Banyak tantangan sebelum jadi penemu luar biasa
Jakarta-Thomas Edison ilmuwan yang berkontribusi paling berpengaruh dan penemu terbesar AS. Lampu pijar, film hingga fotografi tak lepas dari karyanya. Untuk menuju sukses itu, jalan yang ditempuh Edison tak mudah, terutama saat masa kecilnya.
Lahir 11/2/1847 di Milan, Ohio, AS dari pasangan Samuel Ogden Edison Jr-Nancy Matthews Elliot. Edison anak bungsu dari 7 bersaudara. Edison mengalami rasa pahit karena putus sekolah. Gurunya menilai Edison itu murid yang tertinggal pelajaran dan tak berbakat. Edison bermasalah pendengarannya.
“Saya tak pernah dengar burung bernyanyi sejak saya (12) tahun” ungkap Edison. Meski tak mengenyam pendidikan formal dan setengah tuli, bukan berarti Edison ingin hidupnya dinaungi awan gelap. Pendidikan terus mengalir ke diri Edison dari ibunya yang berporesi guru.
Di samping diajari ibunya dan buku bacaan ilmiah di rumah, Edison kecil cari uang sendiri sebagai loper koran, buah2an, permen di KA rute Port Huron dan Detroit. Ia juga tak ingin rasa ingin tahunya cuma terbenam di gudang di kepalanya.
Edison tuangkan pemikirannya dengan membuka laboratorium kecil di salah satu gerbong, setelah dapat izin dari perusahaan KA itu. Di Lab ini, Edison mencoba dan membaca literatur2 di waktu senggang saat tak bekerja. Makin beranjak dewasa, Edison menemukan bakat, dirinya mahir sebagai pengusaha.
Usaha Edison ini yang mengantarkan dirinya mendirikan 14 perusahaan, salah satunya General Electric yang nantinya jadi salah satu perusahaan terbesar dunia, lampu pijar, gramofon, telegraf adalah sebagian kecil buah karya Edison, di mana ada 1.093 paten atas namanya.
Kehidupan Thomas Alva Edison mengajarkan, ketidakmungkinan hanya dianut yang2 putus asa dan sukses dapat direngkuh bagi yang memahami kerja keras tanpa henti. (fyk/fyk; Agus Triharyanto; https://inet.detik.com/cyberlife/d-3555879/kisah-bocah-penuh-sengsara-sebelum-jadi-penemu-terbesar)-FR