Proses perakitan Ponsel pintar(1/2)
(cnnindonesia.com/teknologi)- Jakarta, Sebuah telepon pintar dirakit dengan proses panjang dan rumit. Prosesnya di pabrik melibatkan tangan banyak orang dan keahlian. CNNIndonesia.com belum lama ini berkesempatan untuk mendatangi pabrik ponsel pintar PT Sat Nusapersada di Batam.
Pabrik yang memiliki hampir 5 ribu pegawai ini punya kapasitas pembuatan ponsel hingga jutaan unit per bulan. Stanly Joseph, Manager Domestic Project, PT Sat Nusapersada, menjelaskan pabriknya mampu mengerjakan ponsel dengan proses Semi Knock Down (SKD) dan Completely Knock Down (CKD).
Proses SKD disebut lebih cepat karena pabrik hanya melakukan perakitan akhir dari seluruh komponen sudah diimpor sebelumnya dari pabrik lain. Hanya butuh 12-13 tahapan proses menggabungkan mainboard, sub board, dengan komponen lain untuk menjadikan ponsel layak dikirim ke distributor.
“Berbeda dengan CKD yang prosesnya jauh lebih panjang dan rumit ketimbang SKD. Di CKD ada 50-60 proses karena yang diimpor adalah komponen yang belum dirakit sama sekali,” lanjutnya.
Perakitan CKD
Proses perakitan CKD bermula ketika vendor ponsel mengirimkan komponennya mulai dari PCB (papan rangkaian) hingga chipset, slot microSD dan kartu SIM. Material mentah tersebut diperiksa kualitasnya dan diberi penomoran.
PCB diberi lem tembaga basah agar siap dipasangi komponen kecil2 oleh mesin. Pemasangan komponen ini tak hanya rumit tetapi juga melalui pengecekan berkali-kali sebelum akhirnya lem tembaga dipanaskan agar komponen menempel sempurna. Komponen tersebut menjadi main board ponsel.
Selanjutnya, main board itu digabungkan dengan komponen lain seperti sensor, kamera, speaker, layar, hingga baterai. Pemasangan ini dilakukan dari satu tangan operator ke tangan lainnya dengan teliti. (eks;
Kustin Ayuwuragil; Bahan dari : https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20180417203726-185-291548/mengintip-proses-perakitan-ponsel-pintar)-FatchurR *** Bersambung……….