Aku cinta Indonesia

Kampar maju dengan pangan Mandiri

(Riauterkini-SIAKHULU)-Program Desa serta Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Energi yang dijalankan Pemkab Kampar, Riau juga akan mendukung program keluarga berencana yang hasilnya juga akan meminimalisasi kemiskinan, pengangguran dan rumah kumuh.

Bupati Kampar Jefry Noer kepada wartawan di Siakhulu, Ahad (1/3/15) mengatakan, seyogyanya keluarga berencana adalah program yang dijalankan untuk kesejahteraan masyarakat, mendukung pemerintah untuk menguatkan program-program lainnya.

Maka sesungguhnya, demikian Jefry, Program Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Energi yang dijalankan saat ini adalah bagian dari penerapan keluarga berencana untuk baik pada perekonomian, sosial dan pendidikan.

“Kalau masyarakatnya sudah fokus bekerja, maka akan berupaya bagaimana meningkatkan status ekonomi. Tantunya, jika ingin perekonomian stabil dan membaik, harus ada pemasukan yang sesuai dengan beban tanggungan.

Juga kalau penghasilan hanya cukup untuk dua anak, produksilah dua anak saja. Namun kalau ternyata pemasukan bisa lebih dari itu, maka silahkan jika ingin tiga anak atau lebih asal mampu untuk sejahtera,” ujarnya.

Program Desa Mandiri Pangan dan Energi yang diterapkan Pemkab Kampar adalah memanfaatkan lahan sempit seluas seribu hingga 1.500 meter persegi untuk berbagai kebutuhan ekonomi keluarga dan kelompok.

Di atas lahan seribu meter persegi itu, nantinya setiap rumah tangga dapat memelihara empat ekor sapi bila sapinya merupakan sapi Brahmana, namun bila yang dipelihara sapi Bali maka jumlahnya bisa enam ekor, dan untuk lahan seluas 1.500 meter persegi, maka akan bisa lebih banyak lagi.

Dibangun pula lokasi untuk pemeliharaan ayam petelor dengan hasil lebih kurang 50 butir telor per hari. Selanjutnya juga ada kolam untuk perikanan. Sementara untuk tanaman, rumah tangga mandiri dapat menanam berbagai jenis sayuran yang menjadi kebutuhan pokok, mulai dari bawang, jamur, cabai, dan lainnya.

Sapi yang dipelihara itu juga akan menghasilkan lebih kurang 40 liter urine per hari yang akan diolah menjadi biourine, yang harganya bisa mencapai Rp25 ribu per liter. Biourine dapat digunakan untuk pupuk perkebunan berkualitas tinggi, begitu juga dengan kotoran padat yang dihasilkan sapi-sapi tersebut juga dapat menghasilkan biogas sebagai alternatif bahan bakar.

Jefry Noer mengatakan, melalui program ini masyarakat benar-benar akan sejahtera jika serius melaksanakannya. Karena hasilnya tidak main-main, bisa membuat masyarakat yang tadinya miskin menjadi jutawan dan tidak kebingungan untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari.

“Mau masak tinggal beli garam, beras dan bumbu-bumbu saja. Mau bawang, cabai dan sayuran, tinggal dipanen di halaman rumah. Untuk masak, sudah ada biogas dan ikan yang dipelihara sendiri,” katanya.

Jefry merincikan, jika program ini dijalankan dengan baik dan serius, maka hasilnya juga lebih dari memuaskan. Seperti biourine hasil dari kotoran cair sapi yang dipelihara, per bulannya dapat menghasilkan lebih seribu liter.

“Anggap saja yang jadi atau berhasil diolah itu 250 liter, artinya sudah menghasilkan uang lebih dari Rp6 juta. Belum lagi dari hasil pertanian dan perikanan yang jika serius dijalankan juga akan mendatangkan uang,” katanya.

Pada program ini, Jefry Noer memberikan pembelajaran bagi masyarakat, bahwa banyak yang dapat dimanfaatkan dari lahan yang sempit. Bahkan inovasi yang dikedepankan memberikan pelajaran, bahwa ternyata limbah ternak memiliki harga jual yang melebihi harga dari hewan peliharaan itu.

Dalam program ini, lanjut dia, semuanya dibalik. Jika selama ini masyarakat menganggap sapi sebagai hewan ternak yang berharga, ternyata limbah atau kotorannya jauh lebih berharga. Bahkan air kencingnya bisa lebih mahal dari susu yang dihasilkan, bahkan lebih mahal dari minyak.

Selain itu, lanjut dia, program ini juga diharapkan akan mendukung program pemerintah pusat untuk ketahanan dan swasembada pangan. Bahkan diyakni mampu mendukung program keluarga berencana.

“Kedepan, tidak ada masyarakat Kampar yang tidak mampu menyekolahkan anak-anaknya. Karena dengan dua anak dan penghasilan diatas Rp6 juta, sudah pasti itu cukup untuk berbagai kebutuhan termasuk menyekolahkan dua anak hingga ke jenjang universitas,” katanya.

Seiring jalan, menurut Jefry, Kampar juga akan menjadi daerah agrowisata yang di dalamnya terdapat masyarakat sejahtera, bebas dari kemiskinan, pengangguran dan rumah kumuh.***(man; http://riauterkini.com/kabkampar.php?arr=88424)-FatchurR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close