Hujan
Saat hujan deras, adalah salah satu saat yang baik untuk berdo’a, “Ya Allah, semoga hujan ini bermanfaat” (Hadits Buchari). Dengan hujan Allah menumbuhkan tunas tumbuhan sebagai karunia untuk umatnya yang pandai mensyukurinya.
Hujan banyak disebut di Al Qur’an dan lebih banyak membawa berkah dan rezeki (Surat Qaaf 50:9-11). Namun ada juga Allah menurunkan hujan lebat sebagai hukuman, Allah membuka pintu langit dan menurunkan hujan lebat disemburkan pula air dari tanah dan menyebabkan banjir besar (Surat Al Qamar QS 54:11).
Al Qur’an diturunkan pada tahun 610 sampai 623 M, 14 abad yang lalu. Pada jaman itu IPTEK belum banyak berkembang, mistik dan tahayul banyak menguasai masyarakat. Hujan dianggap misteri. Kalau kita kini tahu siklus air yang secara tepat disebutkan dalam Al Qur’an adalah pengetahuan yang sangat biasa dan diajarkan kepada anak2 SD.
Namun pengetahuan mengenai siklus air itu diketahui jauh ber-abad2 setelah Qur’an diturunkan. Ilmu itu pertama kali diketahui tahun 1580 oleh O.Volger dan baru di benarkan oleh para ilmuwan pada abad ke 17. Teori yang berkembang sebelumnya, bahkan sejak jaman Aristoteles (384-322 SM), bahwa ada danau-danau air di dalam perut bumi
Kemudian pada pinggiran bumi ada jurang “Tartarus”, sehingga air tumpah ke laut. Sebaliknya air kembali meresap dari laut ke dalam benua dan tersimpan dalam bentuk padat dalam gua-gua yang dingin dibawah gunung. Teori itu banyak dipercaya orang sampai abad ke 17.
Al Qur’an menulis, jauh dari mistik dan tahayul, dalam surat Al Mu’minum (QS 23:18), “…. Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran, lalu Kami jadikan air itu menetap di Bumi, dan Kami pasti berkuasa melenyapkannya ……”. Surat Faatir (QS 35:9), “
…… Allah mengirimkan angin; lalu angin itu menggerakan awan, maka Kami arahkan awan itu ke suatu negeri yang tandus lalu dengan hujan itu Kami hidupkan bumi setelah mati ….”. Surat Az-Zumar (QS 39:21), “ ……… bahwa Allah menurunkan air dari langit maka diatur-Nya menjadi sumber2 di bumi …………” dan masih banyak ayat-ayat mengenai hujan dan sumber air di Bumi.
Maha Besar Allah, masihkah engkau menyangsikan kebenaran Al Qur’an? (Sadhono Hadi; dari grup FB ILP)-FR
——-
Sajian lainnya :
1. Kutipan dari tulisan Alm KH E.Z. MUTTAQIEN
2. Egois
3. Ibuku cantik
4. Pinjami aku donk dan kecurrigaan
5. Mencari keburukan
6. Menyayangi
7. Sifat matahari
8.
———
1- Kutipan dari tulisan Alm KH E.Z. MUTTAQIEN
Rektor Unisba yang pertama.
“ANAK-2 KU ” …
Ada kehawatiran besar setiap orang tua. disaat tua, disaat daya melemah, disaat anak2 semakin sibuk.?
KESENJANGAN.
Diawali dari merenggangnya komunikasi…, terjadinya perbedaan alam pikir yg menjauh…, Dan … sulitnya saling memahami, yg mungkin skrg belum terbayang oleh kalian semua…?? tapi itu akan terjadi.
KELAK … pd saatnya kami hanya bisa berdoa dan berlinang air mata.
Mengiringi semua kekhawatiran yg menyelimuti hati kami.
Yang kami khawatirkan adalah keselamatan kalian, juga syakaratul maut kami.
“Akan adakah anak2 tercinta menggumamkan Kalimat TALKIN mengiringi perjalanan kami pulang keharibaanNya saat syakaratul maut” ??
SAAT INI kami sangat ingin komunikasi kita berjalan mesra…, ramah.., penuh rasa rindu…& canda ria.
Kami berharap komunikasi kita membuat kita saling faham memahami.
MEMANG kebersamaan kita hanya sebentar. Hanya ±30 tahunan, Sisanya kalian akan bersama insyaAllah dengan pasangan kalian masing2 sampai akhir hayat. Rasanya sebentar, belum cukup kita berbagi rasa diwaktu 30 tahunan. Tapi mudah2an komunikasi yg kita bangun kini bisa memperpanjang kebersamaan rohani kita & mengecilkan rasa khawatir yg selalu ada di hati kami.
ANAKKU…
Jaga Sholat kalian, Jaga Shodaqoh kalian, Selalu Berbuat Baik, Jangan pernah letih & malas utk mendekatkan diri kpd ALLAH. Berdoa lah selalu untk orang….tuamu, setiap selesai sholat….
Berbuatlah yg bisa membuat Orang Tua kalian berbahagia di Alam Barzah dan Akhirat kelak…Aamiin.
Kami TITIPKAN masa depan Akhirat kami kpd Akhlaq Mulia kalian”., Maha suci Allah SWT Aamiin, YRA.. A68 Pipiet Suprihatin)-FatchurR
——–
2-Egois
Mari kita cari tau apa itu EGOIS. Sifat Ego itu adalah anugrah dari Allah.
Bukan bagaimana cara menghilangkannya namun harus dikendalikan.
Bagaimana caranya? Caranya, Yakini (sadari).
* Kita mahluk yg tidak sempurna dan banyak kelemahannya…
* Kita mahluk yang membutuhkan orang lain dan bukan sekedar dibutuhkan orang lain….
* Berpikir dengan ke-arif-an…( arif itu didapat dari keilmuan/ daya nalar dan kecerdasan)..
* Kecerdasan itu bagaimana kita cari akar permasalahannya dan dapat mengurai akar permasalan tsb.
Dan kecerdasan itu.. lebih memberikan/ melayani kebutuhan orang lain. (Sapuwan Ksg; dari grup WA-78)-FR
——-
3-Ibuku cantik
Suatu pagi seorang anak gadis berkata pada ibunya; “Ibu, ibu selalu terlihat cantik. Aku ingin seperti ibu, beritahulah aku caranya.”
Dengan tatapan lembut & senyum haru, sang ibu menjawab: “Untuk bibir yang menarik, ucapkanlah perkataan yang baik”; “Untuk pipi yang lesung, tebarkanlah senyum ikhlas kepada siapapun…”
“Untuk mata yang indah menawan, lihatlah selalu kebaikan orang lain…”
“Untuk tubuh yang langsing, sisihkanlah makanan untuk fakir miskin…”
“Untuk jemari tangan lentik menawan, hitunglah kebajikan yang telah diperbuat orang kepadamu…”
“Untuk wajah putih bercahaya, bersihkanlah kekotoran batin…”
Anakku..
Janganlah sombong pada kecantikan fisik karena itu akan pudar oleh waktu. Kecantikan perilaku tidak akan pudar walau oleh kematian..
~Jika kamu BENAR, maka kamu tidak perlu marah; ~Jika kamu SALAH, maka kamu wajib minta maaf.
~Kesabaran dengan keluarga adalah KASIH; ~Kesabaran dengan orang lain adalah HORMAT.
~Kesabaran dengan diri sendiri adalah KEYAKINAN; ~Kesabaran dengan TUHAN adalah IMAN.
~Jangan terlalu mengingat masa lalu, karena hal itu akan membawa AIR MATA.
~Jangan terlalu memikirkan masa depan, karena hal itu akan membawa KETAKUTAN.
~Jalankan saat ini dengan senyuman, karena hal itu akan membawa KECERIAAN !
~Setiap ujian dalam hidup ini bisa membuat kamu pedih atau lebih baik.
~Setiap masalah yang timbul bisa menguatkan atau menghancurkan.
~Pilihan ada padamu, apakah kamu akan memilih menjadi korban atau pemenang.
~Carilah hati yang indah dan bukan wajah yang cantik. ~Hal-hal yang indah tidak selalu baik, tapi hal-hal yang baik akan selalu indah (Djohan Noor; dari grup WA-78)-FR
————
4-Pinjami aku donk dan kecurrigaan
“Bro, aku lagi butuh 500 ribu, penting banget, darurat. Please, tolong pinjami aku dulu”.
Sahabatnya membalas: “Tunggu barang setengah jam ya bro, insya Allah nanti aku transfer”.
Sudah lewat dari 1/2 jam . . satu jam . . tapi sahabatnya tidak juga memberi kabar. Ketika ditelpon pun ternyata HP nya tidak aktif.
Ia pun mengirim SMS : “Selama ini aku tidak pernah mengecewakanmu bro. Tapi kenapa sekarang engkau lari dariku?! Apa salahku?”
Setelah dibaca, sahabatnya menelpon kembali dan berkata:
“Astaghfirullah, semoga Allah mengampunimu, Aku tidak bermaksud mematikan HP untuk lari darimu. Aku mematikan HP karena aku sedang menjual HPku untuk membantu kebutuhanmu. Lalu, dari sisa penjualan, aku belikan HP second yang murah agar bisa menghubungimu”.
Manusia hari ini suka berprasangka karena lingkungan yang suka mempengaruhi. Ada sangkaan baik…dan ada sangkaan buruk…
Orang diam disangka sombong; Orang yang bersantai disangka malas;
Orang yang pakai baju baru disangka pamer; Orang baik disangka buruk;
Orang buruk disangka baik; Orang tersenyum disangka mengejek;
Orang bermuka masam disangka tidak suka; Orang yg wajahnya menawan disangka pakai susuk;
Siapa tahu.. Yang diam itu karena berzikir kepada Allah;
Siapa tahu… Yang tersenyum itu karena ingin menyenangkan hati orang lain;
Siapa tahu… Yang bermuka masam itu karena mengenangkan dosa-dosanya;
Siapa tahu… Yang menawan itu karena bersih hati dan fikirannya;
Siapa tahu… Yang ceria itu karena cerdas fikirannya & senantiasa mengingat Allah..
Mari…. Hilangkan fikiran negatif….; Kembangkan energi positif… Biasakan berfikir positif..
Apalagi menghasut spy membenci org lain…
Menjelek kan org lain, karena berpikir terlalu pendek dan tdk tau apa maksud baik org.
Berikan seribu alasan kebaikan kepada sahabat.. Agar hidup ini lebih inspiratif…. (Sapuwan Ksg; dari grup WA-78)-FR
———-
5-Mencari keburukan
Ketika kita sibuk cari2 keburukan orang lain, bisa jadi malah kita tak sempat melihat keadaan diri kita sendiri, bahkan mengakibatkan membuncahnya kebencian kepada orang lain dan cenderung sangat mencintai diri sendiri hingga ke tingkat narsis.
Sayyidina Ali ra mengatakan “Cintailah kekasihmu sewajarnya saja, siapa tahu kelak justru akan menjadi kebencianmu. Bencilah seterumu sewajarnya saja, siapa tahu kelak ia justru akan menjadi kekasihmu”
Ibrahim bin Adham, sufi besar mengajarkan kepada kita cara efektif mengeliminasi kebencian, yaitu dengan cinta dan kasih sayang. Untuk itu ia mengajarkan latihan spiritual yang sangat berat untuk mencapai tingkat tersebut. Sebab, dengan menyebar cinta dan kasih sayang akan muncul kedamaian hati dan ketenangan batin. (Sapuwan Ksg; dari grup WA-78)-FR
———–
6-Menyayangi
Abu huraira rall. Mengatakan bahwa Nabi SAW bersabda : “Allah memiliki seratus rahmat; Dari seratus rahmat itu,…Hanya satu yg diturunkan Allah kpd jin , manusia , hewan jinak dan buas.
Dengan Rahmat tsb , mereka saling mengasihi dan menyayangi….
dan dengan rahmat itu pula, binatang buas dapat menyayangi anaknya.
Adapun 99 Rahmat Allah yg lain, itu ditangguhkan Allah, Karena Allah akan memberikannya kpd para hambaNYA yg sholeh, pada hari kiamat kelak…… (HR.Muslim). (Sapuwan Ksg; dari grup WA-78)-FR
———–
7-Sifat matahari
Matahari tak pernah meminta bulan pergi saat bulan melintas di depannya.
Matahari tak pernah mengusir bulan saat bulan menghalangi sinarnya.
Matahari tak pernah menangis saat ia tak bisa menghangatkan bumi karena bulan berpijak di depannya.
Karena matahari sadar; Ia bukan siapa-siapa; Karena matahari sadar; Bukan ia yang memiliki alam raya.
Maka matahari dengan senang lebih memilih menyapa bulan yang berpapasan dihadapannya daripada membenci. Bertasbih memuji-Nya karena bersyukur masih bisa bersilaturahmi.
Mengikhlaskan semuanya karena ia yakin, inilah takdir Ilahi. Begitulah gerhana yang terjadi di pagi yang cerah ini. Bulan dan matahari saling menghargai, tak saling berebut untuk bisa menyinari bumi.
Sama halnya saat kau berusaha dan bekerja, ada kalanya orang-orang diluar sana menutupi sinarmu, meredupkan harapanmu. Saat kau berusaha bersinar, ada kalanya orang-orang diluar sana menghalangi cahayamu, menjatuhkan semangatmu..
Maka, tetaplah tersenyum, ikhlas dan tetap bersyukur layaknya matahari. Karena itu semua sudah di gariskan oleh ALLAH SWT, Tugas kita ialah menerima semua dengan penuh keihlasan dan banyak2 bersyukur dan perbanyak istiqfar. (Ayi Priatna; dari grup WA-78)-FR
———–
8-Muhasabah
Keberanian seseorang didalam berjuang menegakkan agama; sama sekali tidak akan mempercepat kematiannya. Ketakutan seseorang untuk berjuang di jalan Allah…sehingga hanya diam tidak peduli dengan dakwah…sama sekali tidak akan memperlambat atau menunda kematiannya..
Tidak usah takut kematian…karena Izroil tidak pernah salah dalam mencabut nyawa.
Tugas kita senantiasa memantaskan diri…agar ketika menjemput nyawa kita…Izroil menampakkan wajah ramahnya…dengan lembut dan sayang mencabut nyawa kita. Sambil berbisik : “Salaamun ‘alaika” (Ayi Priatna; dari grup WA-78)-FR
———-
9- Bagian dari hidup hamba
Bila hari ini jadi bagian hidup hamba; Berikanlah kemudahan dan kelancaran untuk menjalaninya…
Bila kelopak mata hamba masih dapat terbuka…
Bimbinglah penglihatan hamba untuk senantiasa melihat kebaikan dan kebenaran…
Bila mulut hamba masih diizinkan berucap; Tuntunlah agar senantiasa mengatakan kejujuran…
Bila kaki hamba masih diberi kemampuan melangkah. Antarkanlah ke tempat2 yang jadi ibadah hamba.
Bila tangan hamba masih dapat digerakkan; Gerakkanlah untuk memberi kebaikan dan menolong bagi orang2 yang dalam kesulitan…
Bila matahari masih diperkenankan bagi tubuh hamba…
Sempurnakanlah cahaya-nya di pagi ini menyinari seluruh tubuh hamba…
Bila udara jadi bagian bagi nafas hamba. Lapangkanlah rongga dada hamba untuk menerimanya.
Bila dari rezeki yang diturunkan di muka bumi ini masih ada bagian haq hamba…
Datangkanlah dalam jumlah banyak bagi hamba yang halalan toyiban dari segala arah…
Agar hamba dapat memberi manfa’at bagi orang-orang yang membutuhkan pertolongan. (Sapuwan ; dari grup WA-78)-FR