Pecel dengan bunga Kecombrang
Bagi orang Koreya (kroya), pecelnya tidak akan dikenali kalau nggak ada bunga combrang ini. Warnanya yang merah dan aromanya sungguh merangsang. Mantan pacarku (istri) yang semula bilang, bunga kok dimakan, sekarang setiap nyantap pecelnya mbakyu orang kroya di Tegallega, selalu pesen agar diberi bunga combrang.
Disamping statusnya sebagai istri orang daerah dengan dialek Banyumasan, dulu tiap KA yang dinaikinya lewat statsiun Kroya, dia selalu liat apa yang kupesan dari mbok ayu yang jualan pecel, pasti ada bunga combrang, itulah sebabnya lama kelamaan akhirnya dia ikut ketagihan.
Keluarganya sendiri didaerah Jawa Timur tidak mengenali makanan bunga ini, wong rasa sabun kok dimakan, aneh. Tapi anggapan bahwa tanaman ini hanya dikenal di wilayah Banyumasan ternyata juga tidak benar.
Tukang pijatku yang asli dari Tapanuli mengenali karena sering menggunakan batang pohonnya untuk masak daging ayam. Memang aneh, tapi tetap aromanya merangsang. Mungkin juga didaerah Minang, tempatnya Inyiak yang sering masak gulai Itiak lado hjau, ahh kayanya bisa lebih merangsang. (Soenarto SA; dari grup WA-VN)-FR
*Komen dari TS
Lebaran hari pertama kami di rumah saudara Jakarta Selatan disuguhi pecel dengan Kecombrang. Karena baru pertama masak kecombrang untuk menyenangkan saudara2, tak tahunya batang bunga yg keras ikut diiris2 dan jelas alot tidak bisa digigit. Langsung saja saya bisikin supaya batangnya segera dibuang…hehehe… kecombrang di Cihapit n supermarket banyak. (Totok Subiyanto; dari grup WA-VN)-FR
*Hahaha, apalagi kalau yang makan giginya udah goyang lha wong keras. (Soenarto SA)-FR