Akibat sahur hanya makan mie instan
JAKARTA, KOMPAS.com – Siapa yang tidak pernah makan mi instan? Di Indonesia, konsumsi masyarakat terhadap mi instan tinggi. Mi instan jadi pilihan, karena sangat mudah dan cepat untuk disajikan. Padahal, mi instan jelas bukan makanan yang sehat.
“Itu bukan makanan yang lengkap gizi, lho. Itu makanan darurat,” ujar dokter Spesialis Gizi Klinik Saptawati Bardosono saat dihubungi Kompas.com, Jumat (19/6/2015).
Tak terkecuali di bulan Ramadhan ini, mi instan mungkin dijadikan menu sahur. Bagi mereka yang tidak sempat memasak atau membeli menu sahur yang bergizi, mi instan kerap menjadi penggantinya. Sangat praktis memang menyajikan makanan ini. Semangkuk mi instan juga cukup mengenyangkan.
Akan tetapi, konsumsi mi instan bisa membuat tubuh tak bertenaga saat berpuasa. Mi instan berbahan dasar tepung ini, sangat mudah dicerna sehingga membuat orang akan cepat lapar kembali. Mi instan pun menggunakan bahan pengawet yang tak baik untuk kesehatan. “Mi dari tepung pabrikan akan membuat orang cepat lapar dan lemas,” jelas Saptawati.
Menurutnya, jika terpaksa harus makan mi instan, tambahkan telur-sayuran. Telur dan sayuran akan membuat Anda lebih bertenaga saat berpuasa. Hal senada dikatakan dokter Spesialis Gizi Klinik Tirta Prawira Sari. Menurut Tirta, menu sahur sebaiknya bergizi seimbang, seperti menu makan sehari-hari.
“Kita ibaratkan satu piring itu setengahnya isi sayur dan buah-buahan. Bukan nasi yang paling banyak. Nasi seperempat piring kita saja. Seperempat lagi bisa lauk pauk, yaitu protein hewani dan nabati,” imbuh Tirta.
Tirta juga menyarankan, saat sahur pilihlah makanan yang mengandung protein, karena lambat dicerna sehingga bisa menunda rasa lapar. Selain itu, bisa juga dengan karbohidrat kompleks yang tinggi serat seperti biji-bijian. (Dian Maharani; Bestari Kumala Dewi; http://ramadhan.kompas.com/read/2015/06/21/1605006/akibat.sahur.hanya.makan.mi.instan)-FatchurR