Jangan berlebihan ketika anak demam
KOMPAS.com – Seringkali ortu cemas saat anak/cucu mengalami demam. Kecemasan itu menimbulkan tindakan berlebihan bukan hanya dilakukan ortu tapi juga sebagian dokter. Padahal demam umumnya tak berbahaya. Demam merupakan salah satu mekanisme tubuh untuk mengatasi infeksinya.
Demam biasanya tidak mengindikasikan sesuatu yang serius. Demam tak membahayakan dan bisa saja justru merupakan suatu pertanda yang baik-kondisi ini seringkali cara tubuh untuk melawan infeksi-dan tidak semua keadaan demam perlu diobati. Namun, demam tinggi bisa membuat anak tidak nyaman. Tetapi harus diwaspadai sebagai penyakit yang tidak ringan bila demam menimbulkan dehidrasi, kejang atau kesadaran menurun.
Demam pada umumnya disebabkan karena infeksi virus yang sebagian besar tidak memerlukan antibiotika dan tidak berbahaya kecuali disebabkan virus dengue penyebab Demam Berdarah. Seringkali terjadi overdiagnosis penyakit tifus padahal anak hanya mengalami infeksi virus biasa.
Seringkali tindakan panik dan tindakan berlebihan dilakukan oleh orangtua bahkan sebagian dokter saat menangani demam pada anak. Saat terjadi demam kadang orangtua masih khawatir dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Diobati sendiri, harus segera ke dokter atau harus segera cek darah. Dalam menyikapi tersebut, setiap orangtua dan setiap dokter berbeda. Ada yang meremehkan ada yang berlebihan. Sebagian orangtua, demam sedikit harus segera ke dokter.
Bahkan sebagian dokter juga kadang berlebihan, demam sebentar langsung diberi obat antibiotika dan langsung mengadviskan harus cek darah. Tidak semua keluhan demam harus diberikan obat antibiotika atau harus langsung cek laboratorium. Tindakan yang berlebihan seperti itu justru sering merugikan anak dibanding efek demam itu sendiri.
Demam lebih dari 72 jam tidak harus selalu periksa laboratorium darah karena tidak selalu disebabkan karena demam berdarah atau tifus. Sebaiknya, pemeriksaan laboratorium harus berdasarkan advis dokter. Bukan berdasarkan permintaan sendiri atau berdasarkan advis petugas laboratorium.
Perlu tidaknya cek darah atau jenis pemeriksaan laboratorium harus sesuai dengan manifestasi klinis pada anak agar tidak berlebihan. Kalau ragu-ragu sebaiknya menghubungi dokter anak bisa konsultasi langsung atau pertelepon, apakah perlu cek darah atau tidak.
Untuk minta advis jenis pemeriksaannya. Seringkali terjadi dokter hanya mengadviskan cek darah lengkap, tetapi atas advis perugas laboratorium atau keinginan sendiri menambah jenis pemeriksaan yang tidak perlu.
Tetapi sebaliknya, orang tua juga jangan terlalu meremehkan bila demam disebabkan karena penyakit berbahaya disertai gangguan yang mengancam jiwa atau membuat penyakitnya lebih berat bila terlambat penanganannya. Hal penting lain adalah pengukuran suhu saat anak demam.
Untuk bayi, ukur suhu dubur karena paling mendekati suhu tubuh yang sebenarnya. Anak besar, ukur suhu di daerah mulut atau telinga. Suhu di ketiak sekitar 0,5 sampai 0,8 derajat lebih rendah dari suhu rectal. Jangan “menebak” suhu tubuh berdasarkan perabaan tangan tanpa menggunakan termometer.
Mencari penyebab demam pada anak
Dalam keadaan demam sebenarnya yang lebih penting adalah mencari penyebabnya. Orangtua tidak perlu kawatir bila penyebabnya adalah infeksi virus biasa. Harus diwaspadai bila demam tersebut disebabkan penyakit berbahaya seperti DBD, meningitis atau infeksi otak.
Bila dicurigai infeksi bakteri seperti tifus atau infeksi saluran kencing harus konsultasi ke dokter. Penting untuk diketahui, seringkali terjadi overdiagnosis penyakit tifus karena pemeriksaan laboratorium tifus sangat sensitif dan menyesatkan bila tidak cermat mengamati tanda dan gejala penyakitnya.
Langkah yang harus dilakukan adalah :
1. Penyebab paling sering, infeksi virus. Meski kadang sedikit lesu tetapi, bila anak masih aktif dan mau bermain di lantai biasanay disebabkan karena infeksi ringan seperti infeksi virus. Infeksi virus ditandai dengan pilek dan atau batuk, atau diare tanpa darah.
Sebagian infeksi virus tanpa gejala batuk, pilek atau gangguan lain. Ciri khas infeksi virus demam biasanya akan tinggi dalam 1-2 hari pertama, saat hari ke 3-5 turun atau kadang hari ke 4-5 naik lagi tetapi tidak setinggi hari ke 1-2. Biasanya hari ke 6-7 akan membaik sendiri. Dalam keadaan seperti ini tidak perlu antibiotika dan tidak perlu cek darah.
2. Demam berdarah dengue. Infeksi virus yang paling harus diwaspadai adalah DBD dengan tampilan khas demam biasanya akan tinggi dalam 1-2 hari pertama, saat hari ke 3-5 turun atau kadang hari ke 4-5 naik lagi tetapi tidak setinggi hari ke 1-2. Tetapi saat hari ke 3-5 anak sangat lemas tidak mau main turun ke bawah sepanjang hari anak tidur dan hanya mau digendong berebah di sandaran.
Dalam keadaan seperti ini dianjurkan untuk periksa darah lengkap, atau IgG IgM Dengue. Tetapi tidak perlu cek widal atau IgG Tiphus. Juga tidak perlu cek CRP, SGOT, SGPT. Pemeriksaan untuk penyakit tifus sering sangat sensitif, dimana saat terkena infeksi virus hasil pemerikaan widal atau IgG Tiphus meningkat padahal tidak menderita penyakit tifus.
Hal ini yang menunjukkan bahwa penderita demam berdarah juga didiagnosis sakit tifus. Sebenarnya yang terjadi hasil laboratorium tifus sering menyesatkan karena menimbulkan tanda positif palsu. Hal ini sering terjadi terutama pada penderita alergi dan hipersensitif saluran cerna
3. Radang selaput otak atau infeksi otak (Meningitis atau ensefalitis). Infeksi virus yang berbahaya lainnya adalah meningitis dan ensefalitis. Penyakit ini hars dicurigai bila demam disertai kejang berulang dan lama atau disertai kesadaran menurun.
4. Infeksi bakteri. Penyebab infeksi yang jarang adalah infeksi bakteri. Ciri khasnya adalah saat hari 1-2 tidak terlalu tinggi, tetapi hari ke 3-5 semakin tinggi. Infeksi bakteri yang harus dicurigai adalah infeksi saluran kencing, tifus, bronkitis, pnemonia atau infeksi bakteri lainnya. Dalam keadaan seperti ini, sebaiknya harus dikonsultasikan ke dokter.
5. Penyebab jarang. Penyebab lain sangat jarang seperti reaksi auto immun, keganasan dan sejenisnya. Hal ini terjadi bila demam lebih dari 5-7 tidak diketahui sebabnya.
6. Demam tinggi bukan disebabkan karena tumbuh gigi. Hal sering mengecoh klinisi terutama pada penderita alergi atau hipersenitif saluran cerna. Dalam keadaan demam mereka mengalami gangguan pencernaan dan gangguan di sekitar mulut seperti gusi bengkak, bibir kering, lidah putih, lidah berpulau (geographic tongue), bibir kering dan berdarah. Pada keadaan gusi bengkak sering dianggap gigi tumbuh, Bila dicermati bengkak gusi terjadi pada sebagaian besar gusi, tidak hanya pada lokal satu gigi.
Obat dan Penanganan Demam
– Demam merupakan gejala, bukan penyakit. Cari penyebabnya bukan terburu-buru memberikan obat demam.
– Kompres. Kompres dengan air hangat. Hindari kompres dengan air dingin atau alkohol. Kompres alkohol berbahaya karena uap yang ditimbulkannya terhitup anak dapat berdampak buruk
– Tak perlu kawatir bila anak sulit makan atau minum. Tak perlu kawatir bila anak tidak mau makan sama sekali, selama anak masih mau minum air teh manis atau susu 50-60% dari jumlah biasa atau sekitar 400-500 cc / hari. Tidak juga perlu kawatir bila anak masih aktif dan bermain seperti biasa.
Karena pada umumnya terutama anak dengan hipersensitif saluran cerna atau anak dengan picky eaters akan mengalami sulit makan saat demam. Biasanya tidak akan berlangsung lama, anak tersebut mengalaminya dalam 3-5 hari. Orang tua harus khawatir bila anak tampak lemas berlebihan seharian tidur terus dan anak gelisah sepanjang hari.
– Parasetamol/Asetamino. Parasetamol dianggap cukup aman dibandingkan dengan obat penurun demam golongan lain, karena efek samping ke saluran pencernaan minimal. Dapat diberikan secara oral maupun rektal. Namun bila digunakan melebihi dosis yang dianjurkan dalam waktu lama dapat menyebabkan kerusakan hati. Selalu baca petunjuk penggunaan pada kemasan, atau ikuti petunjuk dokter spesialis anak Anda.
– Ibuprofen. selain menurunkan demam dan meredakan nyeri, ibuprofen memiliki manfaat antiinflamasi (anti radang) rendah. Efek sampingnya berupa mual, perut kembung dan yang paling parah pendarahan di lambung.
– Naproxen. Sering juga dikenal sebagai Naproxen sodium. Obat ini dikategorikan sebagai antiinflamasi nonsteroid (NSAID). Bekerja dengan cara menurunkan hormon penyebab pembengkakkan dan rasa nyeri pada tubuh.Umumnya digunakan untuk meredakan gejala arthritis seperti peradangan, bengkak kaku dan nyeri sendi.
Hanya bisa didapatkan melalui resep dokter. Karena penggunaan naproxen dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan peningkatan risiko penyakit jantung, tidak disarankan untuk anak dengan riwayat penyakit jantung. Konsultasi terlebih dahulu dengan dokter anak, sebelum obat ini diberikan.
– Aspirin. Dikenal juga dengan nama asam asetilsalisilat yang memiliki fungsi untuk menurunkan demam, meredakan nyeri dan antiinflamasi. Aspirin sama seperti ibuprofen, dapat menyebabkan mual dan pendarahan lambung.
Karenanya, selalu konsumsi aspirin sesudah makan. Aspirin juga tidak dianjurkan untuk anak-anak bila demam disebabkan oleh infeksi virus, karena dapat menyebabkan Sindrom Reye (gangguan hati yang dapat menyebabkan hilangnya kesadaran).
Kapan harus membawa anak ke dokter?
– Bila bayi berusia kurang dari 3 bulan dengan suhu di atas 38,3°C.
– Kalau demam lebih dari 48 jam-72 jam tanpa batuk pilek, sehingga Anda perlu mencari penyebabnya. Misalnya, menyingkirkan kemungkinan ISK (Infeksi Saluran Kemih).
– Tidak mau minum sama sekali, anak hanya mau minum kurang dari biasanya dan mengalami dehidrasi. Mata anak tampak cekung. Bila ubun-ubun belum menutup, Anda dapat melihat bahwa ubun-ubun juga cekung. Anda juga dapat melakukan tes kulit sederhana. Cubit kulit anak, bila mengeriput dan cukup lama ke posisi awal, maka dapat dikatakan anak Anda mengalami dehidrasi.
– Rewel berlebihan atau menangis terus menerus disertai jeritan.
– Saat hari ke 3-5 demam anak sangat lemas atau tidur terus menerus sepanjang hari.
– Kejang, kuduk leher kaku dan sesak napas.
– Lemas, kencing berkurang atau Gelisah, bila muntah berlebih dengan frekuensi lebih dari 5-7 kali dan diare banyak lebih dari 5-7 kali cair (Asep Candra; http://health.kompas.com/read/2013/04/03/13525754/Tindakan.Berlebihan.Saat.Demam.pada.Anak)-FatchurR