Aku cinta Indonesia

Maja kota berbasis Infra struktur ekonomi

Penetapan Maja sebagai kota baru berbasis infrastruktur, manufaktur, industri ringan, dan kota jasa oleh pemerintah dinilai tepat. Kawasan di Lebak, Rangkas Bitung, Banten ini cocok sebagai kota sub urban bernilai ekonomi tinggi.

 

Maja juga dinilai mampu mengatasi kepadatan kota Jakarta dan kawasan Jabodetabek yang mulai padat. Tak heran bila Kementerian PUPR memprioritaskan pembangunan infrastruktur dan memasukkannya ke dalam program Rencana Pengembangan Jangka Menengah Nasional (RPJMN ) 2014-2019.

 

Pengembangan infrastruktur di wilayah Maja, bagian dari pesan Nawacita, yakni pembangunan 10 Kota Baru Publik. Menurut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, pemerintah pusat fokus pengembangan infrastruktur yang memadai untuk Maja.

 

Infrastruktur itu antara lain akses jalan dari Pamulang sampai ke kawasan Maja sepanjang 58 kilometer (km). Lalu, rencana pembangunan jalan tol Serpong-Balaraja dan kereta api double track dari Jakarta hingga Maja. Selain itu, pembangunan waduk Karian Banten untuk mensuplai kebutuhan air bersih.

 

“Saya himbau semua stakeholder untuk tetap memegang teguh master plan, agar Maja bisa tumbuh menjadi kota yang nyaman dan aman sesuai dengan desain sehingga tidak sembarangan dan menjadi kumuh,” kata Basuki, belum lama ini.

 

Ketua Umum DPD Real Estate Indonesia (REI) Banten, Soelaeman Soemawinata, menilai, kawasan Maja  cocok dijadikan sebagai kota baru dengan multitransport. Karena itu, perlu ada dukungan besar dari pemerintah pusat dalam mengembangkan kawasan Maja.

 

“Menurut saya, Maja ini sebagai kota baru dan bukan kota mandiri lagi, karena itu, perlu didukung oleh multitransport,” kataSoelaeman. Dia mengatakan, multi transportasi itu mulai dari kereta api, jalan tol, dan jalan arteri.

 

Selain itu, didukung oleh infrastruktur air bersih, listrik dan sarana lainnya. “Kalau hanya kereta api, bukan lagi sebagai kota baru tetapi hanya kebutuhan bagi orang Jakarta dan kami akan dorong Maja sebagai kota baru,” katanya.

 

Menurut dia, kota baru adalah kota yang masih butuh peran kota lain dalam perkembangannya, sedangkan kota mandiri tidak. Maja adalah kota interdependensi atau saling ketergantungan karena masih membutuhkan kota lainnya.

 

Bukan semata kota yang bisa menggerakkan perekonomiannya sendiri. “Kawasan Maja ini masyarakatnya bakal banyak yang kerja di Jakarta dan daerah lainnya Tangerang, Bogor, Serang, Rangkasbitung,” ujarnya

 

Pengembangan Maja-sebagai kota baru akan menampung berbagai macam aktifitas dan konsep yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. “Kami akan dorong pengembang terlibat dan menyiapkan suplai memenuhi kebutuhan hunian yang besar di kawasan Maja dan kami juga dorong pemerintah untuk membangun infrastrutkur,” ujarnya.

 

Potensi Maja

Kepadatan Jakarta yang terus bertambah setiap tahun akibat tingginya urbanisasi, tentu berdampak kepada masalah sosial dan kebutuhan akan hunian. Demikian juga dengan kawasan Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek) yang saat ini jumlah penduduknya terus bertambah.

 

Bahkan, kawasan Serpong, Tangerang sebagai kawasan penyangga Jakarta, juga sudah mulai padat. Karena itu, kawasan Maja bisa dijadikan sebagai kawasan kota baru yang memiliki basis ekonomi ke depan.

 

Kawasan Maja yang memiliki lahan 10.000 HA bisa dikembangkan sebagai kawasan hunian, terutama bagi pembangunan rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Kawasan ini dinilai membantu mereka memiliki hunian yang layak dengan dukungan penyediaan transportasi publik yang cukup besar.

 

Konektivitas amat penting bagi Maja terutama dalam mendorong peningkatan kinerja ekonomi dalam menghadapi era globalisasi. Konektivitas itu perlu diwujudkan antara pusat pusat ekonomi, industri, hunian dan lainnya.

 

Ketum Ikatan Ahli Perencana (IAP) Bernardus Djonoputro, mengatakan, kawasan barat Jakarta, seperti Maja atau Tigaraksa Tangerang, selain dikembangkan untuk hunian juga cocok dirancang sebagai kota baru berbasis industri kreatif, industri ringan non-polutan, dan jasa.

 

Apalagi pemerintah merancang pengembangan kawasan baru mendukung Jakarta adalah kawasan barat dan timur Jakarta. Kawasan timur Jakarta didesain sebagai pusat industri berat dan kawasan unggulan di Cikarang dan sekitarnya. “Sedang kawasan barat Jakarta dikembangkan sebagai kawasan hunian dan industri manufaktur, agar seimbang,” kata dia.

 

Menurut Bernadus, pengembangan Maja sebagai kota baru juga membantu megurangi tingkat urbanisasi yang deras ke wilayah perkotaan terutama ke Jakarta dan Bodetabek. Karena itu, Maja perlu didorong tak semata kawasan hunian, juga membuka peluang pekerjaan baru hingga tidak harus ke Jakarta.

 

Dia berharap, pengembangan kawasan atau kota baru tetap mengacu kepada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) sehingga bisa terencana dan terkelola dengan baik, serta tidak menimbulkan masalah sosial baru. (Imam Muzakir/EDO; Investor Daily dan http://www.beritasatu.com/properti/388048-maja-kota-baru-berbasis-infrastruktur-ekonomi-1.html)-FatchurR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close