Di pekanbaru seorang bapak tua yang dimata orang lain dinilai ortu Sukses mendidik anak, karena seorang anaknya jadi seorang dokter spesialis terkenal, dan seorang lagi pengusaha sukses yang menjalankan bisnis eksport import sehingga sering berpergian ke negara lain.
Namun Allah membukakan apa yang terjadi dibalik kekaguman orang2 atas kesuksesan mendidik anaknya. Pada suatu hari bapak itu wafat, dan disemayamkan dirumahnya, anak yang pengusaha sedang diluar negri, ketika tetangganya mengabarkan kematian ayahnya sang anak dengan ringan mengatakan:
“Makamkan saja mendiang bapak saya, soal biaya nanti hubungi saya, saat ini saya tidak dapat pulang, sedang sibuk mengurusi transaksi besar”. Sang tetangga yang mendengar jawaban ditelpon itu heran dan prihatin melihat seorang anak tidak peduli atas kematian ayahnya.
Tinggallah satu orang anak yang berprofesi dokter spesialis, dia menenggok sesaat mayat ayahnya yang terbujur dirumah itu, namun ketika menjelang agak siang, sang dokter itu pamit pada para tetangga dan pelayat,
“Saya pamit dulu, saya harus ke Denpasar Bali, mengisi acara seminar, dan saya harus datang, karena saya satu2nya pembicaranya. Ini uang 50 juta untuk biaya pemakaman ayah. Saya harus cepat pergi sebelum ketinggalan pesawat” setelah itu sang dokter spesialis bergegas pergi menuju bandar udara.
Tetangga yang menerima 50juta dari dokter itu heran menyaksikan anak bersikap tidak peduli pada mayat ayahnya, dan tetangga2 / pelayat baru tahu KESUKSESAN bapak itu membesarkan anak selama ini cuma SEMU, DUSTA. Kesuksesan yang dipandang masyarakat ini hanya SEBATAS materi.
Sementara dalam perkara agama dan akhlak bapak itu telah GAGAL mendidik anak-anaknya. Akhirnya sore itu mayat bapak tua dimakamkan TANPA disaksikan anak-anaknya. Semoga kita mampu menanamkan pekerti, Â agama dan akhlak yang baik pada anak-anak kita. (Djohan Noor; grup WA-72; Dikutip dr dauroh Ustadz Maududi Abdullah Lc; https://kusyudhanto.blogspot.co.id/2016/08/jangan-mendidik-anak-dengan-tujuan-dunia.html)-FR
