Toleransi untuk Damai di Bumi
(koran-jakarta.com)-Yuk kita ikuti Resensi ini : Judul : Dan Damai di Bumi; Penulis : Karl May; Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia; Tebal : vi + 599 halaman; ISBN : 978-979-91-0991-0 : Bumi adalah arena. Kejadian2 dan peristiwa terus terjadi di segala penjuru.
Ada perselisihan, perang, gejolak, dan kedamaian. Seluruh siklus itu berputar, saling berganti menerpa. Dalam semesta, bumi bisa diibaratkan episentrum segala ajang dan rintang. Bumi dikenal dengan dua bagian yang terpisah berdasarkan sisi: timur dan barat.
Selama ini, manusia yang hidup di barat merasa lebih unggul dari manusia timur. Pandangan ini seolah diktum. Padahal, kenyataannya tidak. Timur, sama unggulnya dengan barat. Timur juga punya kehebatan2 di berbagai bidang.
Disparitas atau ketimpangan pandangan timur-barat ini secara garis besar diungkap Karl May (1842–1912) dalam buku ini. May mengajak pembaca bersama menghidupkan sikap toleran dan lapang dada dalam perbedaan. Perbedaan asal, pandangan, agama, budaya, dan warna kulit.
Tidak seperti biasanya, dalam buku ini Karl May mengajak pembaca melintasi petualangan mendebarkan di Wild West. Kali ini, Karl May membawa ke sebuah penjelajahan batin luar biasa yang menggungah. Cara bertuturnya mengalir, membuat pembaca terlarut pada setiap kejadian yang dikisahkan.
Diceritakan Charlie bersama Sejjid Omar pelayannya melakukan perjalanan ke berbagai negara. Charlie dari Jerman (barat), Sejjid Omar seorang Mesir (timur). Charlie Kristen dan Sejjid Islam. Mereka terlihat rukun. Orang2 yang ditemui keduanya di tiap wilayah heran dan kagum. Toleransi ini dikenal dan menjadi menarik saat ini.
Toleransi, suatu sikap saling menghormati dan menghargai antarinvidu dan kelompok. Sikap ini harus dimaknai luas, utamanya menghindarkan diskriminasi, walau ada perbedaan2 di kelompok. Tumbuhnya sikap dan rasa toleran menghasilkan kehidupan damai, saling berdampingan, dan menghindarkan segala bentuk permusuhan.
Dalam penutup buku ini, terbaca artikel Helmut Lieblang yang dikutip dari Mitteilungen Karl May Gesellschaft No 132/2002 (Jurnal Berkala Paguyuban Karl May, terbitan Jerman). Dalam artikel itu ada paragraf yang menggugah keberagaman di dunia ini.
Bunyinya, “Toleransi lahir dari kesadaran semua orang turut berperan dalam kebudayaan dan pendidikan dengan segala wujudnya. Hanya dengan mengenal orang atau bangsa lain, kita dapat memahami dan menerima mereka. Ini merupakan prasyarat terciptanya perdamaian” (hal 591).
Karl May pendongeng sekaligus pembual kelas dunia. Di Indonesia serial Winnetou dan Old Shatterhand-nya terkenal. Padahal dia berbekal ensiklopedia, kamus, buku2 geografi, etnologi, jurnal, dan peta. Semua dilarutkan dengan khazanah imajinasi fantastis. Dia berhasil jadi penulis terpopuler asal Jerman.
Karya2nya, terutama kisah petualangannya ke pelosok dunia nyaris belum pernah dikunjungi, digemari semua usia, jenis kelamin, kelas sosial, dan warna kulit. Tokoh2 dunia seperti Adolf Hitler, Albert Einsteinn, Herman Hesse contoh penggemar fanatiknya. (Diresensi Muhammad Husein Heikal, mahasiswa FEB-USU bahan dari (http://www.koran-jakarta.com/menghidupkan-toleransi-untuk-damai-di-bumi/)-FatchurR