Aman berpuasa bagi Diabetasi
KOMPAS.com-Puasa Ramadhan kewajiban umat Muslim dengan beberapa pengecualian, salah satunya saat mengalami sakit atau gangguan kesehatan. Namun penderita diabetes yang tetap menjalankan ibadah puasa. Ini adalah keputusan pribadi.
Tapi alangkah baiknya, jika Diabetasi yang ingin puasa, paham dulu risiko yang mungkin timbul dan tahu langkah yang bisa dilakukan memperkecil risiko2 itu. Studi epidemiologi besar yang dilakukan di 13 negara2 Islam yang melibatkan 12.243 individu dengan diabetes yang berpuasa bulan Ramadhan menunjukkan, terjadinya komplikasi akut yang jumlahnya cukup signifikan.
Namun, beberapa studi tentang topik yang mirip dengan kelompok kecil pasien menunjukkan, bahwa tingkat komplikasi mungkin tidak meningkat secara signifikan. Inilah beberapa komplikasi potensial utama yang terkait dengan Puasa pada pasien dengan diabetes.
1. Hipoglikemia
Turunnya asupan makanan merupakan salah satu faktor risiko utama hipoglikemia (gula darah rendah). Hasil laporan dari diabetes Control and Complications Trial (DCCT) menunjukkan, peningkatan tiga kali lipat risiko hipoglikemia berat pada pasien yang berada dalam kelompok yang ditangani dengan intensif dan memiliki nilai rata-rata HbA1c (A1C) tujuh persen.
Diperkirakan hipoglikemia menyumbang 2-4% terhadap kematian pasien dengan diabetes tipe-1. Tidak ada perkiraan yang dapat dijadikan pegangan mengenai kontribusi hipoglikemia terhadap kematian pada diabetes tipe-2. Namun, kasus kematian karena hipoglikemia pada diabetes tipe-2 jauh lebih jarang dibanding pada tipe-1.
- Hiperglikemia
Studi jangka panjang tingkat kematian orang dengan diabetes, seperti yang dilakukan DCCT dan UKPDS, menunjukkan hubungan antara hiperglikemia, komplikasi mikrovaskuler, dan kemunginan komplikasi makrovaskuler.Hiperglikemia terjadi, mungkin karena pengurangan dosis obat untuk mencegah hipoglikemia secara berlebihan. Pasien dengan asupan gula tinggi (biasa terjadi di bulan puasa), dilaporkan juga mengalami peningkatan hiperglikemia secara signifikan. - diabetes ketoasidosis
Pasien dengan diabetes, terutama mereka dengan diabetes tipe 1, yang berpuasa sebulan Ramadhan berisiko mengalami diabetik ketoasidosis, terutama jika mengalami hiperglikemik sebelum Ramadhan. Peningkatan risiko diabetes ketoasidosis terjadi karena pengurangan dosis insulin berlebihan, berdasar pada asumsi asupan makanan berkurang selama sebulan. - Dehidrasi dan trombosis
Batasan asupan cairan selama puasa, terutama jika berkepanjangan, merupakan penyebab dehidrasi. Dehidrasi dapat menjadi parah di iklim panas dan lembab dan di antara individu2 yang melakukan kerja fisik berat.Manajemen Berpuasa
Bagi penderita diabetes, kesadaran mengatur hal2 yang diperlukan mencegah terjadinya komplikasi seperti di bawah ini, sangat diperlukan. Anda harus berkonsultasi dengan dokter sebelum berpuasa, pada saat berpuasa terutama jika terjadi gangguan kesehatan, dan periksa diri lagi setelah Ramadhan .1. Pantau kadar glukosa lebih sering
Sangat penting bahwa pasien memiliki sarana untuk memantau kadar glukosa darah mereka beberapa kali sehari. Hal ini sangat penting pada pasien dengan diabetes tipe 1 dan pada pasien dengan diabetes tipe 2 yang membutuhkan insulin.2. Pengaturan nutrisi
Pola makan selama bulan Ramadhan seharusnya tidak berbeda pola makan yang sehat dan seimbang sehari-hari. Tujuannya mempertahankan massa tubuh yang konstan.Karena adanya penundaan proses cerna selama Ramadhan, konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat kompleks disarankan pada sahur. Makanan dengan karbohidrat yang lebih sederhana mungkin lebih tepat di makan saat berbuka. Perbanyak asupan cairan selama jam2 tidak berpuasa dan makan sahur selambat mungkin sebelum dimulainya waktu berpuasa.
3. Olahraga
Pertahankan tingkat aktivitas fisik yang normal. Hindari aktivitas fisik yang berlebihan karena dapat menyebabkan risiko hipoglikemia menjadi lebih tinggi.4. Berbuka puasa
Semua orang dengan diabetes harus memahami bahwa mereka harus selalu dan segera mengakhiri Puasa jika glukosa darah <60 mg/dl [3,3 mmol/l], inilah saat hipoglikemia terjadi.Puasa juga sebaiknya dibatalkan jika glukosa darah mencapai <70 mg / dl (3,9 mmol/l) dalam beberapa jam pertama setelah dimulainya puasa, terutama jika penggunaan insulin dilakukan pada dini hari.
Begitupun jika glukosa darah melebihi 300 mg/dl (16,7 mmol/l), segera batalkan Puasa Anda. Pasien harus menghindari Puasa pada saat-saat sakit.
5. Penilaian medis pra-Ramadhan
Semua pasien Diabetasi yang ingin berpuasa 1 bulan Ramadhan harus menjalani persiapan yang perlu untuk melakukan Puasa seaman mungkin. Ini termasuk konseling dan penilaian medis oleh dokter Anda. (Lily Turangan; Bestari Kumala Dewi; diabetes UK; http://health.kompas.com/read/2016/06/05/202755823/puasa.aman.bagi.penderita.diabetes)-FatchurR