Mandeh Raja Ampatnya Sumatra Barat
Saat Menpar Arief Yahya melakukan lawatan ke Kawasan Mandeh pada 16/5/2015, ia tanpa sungkan menyampaikan kekagumannya. “Ini benar2 luar biasa. Laksana Raja Ampat. Kalau yang ini Raja Ampatnya Sumatera,”katanya.
Kata Arief, Mandeh berpotensi pariwisata yang menjanjikan. Kawasan dengan teluk indah dan jajaran pulau. Belum lagi keindahan bawah lautnya yang kaya biota. Di sana ada kapal perang punya Belanda. Jadi tidak hanya keindahan saja yang ditawarkan di Kawasan Mandeh. Cerita perjuangan bangsa Indonesia juga ada.
Ke Mandeh, ongkosnya lebih murah dari Raja Ampat. Jarak dari Jakarta cukup dekat. Tidak lebih Rp1 juta naik pesawat dari Jakarta, wisatawan sampai ke sana. Kemenpar akan mengembangkan Mandeh jadi destinasi utama wisata nasional. Setelah itu diarahkan jadi kawasan ekonomi khusus pariwisata, seperti di Mandalika, Lombok. “Targetnya 2017, menunggu infrastrukturnya selesai” tutur Arief.
Kira2 butuh investasi 300 juta dolar AS mengembangkan Kawasan Wisata Mandeh, Pesisir Selatan. Jika dibanding kawasan wisata di Mandalika NTB, kawasan wisata Mandeh butuh biaya yang jauh lebih besar. Di Mandalika, dengan anggaranRp2,1 triliun, itu sudah bisa jalan. Di Mandeh, Arief memperkirakan angka itu tidak cukup, karena harus membuat akses jalan lebih bagus.
Melalui investasi untuk pengembangan infrastruktur dan akses ini, ia berharap hasilnya menarik minat para investor lain turut memperkuat aktivitas ekonomi di wilayah itu. Arief menilai, wilayah Mandeh memiliki keindahan dan potensi wisata alam yang mirip dengan Kepulauan Raja Ampat di Papua.
“Kalau ke sini (Mandeh) tiket pesawatnya kan lebih murah daripada ke Raja Ampat. Jadi akan lebih baik kalau bisa menyambangi ke sini juga,” katanya saat konferensi pers di Mandeh. (Singgalang, Senin 18 Agustus)
Ini Mandeh
Kawasan Mandeh luanya 18 ribu HA. Namanya Mandeh, karena di kawasan itu ada Kampung Mandeh. Mandeh menawarkan keindahan dan pesona elok. Teluk yang memiliki pulau2 dengan posisi melingkar ini punya kekayaan melimpah. Terumbu karang ditingkahi aneka jenis ikan dan deretan hutan bakau. Permukaan airnya juga tenang.
Seiring diresmikannya Mandeh sebagai Kawasan Wisata Bahari Terpadu Nasional (KWBTN) oleh pemerintah pusat, pemerintah setempat langsung ambil langkah mempercepat pengembangan kawasan tersebut. Seperti dengan membangun dermaga, penginapan dan sarana lainnya.
Selain itu, Pemkab Pesisir Selatan (Pessel) juga melakukan pengembangan sumberdaya pariwisata yang didasarkan pada nilai agama, tradisi dan norma yang berlaku di masyarakat. Di sisi lain, KWBTN Mandeh siap dijadikan sebagai Tol Laut Sumatera Barat (Sumbar). Kementerian PPN/Bappenas mendukung langkah tersebut.
Untuk realisasi Tol Laut Sumbar, Pemkab Pessel menggandeng perusahaan angkutan kapal, PT. Pelindo dan menarik investasi sebesar mungkin. Mengingat semakin dikenalnya KWBTN Mandeh, Kecamatan Koto XI Tarusan sebagai destinasi wisata baru, tentu makin banyak orang yang ingin berkunjung.
Kadispar, Pemuda Olahraga dan Ekonomi Kreatif setempat, Gunawan mengatakan, 25 buah pulau kecil di perairan Pesisir Selatan berpotensi dikembangkan sebagai tempat wisata bahari dan wisata selam permukaan (snorkeling). Ke-25 pulau kecil itu hingga kini masih belum tergarap secara maksimal.
Saat ini, pulau2 kecil di daerah itu mulai digarap swasta jadi objek wisata yang dikenal luas, dalam dan luar negeri. Pulau itu seperti Cubadak, Pulau Pagang, Penyu, Kerabak Gadang dan Kerabak Kecil. Masih disekitar Kawasan Wisata Bahari Mandeh, terdapat beberapa pulau kecil lain : Pulau Setan, Pulau Marak, Pulau Karao, Pulau Babi dan beberapa pulau lainnya.
Pulau Cubadak dengan luas sembilan hektare di Kecamatan Koto XI Tarusan saat ini dikelola investor asing dari Italia. Sedangkan Pulau Pagang dengan luas 12 hektare, Pulau Penyu, serta beberapa pulau lainnya dikelola investor dalam negeri.
Keindahan bawah laut
Layaknya seperti Raja Ampat, Mandeh juga kaya dengan keindahan bawah lautnya. Selain biota laut dan terumbu karangnya, di bawah laut Mandeh terdapat saksi bisu sejarah kedatangan Belanda ke Sumatera Barat. Ada situs arkeologi kapal tenggelam MV Boelongan Nederland, kapal Belanda yang tenggelam dibom tentara Jepang pada 1942.
Kapal berukuran 72,7 Mt itu bermesin diesel yang didesain tahun 1915. Saat ini, kondisinya masih utuh pada kedalaman 25 meter di bawah laut Taman Laut Mandeh. Selain keindahan alamnya, Kawasan Mandeh menjanjikan alam bawah lautnya bagi parapenggemar wisata bahari,diving maupun snorkeling.
Maret 2015 lalu, sejumlah fotograferunderwater profesional kelas dunia berdatangan untuk berburu foto bawah laut kawasan ini yang bertajuk ‘Expedition Underwater Taman Laut Mandeh’.
Nia Naelul Hasanah, peneliti arkeologi maritim sekaligus Kepala Sub Pelayanan Teknis Loka Penelitian Sumber Daya dan Kerentanan Pesisir Kementerian Kelautan dan Perikanan menyebutkan, sejak Desember 2014 dengan melibatkan beberapa tim penyelam, LPSDKP telah menyelenggarakan kegiatan dokumentasi bawah air situs kapal tenggelam tersebut.
Kegiatan itu sebagai lanjutan dari penelitian arkeologi bawah laut sejak tahun 2012. (Singgalang, Minggu 31 Mei 2015). Disebutkan Nia, hasil penelitian dan dokumentasi tersebut dapat mendukung upaya pengembangan wisata bahari.
Situs kapal tenggelam MV. Boelongan Nederland juga harus ditetapkan sebagai sebagai Situs Cagar Budaya Bawah Air. Warisan budaya bawah air di Kawasan Mandeh ini dapat dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai destinasi wisata selam unggulan di Kab-Pesisir Selatan dan Sumatera Barat.
Situs Kapal Tenggelam MV. Boelongan Nederland di perairan Taman Laut Mandeh ke depannya diharapkan bisa menjadi destinasi unggulan wisata penyelaman situs kapal tenggelam di Indonesia selain USAT Liberty wreck di Tulamben, Bali atau kapal kargo Sophie Rickmers yang tenggelam tahun 1940 di laut Pulau Sabang, Aceh.
Tenggelamnya kapal MV. Boelongan Nederland saat berada di alur pelayaran-perdagangan international di wilayah pesisir barat Sumatera sejak masa Portugis hingga kolonial Belanda. Menurut Nia, berdasar berbagai literature, masa Perang Dunia II kawasan pesisir barat Sumatera jadi medan pertempuran antara pasukan Sekutu (AS, Belanda, dan Australia) dengan pasukan Poros As yang terdiri atas Jepang, Jerman, dan Italia.
Empat event wisata
Pemkab Pesisir Selatan memiliki empat event pariwisata olahraga berskala nasional dan internasional yang siap menarik minat wisatawan baik dalam maupun luar negeri berkunjung ke daerah itu. Di antaranya, Paralayang di Bukit Langkisau, Voli Pantai di Sago, BMX di Carocok dan memancing di laut lepas.
Menurut Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga pada Dinas Pariwisata Pemuda Olahraga dan Ekonomi Kreatif Pesisir Selatan, Nasral beberapa hari lalu, untuk cabang Paralayang, bahkansudah menggelar kejuaraan berskala internasional.
Dengan adanya pariwisata olahraga yang sudah berlangsung empat tahun itu, di samping memperebutkan juara, ia juga berharap peserta maupun penonton lebih leluasa melihat keindahan alam Pesisir Selatan.
Ia yakin pariwisata OR akan merata di Pesisir Selatan.Namun, kesuksesan pariwisata OR di kabupaten ini tidak lepas dari dukungan penuh masyarakat setempat. Karena, di tiap kejuaraan peserta menginap di rumah warga dan tanpa dukungan dari warga tentunya kegiatan ini tidak akan berjalan dengan baik.
Selain kegiatan-kegiatan di atas, iven internasional Tour de Singkarak 2015 akan dilakukangrand startnya di Pesisir Selatan. TdS 2015 yang bakal digelar 3-11 Oktober ini diperkirakan akan lebih meriah dari tahun-tahun sebelumnya.
Ini menjadi kehormatan Pessel dengan objek wisatanya sebagai pembuka iven internasional tahunan tersebut. Penghargaan yang pantas disandang kabupaten yang memiliki garis pantai 218 kilometer.
Mandeh merupakan keindahan. Tidak ada kata lain yang bisa disematkan kepadanya selain menakjubkan. Keseriusan pemerintah dalam menggarap daerah ini amat dinanti. (Eriandi penulis adalah wartawan harian singgalang; http://hariansinggalang.co.id/ini-mandeh-raja-ampatnya-sumbar/)-FatchurR