Bangun Jalan di Asmat-Material dari Surabaya
(finance.detik.com)-Pemerintah berupaya meningkatkan konektivitas di Kabupaten Asmat, Papua, yang masih sangat minim. Untuk mewujudkan itu ada tantangan yang tidak bisa dianggap remeh.
Dirjen Bina Marga Kemen-PUPR Arie Setiadi Moerwanto memaparkan, salah satu kesulitannya adalah keterbatasan material membangun jalan guna menciptakan konektivitas. “Di Asmat tidak punya batu, yang ada tanah rawa. Kini kalau mau bangun di sana, batu harus didatangkan dari Surabaya, Poso, Palu,” katanya di konferensi pers di Kemen-PUPR (8/2/18).
Untuk membangun jalan di sana biayanya bisa 2 kali lipat dari pada di kota2 yang sudah berkembang. Pembangunan di Asmat bukan masalah untung rugi. Saat ini mereka butuh infrastruktur memadai termasuk dalam menunjang konektivitas.
“Jadi jangan dihitung IRR (Internal Rate of Return) di sana. Kalau begitu kita tidak akan pernah bangun, kalau karena minimum biaya di sana 2 kali lipat dari anggaran biasa” ujarnya. Penyebab harga material di sana jadi mahal karena ongkos kirimnya tinggi sehingga ketika barang masuk, harganya naik.
“Ini material mahal dan ekonomi enggak bergerak. Karena kesana bawa batu, pulang kosong, jadi ongkos transport 2 kali” . Di Kabupaten itu ada material berupa batu untuk membangun jalan, hanya saja aksesnya juga jauh mencapai sumber materialnya. “Di sana, puncak2 itu ada batu tapi bawanya sulit” ungkapnya.
Saat ini, ada 2 jembatan gantung hamper selesai yang rencananya penghubung Hainam dan Kamur (Distrik Pantai Kasuari) dan satu lagi jembatan yang akan menghubungkan Suagai Dan Yerfum (Distrik Der Koumur).
“Kita lengkapi jembatan gantung, jalan sampai ke rumah sakit”. (zlf/zlf; Trio Hamdani; Bahan dari : https://finance.detik.com/infrastruktur/d-3856985/bangun-jalan-di-asmat-material-harus-dibawa-dari-surabaya?utm_source=whatsapp&utm_campaign=detikcomsocmed&utm_medium=btn&utm_content=finance)-FatchurR