Memaknai arti kemerdekaan- Kemerdekaan ini untuk siapa?
Tanggal 17/8, layak bagi kita bersyukur kepada Allah Swt, karena diberi kesempatan menikmati kemerdekaan. Dengan kemerdekaan, berarti kita bangsa Indonesia harusnya terbebas dari segala bentuk penjajahan, penindasan, penguasaan bangsa asing, dan bangsa sendiri.
Menjadi bangsa yang berdaulat, memiliki tanggungjawab sendiri dalam kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Lamanya merdeka, seharusnya juga membuat kita semakin dewasa. Tapi apakah kita saat ini sudah benar-benar merdeka, atau baru setengah merdeka?
Jangan-jangan karena sudah merasa terlepas dari penjajahan bangsa asing, kita sudah merasa berada di Zona Nyaman. Ternyata, secara politik dan ekonomi kita belum mampu berdaulat sepenuhnya.
Berbagai kegiatan untuk menyemarakkan hari kemerdekaan pun berlangsung di berbagai tempat. Tentu saja, panitia telah menyediakan berbagai acara yang menarik, seperti adu cepat balap karung, lomba makan kerupuk, tiup balon, karnaval, panjat pinang dan berbagai lomba cabang olah raga lainnya.
Pertanyaannya, dalam memaknai arti kemerdekaan apakah cukup hanya dengan cara seperti itu? Apakah Anda tidak merasa khawatir jika suatu saat nanti bangsa kita akan menjadi bangsa yang lemah, tidak lagi bisa berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan? Saya yakin, tentu saja tidak.
Mengisi kemerdekaan tidak cukup hanya dengan ber-senang2, tapi harus memperhatikan dampak yang akan terjadi di masa mendatang. Begitu pentingnya “BREAKING THE HABITS” untuk menyentuh dan menggugah bagi setiap diri manusia agar dapat berperan menjawab tantangan zaman, mengubah karakter bangsa menuju masyarakat Indonesia yang bersih dan bermartabat.
Kita wajib untuk terus berjuang dengan lebih cerdas dalam mengisi kemerdekaan, sehingga cita-cita bangsa dapat tercapai. Tujuh puluh satu tahun menikmati usia kemerdekaan bukanlah waktu yang pendek. Itu bisa dicapai karena komitmen dari seluruh komponen bangsa untuk terus mengawal dan mengisi cita-cita kemerdekaan.
Masalahnya, walau sudah lama kita merdeka, ternyata sebagian besar masyarakat Indonesia belum merasakan nikmatnya arti kemerdekaan. Indonesia memang negara yang kaya akan sumber daya alam. Tapi apa arti semua itu bagi kelangsungan hidup bangsa kita jika tidak dikelola dengan baik dan benar?
Adakah keuntungan yang membuat masyarakat Indonesia memiliki penghasilan senilai dengan penghasilan perkapita negara-negara maju di luar sana? Tahukah Anda bahwa emas dari Freeport – Papua yang berkilau dan melekat di leher, tangan, dan jari ratusan juta warga dunia, sementara 150 juta rakyat Indonesia hidup dalam kemiskinan?
Tahukah Anda, bahwa pesawat terbang dan mobil di berbagai negara dibuat dari nikel Sulawesi dan biji besi dari Kepri, sementara di Indonesia suku cadang mobil pun masih impor. Tahukah Anda bahwa jutaan mahasiswa di Eropa dan Amerika menjadi ilmuwan dunia karena nyala listrik dari batubara Kalimantan, sementara belasan juta rumah-rumah pedesaan di Indonesia masih kegelapan ?
Tahukah Anda bahwa ratusan juta keluarga di berbagai negara tidak kedinginan di musim dingin karena pemanas dari gas Aceh, sementara berapa banyak bangsa kita yang masih memasak dengan kayu bakar karena tak mampu beli gas?
Tahukah Anda bahwa milyaran orang di dunia bepergian setiap hari dengan kendaraan yang bergerak karena BBM dari Indonesia, sementara di Indonesia jutaan rakyat di pedalaman Sulawesi dan Kalimantan sering mengalami kesulitan BBM?
Tahukah Anda, jutaan rumah mewah di negara-negara maju dibuat dari kayu yang berasal dari Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan Papua, sementara di Indonesia puluhan juta rakyat justru tidak punya rumah. Tahukah Anda, protein di tubuh milyaran manusia di dunia berasal dari ikan yang hidup di Samudera Indonesia, sementara masih banyak anak-anak di Indonesia yang menderita kekurangan gizi?
Tahukah Anda, Indonesia disebut sebagai negara agraris karena tanahnya subur dan sawahnya membentang luas jutaan hektar, tetapi mengapa beras dan bawang pun masih impor dari Thailand atau dari Malaysia yang negaranya jauh lebih kecil dari Indonesia?
Tahukah Anda bahwa berternak merupakan salah satu mata pencaharian utama di Indonesia, tapi mengapa sebagian penduduk Indonesia masih mengonsumsi daging hasil impor dari Australia?
Walau ada sebagian rakyat yang sudah bisa hidup sejahtera, tetapi rakyat di negeri ini masih banyak yang terjerat kemiskinan dan derita yang sangat menyakitkan. Jadi, kemerdekaan ini sesungguhnya untuk siapa? Hanya untuk segelintir orang atau untuk seluruh rakyat Indonesia?
Ternyata perjuangan belum berakhir. Semoga saja, ke depan nanti, hasil pembangunan pasca-kemerdekaan ini dapat dinikmati seluruh rakyat Indonesia. Salam Barokah dan Merdeka! Aamiin YRA.
Bandung, 17 Agustus 2016 ; Wassalam, (Muchtar A.F ; www.startc.co ; www.muchtar-af.blogspot.com;
FB & YouTube: Muchtar A.F)-FR