Jalan Jauh
(Jokir-HM.01)-Sepedaan, lari, atau jalan kaki. Pilih yang mana?, kesukaan orang beda2. Saya suka jalan kaki, menyusuri jalan umum yang kemungkinan bertemu banyak orang beraktivitas. Jalan kaki Surabaya ke Mojokerto pernah saya lakukan 4x, sendirian. Sekali ikut lomba gerak jalan tahunan Mojokerto-Surabaya.
Berangkat dari Waru Surabaya sehabis subuhan, berjalan menuju Mojokerto melalui Taman-Sepanjang-Krian, tiba di terminal bus Mojokerto sebelum waktu shalat isya. Jaraknya ± 50 km. Beda dengan lomba Mojosuro sampai 55 km, karena berakhir di Tugu Pahlawan di tengah kota Surabaya.
Pakai kaos lengan panjang, topi agak lebar, kaca mata hitam, bawa tongkat bambu, ransel ringan berisi minum, sedikit makanan dan buah. Bawa kamera kecil karena waktu itu HP nya belum ada kamera.
Apa menariknya capek2, panas, jalan kaki nggak ada keperluan? Tidak mudah menjawabnya.
Tidak ada target waktu, kecepatan sesukanya. Berjalannya banyak di sisi kanan, agar lebih aman dari tabrak belakang. Ketemu sesuatu yang menarik berhenti, sambil istirahat, melihat orang mencari ikan juga lihat orang berjual-beli barang bekas di pinggir jalan. Shalat sunnah di masjid bisa lebih banyak, ya itu tadi, sekalian untuk beristirahat.
Beberapa pengalaman menarik.
Ketika sekelompok anak2 sedang bermain, mereka melihat, lalu ada yang berteriak: “Lik-lik iki anakmu Lik” sambil menunjuk salah satu temannya, lalu mereka tertawa. Rupanya mereka beranggapan bahwa yang mereka lihat berjalan itu orang tidak baik, miskin, atau bisa jadi kurang normal… he…
Sehabis shalat magrib, harinya Sabtu 13/10/2012, ketika melanjutkan perjalanan di Jln. Gajahmada, dekat Kantor DPRD Kota Mojokerto, tiba2 sepasang pria wanita muda berhenti dari motornya. Menyodorkan beberapa lembar uang dengan mengatakan: “Pak niki kangge tumbas toya Pak”.
Penyesalan yang tak terlupakan.Spontan uang itu saya kembalikan, sekalipun mereka setengahnya memaksa, berarti sedekah ketika itu tidak terjadi. Entah apa perasaan mereka. Tetapi diyakini bahwa malaikat pencatat sudah menuliskan kebaikan untuk mereka. Sayangnya setelah jauh baru sadar sebaiknya uang itu saya terima.
Ada harapan besar, tulisan ini bisa sampai terbaca oleh Mas dan Mbak yang pernah saya tolak pemberiannya. Insya Allah. Wassalaam (Jokir-HM.01)
(SH; dari grup WA-VN)-FR