KA barang dalam pusaran Logistik Nasional
Distribusi logistik pegang peran penting dalam pergerakan ekonomi nasional. Beraneka kebutuhan pokok dan pendukung kehidupan didistribuskan lewat berbagai moda transportasi. Angkutan transportasi laut, sungai, udara, dan darat dimaksimalkan memperlancar distribusi logistik nasional.
Dari tahun ke tahun, potensi angkutan transportasi dioptimalkan agar distribusi makin mulus, salah satunya angkutan barang berbasis rel alias KA. Sebagai moda transportasi yang bergerak di jalur tersendiri, KA unggul dalam kelancaran lintas, perjalanan lebih terprediksi, tepat waktu, kapasitas angkut besar, dan tanpa pungutan liar.
Nilai unggul ini mulai dilirik pemerintah sehingga berbagai program peningkatan distribusi logistik makin banyak yang melibatkan KA. Seperti angkutan KA barang terhubung Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, rencana reaktivasi jalur angkutan KA barang dari Stasiun Semarang Tawang ke Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang
Baru2 ini proyek pengoperasian KA angkutan barang ke Jakarta International Container Terminal (JICT) di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok. Proyek anyar KA angkutan barang ke JICT ini merupakan garapan multi perusahaan yang melibatkan PT Kereta Api Logistik (Kalog). Yakni anak perusahaan PT KAI sebagai pengelola bisnis jasa logistik,
PT KAI Properti Majamenen (KAPM) juga anak perusahaan PT KAI sebagai pembangun prasarana jalur KA di area JICT. JICT sebagai perusahaan yang terkait operasional di terminal, Bea dan Cukai, Badan Karantina, Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok, dan PT Cikarang Dry Port (CDP).
Sebelum benar2 beroperasi, pada Kamis (18/2), angkutan KA Pelabuhan ini diuji coba oleh PT Kalog bersama JICT, disaksikan dan ditinjau Kemenko Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli. KA Pelabuhan JICT dijadwalkan beroperasi komersial, untuk melayani angkutan peti kemas relasi JICT – Cikarang Dry Port (CDP).
Dengan stamformasi 30 Gerbong Datar (GD). Pada tahap awal, dua rangkaian KA dioperasikan tiap hari untuk perjalanan pulang-pergi (PP) atau 240 TEUs dari kapasitas sebanyak 720 TEUs. Ke depan, selain Cikarang Dry Port, akan ada tujuan lain yang kini tengah dipetakan untuk dikembangkan lebih lanjut.
Program konektivitas angkutan KA ke pelabuhan itu langkah inisiatif pemerintah yang fokus perbaikan kinerja sistem logistik nasional yang kini belum efisien dan kompetitif. Dengan akses moda KA ke pelabuhan ini diharapkan mampu berkontribusi menurunkan biaya logistik nasional, serta jadi alternatif moda angkutan barang selain trucking.
Para pelaku bisnis banyak yang menggunakan angkutan barang dengan KA karena merasakan manfaat dari nilai unggulnya. Sebut saja angkutan Batu Bara PT BA, BBM Pertamina, Semen Bima PT Star, Semen Tiga Roda, Semen Holcim, Semen Padang, Aqua, Pupuk PT Pusri, dan masih banyak lainnya.
Tak hanya angkutan barang “kelas berat”, kereta api barang juga melayani angkutan logistik lainnya serta hantaran paket. Angkutan motor menggunakan kereta api merupakan salah satu jenis layanan angkutan barang yang banyak digunakan oleh masyarakat.
Tahun 2016, PT KAI menargetkan mengangkut 62,92 juta ton barang. Tahun ini, PT KAI meningkatkan porsi pendapatan dari angkutan barang di Jawa dan Sumatera dengan menawarkan konsep Total Logistic Solution kepada customer untuk memberi layanan angkutan barang pick up & delivery secara door to door services.
Distribusi logistik nasional ini rangkaian panjang dari berbagai sistem transportasi di Indonesia, masing2 dengan keunggulan tersendiri. Angkutan KA barang sebagai salah satu mata rantai dari perputaran distribusi logistik nasional diharap berkontribusi mengurangi dwelling time, dan mendukung kelancaran angkutan barang di bumi pertiwi. (http://biz.kompas.com/read/2016/04/05/083000328/Geliat.KA.Barang.dalam.Putaran.Logistik.Nasiona)-FatchurR