Maksud hati tak sampai
Para pensiunan TELKOM boleh merasa bangga dan bersyukur bahwa putra-putri mereka banyak yang menjadi “orang”. Ada yang menjadi pejabat tinggi di salah satu perguruan tinggi terkemuka. Ada yang menjadi pimpinan di salah satu instansi pemerintah. Ada yang menjadi petinggi di salah satu BUMN.
Bila bertemu dengan saya, dengan senang, mereka memperkenalkan diri, Pak Sadhono, saya putranya pak xxxxx yang saya kenal. Sering kali saya dipanggil Oom oleh salah satu pejabat instansi pemerintah, karena saya kenal baik dengan ayahnya, padahal urusan saya kesana urusan dinas.
Diantara putra-puti pensiunan ini, banyak yang sudah menjadi perwira di TNI maupun POLRI. Banyak pula yang mencapai pimpinan di TELKOM maupun TELKOMSEL. Sedangkan putra-putri pensiunan TELKOM yang terjun di perusahaan swasta, banyak yang mencapai karir yang baik dan membanggakan orang tuanya.
Menjadi Manaager, Senior Manager bahkan General Manager. Yang menggelar usaha sendiri juga tak kalah sukses, usaha mereka maju dan dapat membuka lapangan kerja bagi orang banyak. Saya juga sering mendengar, putra-putri pensiunan TELKOM yang berkarir di luar negeri.
Mereka, mengundang orang tuanya untuk ikut menikmati bagaimana kehidupan di luar negeri, bahkan mengajak orang tua mereka untuk berkeliling Eropa atau Amerika, yang mungkin pada saat aktif di TELKOM, membayangkannya-pun tidak.
Selamat. Mereka membawa harum nama ortunya, mungkin juga nama besar TELKOM. Namun, ada juga putra-putri pensiunan yang kurang beruntung. Mereka belum berhasil study-nya. Adapula yang telah menggondol ijazah Sarjana, namun belum mendapat pekerjaan alias masih menganggur. Diantaranya ada pula yang masih tergantung orang tuanya, atau ibunya yang MP-janda-nya sangat pas-pasan.
Pernah saya mengundang “koordinator” putra-putri pensiunan TELKOM ini ke Mabes 48. Dahulu, manakala ada kegiatan TELKOM. Kadang mereka diundang untuk membantu meramaikan dengan uang lelah ala-kadarnya. Saya tidak tahu apakah saat ini kegiatan-kegiatan semacam itu masih ada.
Dahulu ada maksud hati untuk mengumpulkan mereka, mendaftar dan mengajukan ke TELKOM, Telkomsel, Yakestel, Dapentel sekedar memohon untuk melirik mereka, manakala ada program rekrutasi. Namun keinginan itu belum terlaksana. Saya tidak tahu, apakah ada yang akan melanjutkan maksud hati ini. (Sadhono Hadi; Creator of Fundamen Top40; Visit http://fundamen40.blogspot.com dan http://rumahkudidesa.blogspot.com)-FR