Renungan-Wahai Diri, Engkau Ini Bagaimana?
Dulu ketika masih aktif bekerja mendengar seruan ibadah, engkau menjawab “tidak terlalu sempat karena sibuk bekerja”. Ketika engkau sdh pensiun ternyata sama saja.Tidak lbh khusyu’ dlm beribadah, tapi malah sangat sibuk mencari-cari kegiatan baru. Alih profesi katanya.
Wahai diri,
Engkau ini bagaimana ? Dulu ketika masih bekerja mendengar seruan agar rajin belajar membaca Al Quran, engkau bilang “tidak punya waktu karena sibuk bekerja”. Tetapi setelah pensiun malah sibuk mempelajari aplikasi on line, belajar bisnis, dan tetap tidak mau belajar membaca Al Quran.
Wahai Diri,
Engkau ini bagaimana ? Dulu ketika masih bekerja mendengar seruan untuk lebih rajin baca Al Quran, karena saat membaca Al Quran itu sesungguhnya sedang berdialog dg Allah. Engkau bilang “tidak banyak waktu karena sibuk kerja”. Setelah pensiun, waktu yg Allah berikan lebih banyak engkau gunakan bermedsos dan ber WA Ria, yg belum jelas nilai ibadahnya, daripada baca Al Quran.
Wahai Diri,
Engkau ini bagaimana ? Dahulu ketika masih aktif bekerja mendengar seruan agar mau belajar agama lebih dalam, engkau berkata “tidak punya waktu karena sibuk menggapai target-target kinerja demi karir dan masa depannya”.
Namun setelah pensiun waktumu malah kau habiskan utk mendalami tawaran-tawaran bisnis baru dari berbagai kolega, bikin acara reunian, touring ke berbagai tempat yg sangat indah dan menyenangkan. Itung-itung membuang uang recehan, katanya.Andapun masih disibukkan dg berbagai kegiatan lainnya.
Masya Allah.. Wahai Diri, Engkau ini bagaimana ?
Dulu saat masih bekerja dapat seruan agar lebih banyak mendatangi Masjid rumah Allah, kau berkata “tidak banyak waktu karena sibuk memberi pelayanan prima kpd pelanggan, internal dan eksternal”. Namun setelah pensiun waktumu lbh banyak kau gunakan mendatangi mall dan tempat rekreasi cari hiburan diri dari pada mendatangi Masjid utk memberi layanan yg lebih prima kepada Allah.
Masya Allah.. Wahai Diri, Engkau ini bagaimana ?
Dahulu ketika masih bekerja mendengar seruan Tahajud utk Taqorrub mendekatkan diri kepada Allah, engkau bilang “takut ngantuk saat besok bekerja”.
Namun setelah pensiun Tahajudmu yg seharusnya kau jadikan ibadah spesial utk mendekatkan diri kpd Allah, ternyata kau manfaatkan lbh banyak hanya utk minta kesenangan dunia, tak ubahnya spt keinginan dan harapan ketika masih bekerja dulu. Adakah yg salah dlm hidupku ya