Kunci perubahan sukses
“If you want to change, start with your mindset.” (Muhammad Awaluddin)
Akhirnya buku Digital EntrepreneurShift #UKMIndonesiaGoesDigital, kumpulan artikel saya di kolom ini serta tulisan tentang pengalaman selama bergaul dan terlibat langsung dengan banyak pelaku UKM diterbitkan Gramedia dan akan tersedia di toko buku itu pada akhir November ini.
Buku ini sebagai salah satu bentuk berbagi pengetahuan kepada masyarakat luas maupun pelaku UKM Indonesia. Saya takkan pernah lelah untuk mengajak pelaku UKM memanfaatkan Information & Communication Technology (ICT) untuk pengembangan bisnisnya.
Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akhir 2015, akan mempengaruhi kondisi perekonomian kita khususnya bagi pelaku UKM. Dimana pasar akan semakin terbuka, dan pemanfaatan ICT akan membantu dan mempercepat penetrasi UKM Indonesia ke pasar ASEAN.
Sudah banyak contoh UKM yang berhasil memanfaatkan ICT dalam bisnisnya. Mulai dari pemanfaatan social media untuk mempromosikan produk, pemanfaatan aplikasi penjualan melalui gadget, ojek online yang kini sedang ramai, pemanfaatan eCommerce atau market place untuk penjualan on-line. Pemanfaatan ICT telah mengubah dan memudahkan UKM berinteraksi dengan pasarnya.
Kembali ke buku Digital EntrepreneurShift, untuk pemilihan judul saya pilih kata SHIFT sebagai unsur pembeda. Shift yang dalam kamus Bahasa Inggris bermakna: berubah, berpindah, bergeser, adalah kata yang tepat untuk menggambarkan faktor perubahan kini begitu cepat.
Pasar dan kondisi persaingan sangat dinamis, dimana faktor ICT atau Digital sebagai salah satu faktor utama perubahan, sehingga judul buku tersebut, menjadi Digital EntrepreneurShift. Dari berbagai kesempatan pre-launch buku tersebut selama sebulan terakhir, saya merasa surprise, mengingat respon penerima buku sangat positif.
Salah seorang pembaca mengirimkan pesan singkat ke saya, “Selamat pagi Pak Awal.. Terimakasih banyak atas pemberian buku Digital Entrepreneurshift-nya. Buku yg sangat bagus dan ditulis dengan cara berbeda. Sekali lagi terimakasih dan semoga Pak Awal semakin sukses.” Salam hangat, Natigor.
Apapun respon dari pembaca menjadi semacam vitamin dan energi untuk membagikan konsep “three-ways” ala korporasi yang dimodifikasi kedalam bahasa sederhana sehingga dapat dengan mudah diimplementasikan oleh pelaku UKM.
Konsep “three-ways” menjadi semacam tools untuk memudahkan pelaku UKM memahami pemanfaatan ICT. Dimulai dari pemahaman mindset atau pola pikir yang harus siap untuk “berubah”.
Pola pikir penting, sebab menentukan arah bisnis kedepannya. Akan menentukan seberapa kuat Anda mengawal perubahan yang dilakukan. Karena pemanfaatan ICT bukanlah semudah membalik tangan, begitu ON maka profit langsung datang. Semuanya melalui proses. Disinilah letak pola pikir berperan.
Mengingat proses “berubah” tidak akan pernah berhenti sampai kapanpun seusia bisnis Anda, maka kali ini saya ingin berbagi tentang tranformasi ala UKM atau bagaimana menyiasati perubahan yang begitu cepat, dengan konsep yang disusun kedalam bentuk Simplify – Serve – Save, sebagai berikut :
- SIMPLIFY
Faktor kesederhanaan atau simple adalah kunci dalam pergerakan bisnis UKM. Model bisnis yang sederhana menyebabkan pelaku UKM sangat mudah dan cepat dalam memutuskan sesuatu yang berkaitan dengan perjalanan bisnisnya.
Faktor birokrasi sebisa mungkin diminimalisir. Dengan bisnis model yang sederhana dan ramping maka akan menunjang keunggulan bersaing.
Simplify juga berkaitan dengan seberapa besar upaya Anda untuk “streamlined process to reduce time to market”. Anda harus bisa mempercepat proses produksi hingga pengantaran ke tangan pelanggan.
- SERVE
Di era digital, tentu akan banyak perubahan model bisnis, termasuk saluran penjualan yang Anda pilih (channeling). Kegiatan penjualan dipindahkan dari “physical channel” menjadi “online channel”, termasuk juga “service channels”-nya juga di online-kan.
Pelanggan akan semakin mudah mengakses apapun kepada bisnis Anda. Mulai dari akses informasi, penjualan, pembayaran, delivery hingga layanan komplain. Meskipun layanan via online, bukan berarti kadar atau kualitas layanan menjadi turun.
Media online sangat luas dan mudah diakses publik. Sehingga sekali melakukan kesalahan, efek negatifnya juga semakin meluas dan tentu saja akan merepotkan bisnis Anda. Jadi tetaplah menjaga kualitas Customer Relationship termasuk via online.
- SAVE
Langkah perbaikan di lini proses produksi tentu akan menambah deretan efisiensi alias cost optimation. Semakin optimal biaya yang Anda lakukan, maka tingkat persaingan produk Anda akan semakin tinggi.
Hingga kini, di dunia pemasaran, faktor harga masih mendominasi sebagai faktor penentu pembelian.
Strategi menekan biaya produksi menjadi penting agar harga jual mampu bersaing dengan tetap memperhatikan keuntungan (nett-profit). Jangan segan-segan untuk menitipkan proses produksi ke pihak lain jika memang dianggap lebih efisien. Terlebih jika proses produksi tersebut bukan termasuk core bisnis Anda. (http://www.indotelko.com/kanal_klinik_ukm?di=1&c=lip&it=Kunci-Perubahan-Sukses)-FatchurR