Da’wah Rasul (TA 116)
Pada tahun ke-3 setelah penetapan Utusan Allah, turunlah wahyu menugaskan Rasul menyampaikan da’wah terbuka menentang kebathilan kaumnya serta menyerang berhala2 “Maka sampaikanlah olehmu secara terang2an segala apa yang diperintahkan (padamu) dan berpalinglah dari orang2 yang musyrik”(QS Al Hijr 5:94)
Kaum Quraisy merasa gelisah dengan ucapan-ucapan Rasul, yang terang-terangan menyerang Hubal, Lat, ‘Uzza dan semua patung-patung berhala sesembahan mereka. Menjelang musim haji, dimana para penziarah dan utusan-utusan Arab yang akan berkumpul di Mekah, harus dipikirkan bagaimana mencegah Rasulullah mempengaruhi mereka.
Dipimpin al Walid bin al Mughirah mereka merundingkan dan bersepakat strategi yang akan dipakai guna memusuhi Nabi. Nabi Muhammad bukan seperti dukun, bukan pula sebagai tukang sihir, juga bukan penyair, karena wahyu yang disampaikan tidak mirip dengan syair yang selama ini mereka kenal.
Mereka kemudian sepakat akan mengatakan bahwa Rasul adalah seorang penyihir, pendusta atau orang gila, “Dan mereka berkata, “Wahai orang yang diturunkan kepadanya Al Quran, sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar orang yang gila” (QS Al Hijr 5:6).
“Mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan (Rasul) dari kalangan mereka; dan orang-orang kafir berkata, “Orang ini adalah pesihir yang banyak berdusta” (QS As-Shaad 38:4).
Ketika musim Haji tiba, orang2 Quraisy mencegat rombongan yang datang dan berpesan agar jangan mendengar omongan Rasul dan menuduh Rasul gila, pendusta-penyihir. Namun, yang tidak diperhitungkan orang2 Quraisy, ternyata pemberitahuan itu justru membuat mereka penasaran dan ingin membuktikan tuduhan orang2 Quraisy itu.
Nama Muhammad kemudian malahan melambung, sehingga saat Rasul mendatangi kemah-kemah mereka, alih-alih mengusir Rasul, banyak rombongan yang membiarkan Rasul berda’wah kepada rombongan mereka.
Rasulullah menjadi buah bibir karena ucapan-ucapannya yang manis dan indah, ibarat tandan anggur yang ranum dan kabar agama baru ini bagaikan pohon yang subur lagi rindang menaungi. Begitulah Allah melindungi utusan-Nya. (Sadhono Hadi; dari grup FB ILP)-FR