat yang ingin berpola hidup sehat, disarankan mengurangi konsumsi “Gula”. Mereka disarankan menggunakan pemanis buatan. Lebih2 gencarnya produsen mengiklankan “pemanis buatan” itu, bahwa produk itu bisa dipakai mencegah diabetes, karena produk mereka terbuat dari bahan alami rendah gula.
Sedikit sharing dari ruang praktek saya sebagai Ahli Gizi, kebanyakan pasien (terutama diabetes) banyak yang menggunakan
1. Sakarin
Merupakan garam natrium dari asam sakarin. Pemanis buatan ini mempunyai tingkat kemanisan 200-700 kali dari gula. Dalam perdagangan dikenal dengan nama Gucide, Glucid.
2. Aspartame
Adalah nama pemanis buatan yang sangat dikenal dikalangan orang-orang yang sering menggunakan pemanis yang rendah kalori. Selain pada pemanis tersebut, aspartame juga sering ditemukan di minuman-minuman ringan, permen karet bebas gula, dan ada pula yang terdapat pada multivitamin.
Aspartame sering digunakan karena tingkat kemanisannya yang tinggi, tetapi rendah kalori dan aman untuk orang-orang penderita diabetes. Tapi seperti zat-zat kimia lainnya, aspartame tetap memiliki efek sampingnya.
Aspartame banyak efek samping yang dapat menimbulkan reaksi yang serius, bahkan dapat menyebabkan kematian. Efek samping yang dapat ditimbulkan oleh aspartame, seperti: gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, masalah jantung, mual-mual, kebal, pegal-pegal, bertambahnya berat badan, bintik-bintik pada kulit, kelelelahan, insomnia, sulit bernapas, bicara tidak jelas, rasa nyeri ketika menelan makanan, diare, sulit tidur, dan gangguan indera perasa. Selain itu, aspartame juga dapat menyebabkan masalah psikologis seperti depresi, gelisah, perubahan tingkah laku, phobia, dan berkurangnya daya ingat.
Penyakit kronis yang dapat disebabkan oleh penggunaan aspartame yang berlebihan antara lain: tumor pada otak, multiple sklerosis, epilepsi, sindrom kelelahan kronis, parkinson, lupus, alzheimer, cacat mental, limfoma, kelainan pada kelahiran anak.
Bahkan diabetes, yang merupakan penyakit yang ingin dihindari oleh orang-orang yang banyak mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung aspartame. Coba Anda membeli produk makanan ringan terkenal atau membeli minuman yang manis rasanya di supermarket, terus perhatikan labelnya, akan tercantum nama aspartame disana.
Selain itu, para profesional kesehatan juga menganjurkan aspartame sebagai gula yang aman bagi penderita diabetes (misal: Tropicana Slim). Namun, tahukah Anda bahwa aspartame ternyata efektif digunakan sebagai racun semut.
Pernah terjadi, seseorang memiliki masalah hama semut di kamar mandinya. Sadar akan pengaruh aspartame sebagai bahan kimia yang beracun, suatu hari dia menaburkan aspartame di tiap pojok kamar mandinya. Ternyata usahanya berhasil. Dia tidak melihat semut-semut ada di kamar mandinya lagi.
Aspartame juga efektif untuk mengenyahkan masalah semut merah (biasanya tidak mempan dengan berbagai racun). Tidaklah heran jika aspartame bekerja bak racun serangga, karena asam asparctic yang terkandung dalam produk beracun telah terbukti bersifat exitotoxin yang menyebabkan sel-sel otak menjadi cepat mati, sama seperti yang terjadi dengan kasus semut-semut tadi.
Menurut para ahli mengenai penggunaan aspartame bagi manusia cukup mengerikan dan tak kalah dengan bahayanya formalin. karena produk ini merusak tubuh manusia secara pelan–pelan dan tak terasa. Hal ini pula mengapa para ahli menyarankan untuk menghindari pemakaian produk ini.
3. Siklamat
Adalah pemanis buatan yang populer di Indonesia. Pemanis buatan ini merupakan garam natrium dari asam siklamat. Siklamat menimbulkan rasa manis tanpa rasa (tidak ada after taste-nya). Sifat siklamat sangat mudah larut dalam air dan mempunyai tingkat kemanisan 30 kali dari gula.
Dalam perdagangan dikenal sebagai Assugrin, Sucaryl, dan Sucrosa. Siklamat memunculkan banyak gangguan kesehatan, diantaranya tremor, migrain dan sakit kepala, kehilangan daya ingat, bingung, insomnia, iritasi, asma, hipertensi, diare, sakit perut, alergi, impotensi dan gangguan seksual, kebotakan, dan kanker otak.
4. Sorbitol
Suatu poliol (alkohol gula), bahan pemanis yang ditemukan dalam berbagai produk makanan. Rumus kimiawi C6H14O6, struktur molekulnya mirip dengan glukosa, hanya gugus aldehide pada glukosa diganti menjadi gugus alkohol.
Kemanisan sorbitol sekitar 60% dari kemanisan sukrosa (gula tebu) dengan ukuran kalori sekitar sepertiganya. Rasanya lembut di mulut dengan rasa manis, sorbitol dapat mengakibatkan nyeri pada perut, dan diare. Sorbitol juga dapat memperburuk Sindrom usus.
5. Acesulfame K
Acesulfame kalium sering disingkat sebagai Acesulfame K atau Ace K dimana K menunjukkan kalium. Zat ini ditemukan pada tahun 1967 oleh kimiawan Karl Clauss dan disetujui untuk digunakan secara luas pada tahun 1988. Rasa manis acesulfame K sekitar 200 kali lebih kuat dari gula sukrosa alami.
Kegunaan dan manfaat dari acesulfame K.
1. Karena sifatnya yang sangat stabil, acesulfame K ideal digunakan pada produk makanan yang memerlukan proses yang melibatkan suhu tinggi (mis: dipanggang).
2. Acesulfame K merupakan pengganti gula bebas kalori karena tidak dimetabolisme dan diserap oleh tubuh.
3. Tidak seperti senyawa gula lainnya, acesulfame K tidak mengalami fermentasi karena tahan terhadap mikroba seperti bakteri dan jamur.
4. Acesulfame K cocok digunakan oleh penderita diabetes dan penyakit lain yang berhubungan dengan kadar gula tinggi. Acesulfame K juga tidak mempengaruhi kadar kolesterol, glukosa, atau trigliserida.
5. Acesulfame K memiliki rasa manis yang kuat, maka menambahkan sejumlah kecil zat ini sudah cukup untuk mendapatkan rasa manis yang diinginkan. Acesulfame K juga umum digunakan untuk menghilangkan rasa pahit yang biasanya terdapat pada beberapa pemanis lain.
6. Acesulfame K tidak menimbulkan bahaya kerusakan gigi karena tidak akan diuraikan oleh bakteri yang menyebabkan masalah gigi.
Efek Samping Acesulfame K
1. Senyawa ini tidak dimetabolisme oleh tubuh, namun sebagai akibatnya juga menghambat kemampuan tubuh untuk memetabolisme produk makanan lainnya.
2. Dalam produksi acesulfame K, metilen klorida –senyawa karsinogenik- turut digunakan. Kondisi ini dapat memperbesar resiko pengembangan sel kanker. Penelitian pada tikus menunjukkan bahwa acesulfame K memicu kanker paru-paru dan payudara.
3. Orang yang menderita diabetes mungkin berpikir acesulfame K merupakan senyawa ideal sebagai pengganti gula. Namun, penggunaan berlebihan dapat merangsang pelepasan insulin dan mengakibatkan hipoglikemia.
4. Efek samping lain termasuk kebingungan mental, masalah hati dan ginjal, sakit kepala, depresi, mual, pusing, dan gangguan penglihatan.
Berdasarkan ulasan itu penggunaan pemanis buatan tidak berdampak baik untuk kesehatan. Hal ini untuk Anda para konsumen agar lebih teliti dan cerdas dalam membeli suatu produk makanan. Periksalah selalu label makanan sebelum anda beli, hal ini untuk menghindari Anda dari bahan makanan yang tidak baik untuk tubuh. (–Area2-; http://www.yakestelkom.or.id/artikel/detail/31)-FatchurR