Terbuka terhadap Informasi dan Perubahan
Ingat gak jaman tahun 1990 an? Telepon Umum, Wartel & Warnet adalah *bisnis paporit* (orang Japati bilang). Kini, usaha itu tidak kita jumpai lagi. Dulu, dunia investasi hanya milik orang kaya. Fakta hari ini, dengan uang 100 rb rupiah, pengamen jalanan bisa beli saham Reksadana. Apa ora hebat jal?
Dulu, kalau Anda mau buka toko kelontong harus pakai modal besar. KIni, dengan Smartphone Anda bisa jadi grosir dengan aplikasi Kudo. Dulu, gerai Matahari, Ramayana, Carrefour, Hypermart itu raja dunia retail. Kini, gerai mereka banyak yang tutup, tergantikan pemasarannya oleh ratusan Toko Online seperti Lazada, OLX, Traveloka, Bukalapak, Tokopedia, Blibli, dll.
Dulu, Anda pesan hotel dan ticket pesawat harus lewat travel agent. Sekarang, ribuan travel agent berguguran tergantikan oleh Traveloka, Agoda, Pegipegi dll.
Dulu order Taxi sangat menjengkelkan, kini ada Grab, Uber, Go Jek dll. Dulu, ojek adalah profesi rendah. Sekarang, pendidikan tukang ojek banyak yang S1 & S2. Dulu, sulit cari makanan halal jika Anda ke luar negeri. Sekarang, begitu mudah mencari restoran halal dan masjid terdekat dengan aplikasi Halal Trip.
Dulu, surat kabar, majalah, dan televisi adalah media informasi yang paling efektif. Sekarang, mereka tergerus oleh jejaring sosial seperti YouTube, Facebook, Twitter, Instagram, dan Linkedin.
Dulu, mencari teman SD, SMP atau SMA sulit. Sekarang, HP kita sudah penuh dengan Group WA Alumni dan sering reunian, bisa ketemu pacar lama. Dulu, transfer uang, tarik tunai ataupun setor tunai oleh petugas bank, kini semuanya sudah memakai mesin.
Nah, jika ada sedulur yg saat ini masih nyaman bekerja di bank, sebentar lagi sebagian besar pekerjaan akan tergantikan oleh aplikasi AliPay.
Jika hari ini Anda tidak mau terbuka terhadap informasi dan perubahan, maka hidup Anda akan banyak mengalami kesulitan, karena akan tertinggal oleh perubahan & inovasi yang cepat, dan tidak akan pernah berhenti.
Kalau prinsipe inyong dalam menghadapi era industry 4.0 kaya kiye : “Ombak itu jangan dilawan, tetapi manfaatkan untuk berselancar.” Nek ora gelem, Anda akan tenggelam diterjang tsunami online. Nah lho kepriben jal ? Karena itu, teruslah bergerak, dan ikutilah perubahan.
Berubah itu baik, dan berubah itu perlu, agar Anda bisa bertahan hidup. Ya hidupnya wong pangsiunan. Salam sehat, sukses dan barokah. Muchtar AF; dari grup WA-VN)-FR