Tidak perlu sombong
Jangan sombong dengan HP mahal/canggih, karena alat komunikasi yang akan menyelamatkan kita itu DOA. Jangan sombong dengan rumah mewah, karena rumah terakhir kita KUBURAN. Jangan sombong dengan pangkat/ gelar, karena pangkat kita yg terakhir ALMARHUM. Jangan sombong dengan wajah cantik/ganteng, karena wajah kita yang terakhir adalah TENGKORAK.
Jangan sombong dengan pakaian mewah dan bagus, karena pakaian terakhir kita adalah kain KAFAN.
Jangan sombong dengan kendaraan mewah, karena kendaraan terakhir kita adalah KERANDA JENAZAH.
Jangan Sombong dengan tempat tidur empuk, karena tempat tidur kita yang terakhir itu LIANG LAHAT.
Jangan sombong dengan perhiasan yang disandang, karena perhiasan kita nantinya AMAL ShOLEH. (Hidayat B Praptono; dari grup WA-78)-FR
———-
Sajian IBO lainnya : Bisakah toleransi
Nabi Muhammad SAW mengajarkan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, kepada para Sahabatnya, para Ulama Pewarisnya dengan berpedoman pada :
1) Al-Baqoroh ayat-139 : “Katakanlah: “Apakah kamu memperdebatkan dengan kami tentang Allah, padahal Dia adalah Tuhan kami dan Tuhan kamu; bagi kami amalan kami dan bagi kamu amalan kamu dan hanya kepada-Nya kami mengikhlaskan hati”.
2) Al-Baqoroh ayat-256 : “Tidak ada paksaan masuki Islam; Telah jelas jalan yang benar dari yang sesat. Karena itu siapa ingkar ke Thooghuut (sesembahan selain Allah SWT) dan beriman ke Allah, maka ia telah berpegang kepada buhul tali kuat yang tidak putus dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. Ayat ini jadi pegangan umat Islam agar bertoleransi kepada yang beragama bukan Islam. .
Namun dunia Islam sudah dikuasai oleh ajarannya orang Munafik, sehingga syari’atnya dirubah. Dari penyimpangan Aqidah, maka berdampak terhadap seluruh amal ibadah. Aqidah adalah pondasi/ dasar awal keimanan bagi pemeluknya, Aqidah merupakan pembeda dari tiap agama, maka Aqidah tidak akan dapat dirubah, kecuali hanya dengan hidayah Allah SWT.
Aqidah adanya pada agama dan Aqidah itu identik dengan doktrin jika pada ideologi atau azas jika pada Politik atau falsafah jika pada Filsafat, adapun bagi seseorang yang sudah memeluknya, maka sudah pasti akan sulit merubahnya.
Pada umumnya umat Islam tidak akan menyadari dan terkecoh dengan ajaran dari orang2 Munafik, sehubungan ajarannya hanya menyelisih dengan tipis, namun tidak akan mungkin dipungkiri orang2 Munafik itu ada, sebagaimana Allah SWT berfirman :
1) Orang Munafik yaitu orang2 Islam yang menjalankan amal ibadahnya tidak sesuai syari’at, diabadikan dalam Surat-63 Al-Munaafiquun dan ditegaskan lagi dalam Surat-4 An-Nisaa ayat-142.
2) Bangsa Jin / Setan yaitu makhluk gho’ib yang diciptakan Allah SWT untuk menyesatkan umat Islam, diabadikan dalam Surat-72 Al-Jinn,
Nabi Muhammad SAW bersabda, mengutip HR. Imam Ahmad No.16329 : Telah menceritakan ke kami, dari Mu’awiyah bin Abu Sufyan dan Abu Huroyroh RA, Saat bersama kami Rosul SAW : “Ketahuilah! Orang2 sebelum kalian dari kalangan Ahlul kitab berpecah belah jadi 72 golongan dan umatku pecah jadi 73 golongan, 72 golongan masuk Neraka dan Satu golongan masuk Syurga, yaitu Al-Jama’ah”,
Para sahabat bertanya, “Siapakah mereka wahai Rosul?”, Beliau menjawab: “Mereka adalah golongan yang aku dan para sahabatku berpegang teguh padanya”.
Ibnu Yahya dan Amru menambahkan dalam hadits keduanya, “Akan keluar dari umatku beberapa kaum yang mengikuti hawa nafsunya seperti anjing mengikuti tuannya”. Amru berkata, “Seekor lekat dengan tuannya, yang jika ada tulang bersamanya pasti dia akan mengikutinya”.
Dari kedua dalil ayat Al-Qur’aan dan Al-Hadits itu, maka dapat mengisyaratkan terciptanya kedamaian dan toleransi akan mendapatkan penghalang/ tantangan yang sangat besar, sehingga memungkinkan berdampak kepada kekerasan, menebarkan fitnah dan terror dibelahan dunia.
Ajaran Islam yang penuh kasih sayang dan toleransi ini, diantaranya menegakkan keadilan kebajikan dan kebenaran. Sebagai gambaran yakni Allah SWT menciptakan kebajikan lebih dahulu melalui para Malaa’ikat-Nya, lalu menciptakan keburukannya melalui Ibliis dan para Jin-Nya.
Llalu menciptakan manusia yang mengaplikasikan perilaku kebajikan dan keburukan pada kehidupan di dunia. Adapun irodatnya Allah SWT menghendaki agar jangan sampai kejahatan / keburukan itu merajalela dan berkuasa di muka bumi dari kebajikan, maka diutuslah Nabi2 dan Rosul-Nya.
Oleh karena itu pada hakikatnya Kejahatan itu tidak akan bisa dilenyapkan atau dibumi hanguskan, namun umat Islam hanya bisa menekan/ mengeliminirnya agar kejahatan seperti Khomr, Koropsi, Kriminal, Maksiat, Narkoba, tidak menjadi merajalela dan menguasai kehidupan manusia.
Adapun perintah Amar ma’ruf nahi munkar adalah sudah merupakan kewajiban bagi seorang muslim, namun tidak disalah artikan dalam pemahaman sempit, sebagaimana para pendakwah hanya dengan redaksi Hadits menulis ataupun mengatakan “sampaikanlah walaupun satu ayat”.
Dengan redaksi Hadits ini dipotong atau tak lengkap, maka berdampak pada pemahamannya membias. Padahal redaksi Hadits, mengutip HR. Imam Ahmad No.6198, Imam Ad-Darimi No.541, Imam Bukhori No.3202 dan Imam Tirmidzi No.2593 :
Telah menceritakan kepada kami, dari Abdullah bin Amru bin Ash, dia mendengar Rosul SAW bersabda: “Sampaikan dariku meski Satu ayat dan ceritakan tentang Bani Isroo’iil dan hal itu tidak berdosa dan siapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, hendaklah ia siap2 menempati tempatnya di neraka”.
Berberdakwalah dengan ilmu, agar menyampaikan Satu ayatnya–Surat-33 Al-Ahzaab ayat-71 : “Niscaya Allah memperbaiki amalan2mu dan mengampuni bagimu dosa2mu dan siapa mentaati Allah dan Rosul-Nya, maka ia telah mendapat kemenangan yang besar”. (M. Suffron Chaffas; dari grup FB-ILP)-FR