Aku cinta Indonesia

Desa di Pedalaman NTB 14 Tahun nunggu Listrik

Bima-Mulai berdiri 2003, baru tahun ini Desa Oi Panihi di NTB merasakan lampu menyala di malam hari. Rumah 150 keluarga di desa yang berlatar belakang transmigran dari daerah2 itu akhirnya mendapat aliran listrik setelah 14 tahun menunggu.

Desa Oi Panihi terletak di Dusun Doro Mbolo. Kec-Tambora, Kab-Bima. Desa ini dapat dijangkau lewat perjalanan darat 5 jam dengan mobil dari pusat Kab-Bima. Jalanan ke sana ber-bukit2, sudah diaspal, tetapi beberapa bagian rusak, ber-lubang2. Banyak jalan amblas, beberapa jembatan putus. Tanah di sekitar Gunung Tambora mudah amblas saat hujan karena sebagian besar strukturnya pasir.

Ketika musim hujan dan air sungai naik, beberapa bagian jalan terputus terendam air. Saat detikFinance mengikuti rombongan Kemen-ESDM ke sana, kebetulan sungai tidak terlalu tinggi sehingga dapat dilewati mobil minibus. Tapi beberapa hari sebelumnya, mobil Toyota Avanza kandas karena terendam air ketika berusaha melalui jalan yang sama.

Pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) senilai Rp 6,4M berkapasitas 100 KW dibangun oleh Kementerian ESDM untuk penduduk Desa Oi Panihi. Dananya dari APBN 2016. Pembangunan PLTMH memakan waktu ± setahun, mulai beroperasi 13 Januari 2017.

Warga Desa Oi Panihi, Sahruddin, menuturkan sebelum adanya PLTMH, hanya beberapa rumah di desa saja yang terang benderang di malam hari.

Sbagian kecil yang menggunakan genset, ada juga yang dapat bantuan panel surya dari pemerintah (2008). Kalau pakai genset, menyalakan 4-5 lampu 6 jam dari pukul 18.00 WITA sampai 24.00 WITA butuh 5 liter solar. Harga solar Rp 10.000/liter. Jadi pemilik genset harus mengeluarkan Rp 50.000/hari atau Rp 1,5 juta / bulan untuk listrik. Jelas jauh lebih mahal dibanding listrik dari PLTMH.

“Kalau genset, pakai solar 4-5 liter dari Maghrib sampai jam 12 malam. Seliter Rp 10.000,” tuturnya saat ditemui di Desa Oi Panihi, Bima (29/4/17). Karena itu, warga desa bersyukur adanya PLTMH ini. “Ini luar biasa sekali, bermanfaat buat masyarakat,” tukasnya.
Kementerian ESDM telah melatih beberapa penduduk Desa Oi Panihi untuk mengoperasikan dan melakukan perawatan terhadap PLTMH. Selanjutnya, masyarakat akan mengelola pembangkit secara mandiri. “Yang mengelola masyarakat, sudah diberi pelatihan oleh pemerintah,” ucapnya.

Setelah peresmian PLTMH, warga desa bersuka cita merayakannya dengan acara dangdutan di pasar. Ina, salah satu warga, menuturkan bahwa dirinya sangat senang akhirnya listrik masuk ke desanya. “Ada listrik, nanti kalau bisa pakai kulkas,” katanya.

Tapi tugas Kementerian ESDM untuk mewujudkan cita-cita ‘Energi Berkeadilan’ belum selesai. Warga Desa Oi Panihi masih memasak menggunakan kayu bakar. Elpiji 3 kg yang disubsidi belum sampai ke daerah ini.

Setelah listrik, Ina berharap elpiji subsidi juga sampai ke desa tempat tinggalnya. “Elpiji belum ada di sini. Kita masak masih pakai kayu bakar,” tutupnya. (mca/dna; https://m.detik.com/finance/energi/d-3487953/cerita-warga-desa-di-pedalaman-ntb-14-tahun-menunggu-listrik?utm_source=whatsapp)-FatchurR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close