Ginkgo Biloba (BT 107)
Suatu pagi yang gelap di Seoul, saya keluar hotel dan mulai jogging. Tidak terlampau jauh dari hotel, setelah kelokan dan jalan menanjak, saya menemukan taman kecil berpagar tinggi. Saya masuk kepintu yang terbuka dan terkejut melihat sebuah pohon yang sudah lama saya ingin melihat, Ginkgo Biloba!
Pohon ini dikenali, karena daunnya mirip sekali dengan daun sejenis suplir dan muncul bergerombol pada cabang dan ranting dahannya, sehingga namanyapun sama, maidenhair. Pohon yang mungkin paling banyak dibahas di dunia medis Barat. Ratusan penelitian telah dilakukan di Amerika dan Eropa.
Konon pohon ini diakui sebagai pohon yang tertua di dunia, sudah ada sejak 300 juta tahun yang lalu, melewati jaman es. Pada 100 juta tahun yang lalu pohon ini punah, kecuali di China dan terselamatkan sampai kini bahkan di kebunkan di Jepang dan Korea.
Dengan melalui proses ekstrak kering yang rumit, ekstrak daun ginkgo biloba dipercaya bisa memperbaiki sirkulai darah di otak. Para dokter mengobati pasien Alzheimer dan penyakit2 demensia yang lain dengan ekstrak tanaman ini dengan dosis tertentu.
Belum ditemukan pengaruhnya bila orang sehat mengkonsumsinya. Ada kasus komplikasi pendarahan (bleeding) pada pasien yang minum obat pengencer darah seperti aspirin. Saya lanjutkan cerita saya, besar keinginan saya menanam pohon ini di tanah air, saya pilih ranting lurus dan saya potong 25 cm.
Saya bawa pulang ke hotel dan dengan celo-taped saya rekatkan pada salah satu sisi kopor saya bagian dalam, agar x-ray tidak mendeteksinya. Usaha saya berhasil, kopor lolos sampai ke tanah air. Tiba di tanah air, saya stek di pot. Semula tumbuh tunas baru, tapi entah kenapa lalu membusuk. Gagal.
Bagi yang penasaran, silahkan browsing wujud tanaman yang menggemparkan ini. (Sadhono hadi; dari grup FB ILP, bahan dari The Chopra centre, 2000 dan Botanica, 1998)-FR