Membangun Infrastruktur air untuk kedaulatan Pangan
(m.mediaindonesia.com)-UNTUK ketahanan pangan daerah, pemerintah melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku, Ditjen Sumber Daya Air, Kemen-PUPR, membangun banyak irigasi di daerah. Salah satunya daerah irigasi Bubi di Kabupaten Seram, Maluku.
Pembangunan irigasi Bubi dengan luas tanam 3.750 ha, bertujuan meningkatkan indeks penanaman sampai 208%. Irigasi Bubi ini salah satu andalan pemerintah di wilayah Indonesia Timur, untuk mendukung kedaulatan pangan nasional, dan pertumbuhan ekonomi lokal, regional maupun nasional.
Di daerah irigasi di Bula Barat, Kab-Seram ini, BWS Maluku tengah membangun saluran primer irigasi sepanjang 7.326 mt dan sekunder 33.620,56 mt. Fabian Priandani, Petugas Pembuat Komitmen Irigasi dan Rawa II Pulau Seram BWS Maluku, di Ambon (29/8) menjelaskan selama ini area persawahan di sana itu areal persawahan tadah hujan. Produktivitas panen mencapai 4-5 ton/ha per tahun.
BWS Maluku berharap dibangunnya irigasi ini bisa meningkatkan jumlah produksi panen padi. Bila selama ini padi mengandalkan tadah hujan, maka dengan irigasi teknis panen padi bisa 2x. Tentunya produktivitas juga meningkat 2x lipat dibandingkan dengan menggunakan pengairan tadah hujan.
Selain irigasi Bubi, di Kab-Seram juga dibangun Irigasi Samal, di Kec-Seram Utara Timur Seti, Kab-Maluku Tengah. Luas baku irigasi 4.717 ha, yang terbagi 2 yakni Samal Kanan 2.500 ha, dan Samal Kiri 2.217 ha. Pembangunan irigasi ini disesuaikan kondisi wilayah yang mayoritas penduduknya bertani. Seluruh proyek irigasi ini dibiayai APBN murni.
Bendung Way Dafa
BWS Maluku juga mengembangkan jaringan irigasi di Pulau Buru (membangun Bendung Way Dafa). Hayatuddin Tuasikal, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Irigasi dan Rawa I BWS Maluku menjelaskan Bendung Way Dafa bertujuan meningkatkan layanan penyediaan air irigasi di P. Buru. Apalagi di wilayah itu daerah pertanian. Sistem pertanian sudah dikembangkan orang2 Jawa tahanan politik di pulau ini.
“Pembangunan Bendung Way Dafa ini untuk meningkatkan luas fungsional dari 400 ha jadi 1.500 ha, dengan menyuplai debit air ke daerah irigasi Way Lata, Way Dafa kiri dan Way Dafa kanan. Selain itu untuk meningkatkan hasil pertanian dari 4,5 ton/ha jadi 6-7 ton/ha per musim tanam” jelas Hayatuddin.
Kepala BWS Maluku Haryono Utomo menjelaskan kedua pembangunan irigasi di P. Seram dan P. Buru ini diharapkan meningkatkan jangkauan pelayanan irigasi teknis di Maluku. “Saluran primer di Pulau Buru, Seram bagian utara, Maluku Tengah berpotensi meningkatkan pelayanan suplai air irigasi” jelasnya.
Juga akan dibangun di pulau2 terluar di Indonesia di wilayah Maluku. Teknologinya irigasi tetes yang akan digunakan di ladang2. Seperti di Desa Kailolo, Kec-Pulau Haruku, Maluku Tengah. Sedang di daerah pertanian yang mengandalkan sawah tadah hujan, bisa memanfaatkan Jaringan Irigasi Air Tanah.
Penahan abrasi laut
Selain irigasi, BWS Maluku juga memiliki prioritas lain di bidang pantai. Sebagai wilayah kepulauan, abrasi pantai tidak bisa dihindari. Abrasi terjadi di Kota Ambon. Untuk mencegah air laut memasuki daratan, maka dibangun pengaman pantai.
Menurut Pejabat PPK Sungai dan Pantai II BWS Maluku, Daniel L Pattikawa, untuk mencegah abrasi maka dibangun pengaman pantai. “Sebelumnya tidak ada garis pantai, dan air laut masuk ke daratan akibat abrasi” kata Daniel. Abrasi makin parah karena air laut bisa masuk ke permukiman dan fasilitas umum. Pembangunan pengaman pantai di Ambon dibagi 11 zona.
Membangun pengaman pantai sejak 2016 sepanjang 329 km. Tapi belum seluruh zona dibangun pengaman. Kini 4 zona yang dibangun : zona-1 (1.465 mt). Zona-4 (329 mt), zona-9 (206 mt), dan zona-7. “Total ditargetkan 9 km. Kalau terlaksana, maka seluruh Ambon dilindungi dengan pengaman pantai.”
Empat zona ini menghabiskan Rp 38 miliar dari APBN. Selain Ambon, pembangunan pengaman pantai juga di Desa Kailolo, Kec-Pulau Haruku, Maluku Tengah. Pembangunan pengaman pantai ini 3x, yakni pada 2013 (800 mt), 2015 (1,6 km), dan 2016 (150 mt). “Total 2,58 km. Pengaman pantai juga dibangun di 9 kabupaten/kota dengan total Rp42 miliar,” jelas Daniel.
Keberadaan pengaman pantai penting fungsinya. Sejumlah warga di Desa Kailolo merasa aman dan tidak was2 karena air laut tidak lagi masuk ke permukiman.
Kepala BWS Maluku mengatakan pembangunan ini kegiatan prioritas. “Kami selalu menampung usulan2 daerah yang mengalami abrasi pantai” terang Hariyono. (X-10; Siswantini Suryandari; Bahan dari : http://m.mediaindonesia.com/read/detail/183283-membangun-infrastruktur-air-untuk-kedaulatan-pangan)-FatchurR *