Klerak (BT 075)
Tahun 2007, di Bandung, saya berpakaian batik setiap hari selama empat tahun. Enak, nyaman dan santai. Masalahnya tentu ketika mencucinya. Warna batik yang anggun itu tidak menyukai digilas oleh mesin cuci. Terpaksa saya import klerak dari pasar Kranggan Jogja, disana bisa beli kiloan.
Buah klerak yang sudah tua mengandung zat saponin yang berbusa bila direndam air. Nama sains-nya Sapindus rarak, memang sejak jaman nenek moyang kita dikenal sebagai pencuci kain batik. Warna alami batik tetap awet bila memakai klerak. Satu kemeja membutuhkan dua atau tiga klerak dan dicuci setelah direndam satu malam. Menjemurnya juga hanya diangin-angin saja tidak kena sinar matahari.
Belakangan, saya menemukan pohon klerak raksasa, di kompleks FKG Unpad di Sekeloa. Buahnya lebat dan berjatuhan di rumput atau selokan kering, gratis lagi. (Gbr google)-(Sadhono Hadi; dari grup FB ILP)-FR