Do’a (TA 122)
Aa Gym membuat tulisan bagus tentang do’a. Menurutnya do’a itu adalah penuntun kita untuk mengubah diri. Aa Gym mengutip pendapat Ibn Ath Tha’ilah dalam kitab Al Hikam, “Bagaimana engkau menginginkan sesuatu yang luar biasa, padahal engkau sendiri tak mengubah dirimu dari kebiasaanmu?”
Bagaimana kita memohon agar dikaruniai rumah tangga yang tentram, bila kita tidak mulai mengubah diri menjadi lebih sabar dan pendengar yang baik atas keluhan pasangan kita. Jangan-jangan bukan karena Dia tidak mengabulkan permohonan kita, amat mungkin sebabnya karena kita sendiri tidak mau membenahi diri.
Sesungguhnya Allah SWT benar benar akan mengabulkan do’a setiap hamba-Nya sebagaimana termaktub dalam firman-Nya,
“Bila hamba2Ku bertanya padamu tentang Aku, jawablah, Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa bila ia memohon kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran” (QS Al Baqarah 2:186).
Aa Gym, mengibaratkan orang meminta panen sawah yang bagus, tapi kita tidak pernah bergairah mencangkul dan memberi pupuk. Kekuatan kita untuk mengubah diri adalah bibitnya, sementara do’a itu sendiri adalah pupuknya.
Pupuk akan membuat bibit tumbuh pesat, berbuah banyak dengan bunga dan daun lebat. Tanpa pupuk tanaman kita hampa. Tapi bila kita terus menerus menebar pupuk tanpa sedikitpun bibit kita tanam, lantas apa yang akan tumbuh? Wallahu a’lam bish shawab. (Sadhono Hadi; dari grup FB ILP Disarikan dari seri manajemen qalbu, Kekuatan Do’a, Abdullah Gymnasiar)-FR