Manfaat daun kelor
“Dunia Tak Selebar Daun Kelor”. Peribahasa itu tidak sepenuhnya benar. Manfaat daun kelor jauh ‘lebih lebar’ dari daunnya yang kecil. Daun kelor punya sejuta khasiat dan ajaib. NIH (National Institutes of Health), Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS, dalam situs resminya dalam Hari Bumi 2008, menyebutnya tanaman misterius.
Ia disebut juga the Miracle Tree, atau Tree of Life. Di banyak negara dikenal sebagai “Tanaman Sahabat Para Ibu”, atau “Milik Mekkah” dan beragam nama lokal. Indonesia mengenalnya sebagai kelor (Jawa dan Sunda), Sulawesi : Keloro, Madura : Maronggi, Minang sebagai Munggai.
Di Indonesia, kelor tidak hanya berkekuatan magis, penangkal sihir, melunturkan mantra dan susuk (pemahaman lokal adat Jawa). Tetapi ternyata kelor juga mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit. Bisa digunakan untuk obat herbal, obat alami, dan sekaligus juga obat kecantikan.
Kandungan Gizi Komplit Riset pakar nutrisi dan kajian ilmiah, daun kelor dipercaya mempunyai nilai kandungan gizi yang sangat menakjubkan. Nutrisi yang di miliki daun kelor paling komplek dan lengkap jika di bandingkan dengan tumbuhan jenis lain.
Daun kelor juga memiliki jumlah asam amino esensial, non esensial, serta kandungan vit2 dan mineral. Riset daun kelor tidak memiliki kandungan zat yang berbahaya bagi tubuh. Vitamin A pada daun kelor lebih banyak dibanding wortel dalam jumlah berat yang sama. Vit-C nya lebih tinggi dibanding kandungan vit-C pada buah jeruk.
Kadar kalsium daun ini juga 4x lebih banyak dibanding susu, potasium 3x lebih besar dibanding buah pisang. Protein 2x lebih banyak dibanding telur, dan Fe atau zat besi jauh lebih tinggi di banding sayur bayam. Sebagai Obat Kelor naik daun. Beberapa riset ilmiah mulai mendukung kuat bukti empiris itu.
Apalagi para herbalis memanfaatkan kelor sebagai herbal pengobatan dan meresepkan dengan herbal lain. Kelor memiliki 40 senyawa antioksidan, 539 senyawa bahan pengobatan tradisional Afrika dan India (ayurvedic), serta digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mencegah lebih dari 300 penyakit.
Tahun 2006, Wiley InterScience mempublikasikan artikel kelor obat penyembuh. Bagian tanaman kelor dari daun sampai akarnya bertindak sebagai stimulan jantung dan peredaran darah, memiliki zat anti-tumor, anti piretik, anti epilepsi, anti inflamasi, anti ulcer, anti-spasmodik, diuretik, anti-hipertensi, menurunkan kholestreol, anti-oksidan, anti- diabetik, anti-bakteri, dan anti-jamur.
Penelitian kelor di bidang kedokteran kini gencar digalakkan. Para herbalis merekomendasikan kelor (Moringa oleifera, sinonim Guilandina moringa) sebagai bahan oban. Herbalis mulai memanfaatkan daun kelor sebagai bahan campuran dengan brotowali, ciplukan, mimba, sambiloto, temu putih, pegagan, dan beberapa tanaman herbal lain.
Kelor dianggap obat alami antidiabetes, menstabilkan gula darah penderitanya, glaukoma, katarak, pembengkakan limpa, hepatitis, dan sakit kuning. Riset oleh Jaiswal Dolly, periset dari Departemen Kimia Universitas Allahabad, India, membuktikan ekstrak kelor lebih efektif menurunkan kadar gula darah daripada Glipizide, obat yang biasa direkomendasikan dokter, mengatasi kencing manis.
Beberapa manfaat daun kelor adalah Obat Anti Diabetes Mellitus, Daun Kelor Sembuhkan Splenomegali (Pembengkakan Limpa). Kelor juga mujarab mengatasi beragam penyakit lain seperti hepatitis, hiperlipidemia alias kolesterol tinggi, dan jantung.
Periset Anna Technology University, Tamilnadu, India, C Senthil Kumar, membuktikan salah satu khasiat daun kelor, hepatoprotektor alias pelindung hati. Dokter dan herbalis meyakini kelor mengandung antioksidan tinggi dan bagus untuk penyakit yang berhubungan masalah pencernaan, misalnya luka usus dan luka lambung.
Kelor bisa juga meluruhkan batu ginjal karena bersifat diuretik atau peluruh urine. Daun kelor bisa digunakan mengatasi penyakit rematik, obat pegal linu, encok dan pereda nyeri alami. Tingkatkan Kesuburan Pria-Wanita Kaitan dengan infertilitas (ketidak suburan), bunga kelor dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kesuburan laki-laki dan wanita.
Ekstrak bunga kelor dimanfaatkan wanita Philipina sebagai tonik herbal untuk infertilitas. Tonik herbal bunga kelor bisa digunakan untuk infertilitas lelaki. Disfungsi ereksi diatasi dengan rajin mengonsumsi sup biji kelor dicampur sedikit lada dan jahe. Kulit pohon kelornya bisa dibuat ekstrak bubuk untuk meningkatan kualitas sel sperma.
Secara umum, ekastrak daun kelor meningkatkan ASI. Pemanfaatan Daun Kelor Kelor bisa dengan berbagai cara. Diantaranya dibuat berbentuk sayur daun kelor (Moringa oleifera) atau dibuat bahan bumbu kuliner. Di beberapa daerah, polong muda sering dimakan, dan daun kelornya dimasak sebagai sayur, mirip kita memasak sayur bayam.
Di Madura, dikenal sayur bening berkuah kelor, diberi nama Ghengan Maronggih. Sayur kelor juga dikenal di Palu, Sulawesi dsb. Ekstrak daun kelor bisa dicampur sebagai bahan ramuan kuliner. Tiga atau 4 helai daun kelor membuat rawon terasa sedap. Dua ekstrak kelor dalam kapsul dicampur dengan sayur dan rawon terasa benar cita rasanya.
Bahkan ketika dicampurkan dalam bahan adonan saat membuat kerupuk, bercita-rasa berbeda. Daun kelor juga bisa dibuat sebagai herbal bahan pembuat teh. Daun kelor kering, disedu dalam airpanas, siap menjadi “teh kelor”. Dikombinasikan dengan gula khusus bagi penderita kencing manis.
Rimpang akarnya bisa direbus untuk bahan (jamu) ramuan. Saat sekarang, daunnya sudah dibuat dalam bentuk ekstrak dimasukkan ke selongsong kapsul. Kelor sudah naik daun!. Sistem peredaran dalam pemasaran sudah menggunakan online. Tak pelak lagi, kelor menjadi pohon ajaib.
Selain sebagai sumber pangan hebat, kelor sebagai bahan kosmetik dan bahan obat. Kelor tanaman serbaguna, mulai dari daun, kulit batang, polong, akar, bahkan getahnya pun berkhasiat obat. (Priyo SM; http://www.kompasiana.com/priyosm/dunia-tak-selebar-khasiat-daun-kelor_55b0828f537b61110665656d)-FatchurR