U Mart-Swalayan keroyokan tanpa riba dari Temanggung
Usai seminar “Kembali Ke Titik Nol” di Graha Bhumi Pala Temanggung saya diculik panitia, meninggalkan 850 peserta yang berdesak-desakan di pintu keluar. Kami makan siang di Warung Tobat yang rame siang itu, kaget di pintu masuk ada foto saya bertuliskan “Berani Jadi Tobaters?” Hehe..
“Warung ini milik saya mas, yang tobat bukan sambelnya! Tapi saya yang dulu bergelimang riba di 23 Bank.. utang saya sampai 4M waktu itu.. tobaaat deh sekarang hehe” kata mas Lazim
Gileee bener deh! Katanya dulu mempraktekkan ilmu cashback utang bank yang dulu heboh dipelajari. Tapi akhirnya satu-satu bertumbangan..
Kami juga ditemani mas Muchlis Nuryanta yang kisahnya saya tulis di buku “Berani Jadi Taubaters”, orang gendeng ini, utangnya di 15 bank sudah ditebass habis-bis! Lunas-nas. Apa lagi ya ceritanya sekarang ya? Pasti seru..
“Mas Saptu, kami sudah berhasil mendirikan swalayan oleh-oleh Temanggung tanpa riba sama sekali. Modal keroyokan bareng-bareng, ternyata bisa!” Katanya
“Gimana tuh sistemnya? Siapa tau jadi inspirasi orang se Indonesia..”
“Saya dan mas Lazim serta dua kawan lainnya mengedukasi warga Temanggung yang punya produk sendiri untuk kita kumpulan di satu tempat. Alhamdulillah terkumpul 170 orang, semua patungan masing-masing 1 juta, terkumpulah modal 170 juta, kami gunakan untuk sewa tempat 60 juta, sisanya untuk peralatan rak, kasir dan lain-lain”.
“Semua anggota boleh mensupply barangnya kesini, dengan syarat produk lokal Temanggung, kami tidak menerima barang dari perusahaan2 besar yang biasa masuk ke swalayan modern. Lihatlah mas semua etalase ini penuh dengan produk mereka. Dari beras, snack, peralatan rumah tangga, sabun cuci, sampai sandal ada! Semua produksi warga Temanggung sendiri.. ”
Wow! Bagaimana sistem bagi hasilnya ya?
“Kami mengambil 15-20% dari tiap produk yang disetor para anggota. Misal ada snack harga 15.000 maka swalayan mendapatkan untung 3000, keuntungan kami kumpulkan, hasilnya untuk operasional membayar gaji pegawai juga untuk kegiatan dakwah dan pelatihan buat mereka. Ruang belakang itu luas mas, rutin buat kami bikin pelatihan bisnis para anggota..”
Ternyata Umart sudah berjalan 4 bulan ini, bagaimana respon masyarakat?
“Bagus mas.. bahkan para sesama anggota juta berkomitmen memakai produk anggota yang lain. Harga bersaing dengan swalayan modern, dan saling merekomendasikan. Kami tau perjuangan masih panjang, paling tidak kami membuktikan bisa punya bisnis keroyokan tanpa riba.. itu yang membuat kami berbeda!” Mas Lazim menambahkan..
Masya ALLAH, semangat kawan2 yang hijrah di berbagai kota bergelora. Merindiing lihat aksi mereka. Bisnis bukan hanya soal materi, tapi juga keberkahan. Bibit2 perjuangan di berbagai kota ini yang bisa saling contoh mengisi kekosongan dan kegelisahan. Bukan tidak mungkin 10 tahun lagi swalayan2 seperti ini bertebaran di Indonesia membawa kemakmuran dalam keberkahan. Insya ALLAH..@Saptuari
Note: UMART; Jl. MT. Haryono 110 Temanggung Jawa Tengah
Kontak Pengelola: Muchlis Nuryanta (085640435800) Lazim (082323199991)
(dikirimkan oleh :Hadiyanto Purwoko; dari grup BPTg)-FR