Suksesi di Saudi Arabia (TA 211)
Pada saat berita penunjukan putra Raja Salman, Mohammad bin Salman sebagai Putra Mahkota, kita curiga, ada apa ini? Setelah Kompas, 21/7/17 memuat berita di halaman pertama berjudul menggelitik, “Arab Saudi: Drama Kudeta Putih di Istana Al-Safa”, barulah rasa penasaran kita “sedikit” terkuak.
Abdul Aziz Ibnu Saud bin Abdur Rahman adalah Raja pertama di Arab Saudi tahun 1924, sampai wafat tahun 1953. Sejak itu sampai saat ini, jadi raja di Arab Saudi adalah putra2nya ber-turut2, Saud, Faisal, Khalid, Fahd, Abdullah dan Salman. Mereka semua dari ibu yang berlainan, kecuali raja Fahd dan Raja Salman yang saudara sekandung.
Sebelum 21/6/17, Putra Mahkota Muhammad bin Nayef adalah masih saudara seayah dari Raja Salman. Muhammad diminta melepas semua jabatannya dan melalui Lembaga Baiat, ditunjuklah Mohammad bin Salman sebagai putra Mahkota. Baru pertama kali ini generasi ketiga dari keturunan Ibnu Saud jadi Putra Mahkota.
Penggantian ini meninggalkan pertanyaan2, mengapa bukan lagi generasi kedua yang ada? Mengapa bukan keturunan dari putra tertua? Mengapa Muhammad bin Nayef tiba2 diminta melepas jabatan Deputy PM dan Mendagri selain kedudukannya sebagai Putra Mahkota? Kapan Raja Salman menyerahkan kekuasaan pada putranya? Kita hanya bisa menduga dan menanti.
Tapi, bila tradisi menunjuk putra sebagi Putra Mahkota ini terus berlanjut, maka Kerajaan Arab Saudi bolehlah kita sebut sebagai kesultanan Saudi Arabia, seperti asal mula Bani Umayah, Bani Abbasiyah dan kasultanan Arab yang lain. Wallahu A’lam bishawab. (Sadhono Hadi; dari grup WA-VN)-FR