Plastik membunuh Ikan-Hewan Laut dan Burung
(bbc.com/indonesia)- Orang2 di balik pembuatan film dokumenter BBC, Blue Planet 2 mengungkapkan mereka selalu melihat sampah plastik mengapung di lautan saat pengambilan gambar. Episode minggu ini berfokus pada bagaimana sampah plastik mempengaruhi kehidupan makhluk2 laut.
“Jarang saya tidak menemukan berbagai bentuk plastik, mulai dari benang pancing plastik, bungkus2 permen atau botol2 plastik” kata asisten produser Sarah Conner kepada BBC Newsbeat.
“Saat di atas kapal di laut lepas, jika kita lihat sampah saat perjalanan, kami sebisa mungkin berhenti dan memungutnya, dan kami harap semua orang yang peduli terhadap lautan melakukannya juga.”
Banyak makhluk terbelit sampah2 plastik di lautan, dan dalam episode, penonton dapat melihat seekor kura2 penyu sisik terjerat kantong plastik. Beruntung, juru kamera Rafa Herrero Massieu berhasil melepaskan plastik yang menjerat kura2, dan hewan laut itu bisa berenang lagi tanpa cedera.
“Banyak ilmuwan memandang, sampah2 plastik yang berserakan di samudera itu ancaman terbesar bagi kesejahteraan makhluk laut,” kata produser eksekutif, James Honeyborne.
“Sering juga plastik menjadi ancaman bagi pelestarian seluruh populasi.”
Dalam episode terbaru, terlihat partikel plastik kecil (microplastics) berperan mencemari industri kehidupan laut. “Plastik2 itu bisa mengakibatkan tingginya tingkat kontaminasi kimia pada predator besar, seperti pada paus pilot,” kata James Honeyborne.
“Kini sampah plastik diyakini bisa berperan meningkatkan penyerapan polutan ke dalam tubuh.”
James Honeyborne mengatakan ke BBC Newsbeat, ilmuwan harus meningkatkan penelitian terkait mikroplastik. “Mikroplastik kini mrambah laut begitu luas dan dikonsumsi sejumlah besar makhluk laut. “Sampah2 plastik itu ditemukan dalam-sampel2 yang didapat dari Palung Mariana, bagian terdalam planet Bumi.”
Tim di belakang pembuatan film dokumenter Blue Planet ini mencatat plastik yang mereka temukan selama syuting. “Anehnya, sering yang mengalami pencemaran plastik paling parah itu pulau2 terpencil” kata James Honeyborne. “Itu karena arus yang ber-putar2, yang dikenal sebagai gyres, yang membuat plastik terkonsentrasi dalam ‘gulungan sampah’ yang luas ke tengah lautan.
“Hal ini sungguh merupakan sebuah isu global yang membutuhkan solusi global.”
Kru film terkadang harus turun tangan saat melihat plastik itu berdampak pada satwa liar. “Saya pernah lihat unggas mati dengan kaki terbungkus kantong plastik, jadi mereka bisa mati karena tidak bisa terbang atau cari makan,” kata Sarah Conner.
“Saya juga pernah lihat penyu belimbing mati karena terbelit tali penangkap ikan.” Dilaporkan pula secara luas asupan plastik menyebabkan kematian banyak makhluk laut, dari kura2 hingga albatros atau burung laut. Suatu ketika, kru harus menyelamatkan paus bungkuk yang mati2 berusaha berenang karena terjerat tali plastik pemancingan yang panjangnya I1 km, di lepas pantai British Columbia.
“Kru film bekerja keras melepas jeratan plastik selama 9 jam, sampai semua tali bisa dilepaskan oleh tim penyelamat dan paus itu kembali bebas” kata James Honeyborne.
Juru kamera Rafa Herrero Massieu mengatakan, “Hal tersulit adalah mengatasi emosi kita sendiri, karena kita bisa merasakan kesedihan yang dialami paus pilot itu.”
Tim juga melihat plastik yang membelit anak burung albatros di South Georgia. “Induk burung itu pasti mengambil plastik di laut, mengira plastik itu bisa dimakan, lalu menyuapkan pada anak2nya,” kata James Honeyborne. “Seekor anak burung mati karena tusuk gigi plastik yang menancap di perutnya.” (Bahan dari : http://www.bbc.com/indonesia/majalah-42061728)-FatchurR *