Islam

Jangan mudah berkomentar

Ada seorang petani miskin memiliki seekor kuda putih yang cantik dan gagah. Suatu hari, ada saudagar kaya ingin membeli kuda itu dan menawar harga sangat tinggi. Sayang si petani itu tdk menjualnya. Teman2nya menyayangkan dan mengejek dia karena tidak menjual kudanya. Keesokan harinya, kuda itu hilang dari kandangnya, maka teman2 nya berkata:

 

“Sungguh jelek nasibmu. Kemarin dijual kamu kaya, sekarang kudamu hilang”. Petani miskin diam saja.
Beberapa hari kemudian, kuda si petani sehabis cari makan di hutan kembali bersama 5 ekor kuda lainnya. Teman2-nya berkata : “Wah untung sekali nasibmu, ternyata kudamu bawa keberuntungan”.
Si petani hanya diam saja.

Beberapa hari kemudian anak si petani yg sedang melatih kuda2 barunya terjatuh dan kakinya patah. Teman2nya berkata: “Rupanya kuda2 barumu itu bawa sial. Gara2 kuda itu kini anakmu kakinya patah”.
Si petani tetap diam tak komentar.

Seminggu kemudian terjadi perang di wilayah itu. Semua anak muda di desa dipaksa ikut berperang, kecuali si anak petani karena tidak bisa berjalan. Teman2 nya mendatangi si petani sambil menangis: “Beruntung sekali nasibmu karena anakmu tidak ikut berperang, kami harus kehilangan anak2 kami!!”

Si petani beri komentar: “Karena itu jangan terlalu cepat buat kesimpulan, dgn mengatakan nasib baik atau jelek. Semua itu adalah suatu rangkaian proses. Syukuri dan terimalah keadaan yg terjadi saat ini.”

و عسى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وهُوَ خَيْرٌ لكَمْ وَعَسى أَنْ تُحِبُّوْا شَيْئا وهو شرٌّ لكم واللهُ يعلمُ وأَنْتُمْ لا تَعْلمُوْنَ

“Bisa jadi kamu benci sesuatu, padahal ia baik bagimu. Bisa jadi kamu sukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tdk mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 216). Apa yang kelihatan baik hari ini belum tentu baik esok. Apa yang buruk hari ini belum tentu buruk esok. Yang pasti, ALLAH Swt paling tahu yang terbaik buat kita. Krn itu Syukurilah apa yg ada. (Hanny Purwanto-72)-FR

————

Sajian IBO lainnya :

 

Selalu Merasa Cukup (Qona’ah)
Kenikmatan yg dirasakan oleh orang yg berhati bersih tidak sama dengan kenikmatan orang yg hatinya terbelenggu oleh nafsu. Kenikmatan hati adalah kenikmatan yg sebenarnya. Orang² yg berhati bersih, menikmati berbagai kebajikan, merasakan kesenangan batin dan berkelana dengan pikiran² baiknya.

Kenikmatan ini telah disebutkan oleh اَللّهُ سبحانه وتعالى dalam Firman-NYA,
“Siapa mengerjakan amal saleh, pria dan wanita dalam keadaan beriman, maka akan Kami berikan kepadanya KEHIDUPAN YG BAIK” (QS. An-Nahl, 16;97)

Yaitu perasaan qona’ah atau merasa cukup dan bahagia walau tak memiliki harta. Perasaan ini merupakan buah hubungan yg baik kepada اَللّهُ سبحانه وتعالى
Sebaliknya, engkau lihat hamba memiliki KEKAYAAN dan kehidupan yg BERLEBIH, tapi merasa TERSIKSA.

Dadanya terasa sempit, akhlaknya buruk dan kesedihan selalu menyertainya.
Sebab dia mengabaikan hak² اَللّهُ سبحانه وتعالى !!
Firman اَللّهُ سبحانه وتعالى , “Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-KU, maka sesungguhnya baginya PENGHIDUPAN YG SEMPIT, dan Kami akan menghimpunnya pada hari kiamat dalam keadaan buta..” (QS. Thaha, 20;124)—(Bude Koesh-72)-FR

————–

 

Surat  Ar-Rahman
Didalam Surat Ar-Rahman ada pengulangan satu ayat yg berbunyi :  فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
“Fabiayyi aala ‘i rabbi-kumaa tukadzdzibaan”. Artinya : “Nikmat Tuhan mana yang ‘Kamu Dustakan’?”
Kalimat ini di-ulang2 31x oleh Allahu Subhanahu Wa Ta’ala. Apa gerangan makna kalimat tsb ?

Setelah Allah menguraikan beberapa nikmat yg dianugerahkan kepada kita, lalu Allah bertanya :
“Nikmat Tuhan manakah yang  ‘Kamu Dustakan’?”
Menarik utk diperhatikan Allah menggunakan kata “DUSTA”, bukan kata “INGKAR”. Hal ini menunjukkan Nikmat yang Allah berikan kpd manusia itu tidak bisa diingkari keberadaannya. Yang sering dilakukan manusia adalah ‘MenDustakan’ nya.

Dusta berarti ‘Menyembunyikan Kebenaran’. Manusia tahu, mereka telah ‘Diberi Nikmat’ oleh Allah, tapi mereka ‘Menyembunyikan Kebenaran itu, sehingga mereka MENDUSTAKANNYA
Bukankah kalau kita dapat banyak rezeki, kita katakan itu karena hasil dari ‘Kerja Keras’ kita?

Kalau kita berhasil meraih gelar Sarjana, itu karena ‘Otak Kita’ yang cerdas?
Kalau kita sehat, jarang sakit, itu karena kita ‘Pandai Menjaga’ Pola  Makan & Rajin ber-Olah Raga, dsb.
Semua nikmat yang kita peroleh seakan hanya karena usaha kita. Tanpa sadar kita telah Melupakan Peran Allah

» kita sepelekan kehadiran Allah pada   semua keberhasilan kita,
» kita Dustakan bahwa sesungguhnya nikmat itu semuanya datang dari Allah.
“Nikmat Tuhan manakah yang  ‘Kamu Dustakan?”

Kita telah bergelimang kenikmatan : Harta; Jabatan; Pasangan Hidup dan Anak2 yang telah kita miliki.
Ingatlah. Semua Nikmat itu akan Ditanya pada Hari Kiamat Kelak.
“Kamu pasti ditanya pada hari itu akan ‘Nikmat’ yang kamu peroleh saat ini” (QS At-Takatsur : 8)
Sudah siapkah kita menjawab & Mempertanggung Jawabkannya ?

“Jika kamu hitung Nikmat2 Allah, niscaya kamu tidak akan sanggup menghitungnya. (QS An-Nahl : 18)
Tidak patutkah kita bersyukur kepada-NYA? ; Ucapkan Alhamdulillah; Berhentilah mengeluh, dan Jalani Hidup ini dengan ikhlas sebagai bagian dari ‘Rasa Syukur’ kita. (Hanny Purwanto-72)-FR

—————-
Mendekat kepada Allah lahirkan sifat lembut dan santun    بِسْــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــمِ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Siapa yang memuji Allah mengharap pahalaNya, Allah akan mengabulkan harapannya, dan memberikan apa yang dia minta, maka kita mengatakan “Rabbana walakal hamdu”, untuk meraih pahala.
“Pada sebagian malam, bertahajjudlah (dengan membaca Al-Qur’an) sebagai ibadah tambahan bagimu, semoga Allah mengangkat kamu ke maqam (kedudukan) yang terpuji.” (QS.Al-Isra’ [17] : 79).

Didalam Islam, yang jadi tolok ukur sifat baik-buruknya seseorang itu terletak/ terlihat dari akhlak dan perilaku seseorang didalam mengamalkan sifat-sifat yang terpuji atau etika hidup yang baik. Bila seseorang itu dekat dengan Allah, maka terlahir dari dalam dirinya sifat-sifat yang lembut dan santun, sehingga dapat memberi ketenangan kepada orang lain.

“Wahai lidah, berkatalah yang baik pasti kamu beruntung, dan diamlah dari mengatakan keburukan pasti kamu selamat sebelum menyesal”. (HR.Ibnu Mas’ud r.a).
Mengucapkan kata2 yang tidak sopan dengan terang2an dihadapan orang di keramaian sangatlah dilarang, dan ucapan agar dijaga dengan sopan dimana saja.

“Allah tidak suka ucapan kata-kata yang tidak sopan terang-terangan, kecuali orang2 yang teraniaya (yang terpaksa). Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, jika kamu berbuat baik terang2an atau secara sembunyi2 atau kamu memaafkan kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Kuasa.” (QS  An-Nisaa’ [4] : 148-149).

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, merekalah makhluk yang terbaik”
(QS.Al-Bayyinah:7) —— (Mahmur S-72)-FR

——-

 

Kehidupan jadi indah

 

 

MASAKAN menjadi SEDAP karena di MASUKKAN bumbu2 yang “dipilih” oleh KOKI yang memasaknya…..
Begitupun SEBUAH KEHIDUPAN, menjadi INDAH karena MASUKNYA ORANG-ORANG yang telah Tuhan “ijinkan” dalam kehidupan seseorang…..

Ada yang MASUK seperti KUNYIT, walau penampilannya jelek, tapi sanggup memberi “WARNA INDAH” yang sulit di lupakan dan mempunya KHASIAT yang tak sedikit….
Ada yang MASUK seperti BAWANG MERAH yang semakin lama bersamanya, semakin banyak “AIR MATA” yang tertumpah, Namun itu membersihkan kotoran..

Ada yang MASUK seperti LADA, walau nampak kecil halus dan sering membuat kita terhentak, tapi memberi “KEHANGATAN”.
Ada juga yg MASUK seperti CABAI, yang “menipu” dengan warnanya yang menarik tapi sering membuat kita kalang kabut sampai “KERINGAT” bercucuran….

Sahabatku terkasih,
Jagalah & jangan sia-siakan mereka yang MASUK memberi KEBAIKAN dalam hidupmu…
Syukurilah & janganlah membenci mereka yang MASUK yang telah “menyakiti” hidupmu, karena merekapun juga “berperan” MENYEDAPKAN pribadimu…
SEMUANYA itu telah Tuhan ijinkan “MASUK” untuk MENGUBAH segala yang “tidak baik” yg ada dalam pribadimu, untuk kemudian MENJADI BAIK dan LEBIH BAIK dan SEMAKIN BAIK…
Karena Tuhan ikut bekerja dalam segala perkara untuk mendatangkan kebaikan-kebaikan bagi mereka yang terpanggil dalam rencana-Nya. (DR. Frans Soetanto-A69)-FatchurR

—————

 

HUKUMAN YANG TAK DIRASA
Apakah anda pernah bermaksiat? Rasanya pertanyaan ini tidak membutuhkan jawaban, karena kita semua sudah memahami jawabannya, dan mudah untuk menjawabnya. Siapa di dunia ini yang tidak pernah berbuat dosa dan maksiat. Tentunya tidak ada manusia yang suci dari dosa, semua manusia pasti punya salah dan dosa kecuali Nabi dan Rasul yang dijaga Allah sehingga mereka disebut ma’sum.

Tidak ada yang mampu mencapai derajat ma’shum kecuali para Nabi dan Rasul. Seorang Imam, Ulama dan tokoh agama tidak bisa sampai derajat ma’shum, begitu juga Imam-Imam syi’ah, kemakshuman Imam Syi’ah hanyalah kebohongan dan  ajaran yang mereka buat atas dasar hawa nafsu mereka.

Jika demikian, kita adalah makhluk penuh dosa maka kenapa Allah tidak menghukum kita?, Kenapa kemudahan hidup bisa kita raih sementara kita banyak dosa? Kenapa harta kita banyak padahal harta tersebut kita pergunakan untuk bermaksiat? Kenapa ? Kenapa ?

Wahai saudaraku yang mulia, ada hukuman yang telah Allah timpahkan kepada kita yang kita tidak merasa. Untuk mengetahui hukuman tersebut silahkan saudara sekalian menjawab pertanyaan berikut:

* Apakah anda merasakan bahwa manisnya munajat kepada Allah telah hilang pada hidup anda?
* Apakah telah berlalu berhari-hari dalam hidup anda tanpa membaca al-Qur’an?
* Bukankah anda membaca al-Qur’an, dan apakah bacaan tersebut membekas pada hidup anda?
*Apakah anda merasa berat melakukan ketaatan?
* Apakah anda begitu mudah mengghibah seseorang?
* Apakah anda menghidupkan malam dengan sholat atau tidur?
* Apakah lisan anda tidak lagi basah dengan dzikir kepada Allah?
* Apakah anda lemah di hadapan nafsu syahwat?
* Apakah anda lupa dengan kehidupan akherat ?

Itulah pertanyaan yang kita memiliki jawabannya, dan jika anda mengiyakan jawaban tersebut maka ketahuilah itulah HUKUMAN YANG TIDAK KITA RASA. Adakah hukuman yang lebih besar dari dilalaikannya kita dari berbuat ketaatan? Adakah hukuman yang lebih besar dari dicabutnya manis keimanan dalam hidup kita????

Hukuman yang kita terima atas kemaksiatan kita tidak selamanya musibah, namun hukuman juga berupa dilemahkannya iman kita, sehingga kita tenggelam dalam kemaksiatan. Dan inillah yang dijelaskan dalam ayat berikut: في قلوبهم مرض فزادهم الله مرضا
“Di hati mereka ada penyakit maka Allah semakin menambah penyakit tersebut” (QS. al-Baqarah: 10)

Syaikh as Sa’di menjelaskan balasan keburukan adalah keburukan semisalnya. Tulisan ini kami sadur dan terjemahkan dari salah satu postingan di group Facebook. (M. Burhanudin-72; Ditulis di Mojokerto; Akhukum Fillah: Nur Cholis Agus, S.Pd.I حفظه الله تعالى)-FR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close