Prediksi Gempa susulan-libatkan Kecerdasan buatan
(cnnindonesia.com)- Jakarta, Kecerdasan buatan (neural network) diperkirakan bisa memprediksi dimana gempa susulan akan terjadi setelah gempa bumi pertama. Akurasi prediksi ini lebih tepat ketimbang teknik standar, seperti dipublikasikan studi yang dipubikasikan Nature; (29/8).
Setelah gempa bumi utama, gempa bumi susulan bisa membahayakan penyintas dan yang mencari pertolongan. Studi ini dilakukan sekelompok peneliti dari Universitas Harvard, Universitas Connecticut, dan Google. Mereka melatih neural network yang mereka buat agar bisa memprediksi apakah akan terjadi gempa susulan di wilayah tertentu.
Neural network ini dilatih memberi data, diambil dari contoh 131.000 pasang gempa dan susulan yang muncul berikutnya. Daerah yang dilanda gempa dipetakan di jejaring sel (grid cell). Neural network ini belajar memprediksi wilayah gempa susulan dengan mempelajari distribusi tekanan yang terjadi akibat gempa awal. Pemetaan wilayah gempa susulan ini dengan peta daerah yang diberi jejaring sel tadi.
“Dengan membedakan volume dari tiap gempa utama, prediksi pascagempa bisa diformulasikan sebagai masalah klasifikasi binari dalam skala besar. Akurasi tiap sel grid mencapai 5 km x5 km x 5 km. Sel grid pada volume setelah gempa utama bisa jadi mengakibatkan gempa susulan atau tidak,” tulis laporan itu.
Neural network telah diuji untuk 30.000 kejadian gempa bumi. Sejauh ini, prediksi gempa susulan dengan teknologi ini lebih akurat dari metode sebelumnya (Couloumb failure stress change).
Metode lawas ini memeriksa perubahan tekanan di sekitar daerah setelah gempa. Metode pengukuran gempa paling akurat diberi nilai 0,5 sampai 1. Neural network berhasil dapat skor 0,849. Metode Couloumb dapat skor 0,583.
“Kriteria Coulomb failure stress change telah banyak digunakan untuk menentukan posisi gempa susulan […] Neural network bisa memprediksi lebih baik,” jelas Phoebe DeVries, mahasiswa pascasarjana dari Universitas Harvard seperti dikutip The Register.
Model neural network ini prototipe dan belum memperhitungkan jenis2 tekanan fisik lain. Sehingga, metode perkiraan gempa ini belum bisa digunakan dalam waktu dekat. Namun pengembangan metode ini terus berlanjut dan diharapkan bisa digunakan oleh para pengamat gempa dan tim penyelamat.
“Kami memandaang hal ini sebagai langkah awal yang membangkitkan semangat. Masih banyak fenomena fisik yang mungkin memengaruhi perilaku gempa susulan,” jelas DeVries.
“Tapi ke depan, machine learning bisa jadi alat yang kuat untuk menghubungkan semua jenis fenomena fisik [seperti] perubahan tegangan dinamis, perubahan tegangan poroelastik, struktur geologi yang ada untuk memprediksi perilaku gempa susulan.” (eks; Eka Santhika; Bahan dari : https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20180830174823-199-326265/prediksi-gempa-susulan-peneliti-libatkan-kecerdasan-buatan)-FatchurR *