Mendongkrak Daya Saing Startup Bekraf Luncurkan Be X
(ekonomi.kompas.com)-JAKARTA, Badan Ekonomi Kreatif Republik lndonesia (Bekraf) meluncurkan program BE-X yakni program akselerasi startup yang fokus pada pembentukan founder dan team founder yang siap berteknopreneur.
BE-X ada dalam upaya mendorong startup menghadapi revolusi industri 4.0. “Untuk mempersiapkan startup lndonesia siap bersaing global, tidak hanya infrastruktur dan pengetahuan startup yang perlu, tapi juga butuh faktor X yaitu extra, excellent dan collaboration. Factor X ini yang coba dibangun dan tingkatkan di start up Indonesiaā€¯ ujar Wakil Kepala Bekraf Ricky Joseph Pesik di Jakarta (19/10/18).
Perlunya faxtor X berteknopreneur agar founder dan team founder bermental ekstra dalam menghadapi persaingan, excellent dalam ide dan mampu berkolaborasi dalam tim sehingga bisnis yang dijalankan tidak hanya bisa berkelanjutan tetapi juga bisa berkembang makin besar.
BE-X akan meneleksi 42 startup yang berpotensi besar di masa depan. Program BE-X ini dilaksanakan 3 tahapan, yaitu: Rekrutmen, Pelaksanaan Akselerasi dan Demo Day. Tahap rekrutmen, Bekraf melakukan tahapan2 seleksi yaitu pengajuan proposal online, kurasi proposal, proses penilaian dan pitching.
Tahap akselerasi, peserta yang lolos seleksi akan dapat pelatihan dan pengembangan terkait marketing dan channeling product serta marketing activities dari mentor handal. Di tahapan akhir Demo Day, peserta yang dapat pembekalan akan mendemonstrasikan start-up di hadapan venture capital dan stakeholder terkait.
Peserta yang ‘Iolos seleksi berkesempatan menghadiri capacity building dan akses ke incubator, investor dan government network. Deputi Riset, Edukasi dan Pengembangan Bekraf Abdur Rohim Boy Berawi mengatakan, melalui program ini diharapkan muncul startup baru yang mendorong pertumbuhan ekosistem start up dan start up Indonesia yang ada bisa semakin besar dan menjadi the next unicorn.
Setelah Jakarta, sosialisasi BE-X akan dilaksanakan di kota2 lain : Medan, Yogya, Surabaya, dan Makassar. Berdasarkan riset dari Bekraf, PDB Ekonomi Kreatif Indonesia tumbuh 4,95% (2016) senilai Rp 922,59 miliar. Sehingga berkontribusi 7,44% terhadap total perekonomian nasional. Dari angka itu, kontribusi beberapa subsektor juga mengalami peningkatan.
Subsektor arsitektur menyumbang 2,34%, aplikasi dan game developer 1,86% dan desain produk 0,22%. Data riset 2015 menemukan penggunaan IT pada industri ekonomi kreatif meningkat. Sebesar 64,24% usaha Ekonomi Kreatif menggunakan komputer atau device. Sedang usaha Ekonomi Kreatif yang menggunakan internet (network) 68,83%.
Pertumbuhan PDB Ekonomi Kreatif Indonesia (2016) lebih tinggi dibanding negara ASEAN lain, seperti Singapura 5,70% dan Filipina 4,92%. Terlepas dari potensi yang ada, sektor Ekonomi Kreatif menghadapi kendala2. Terdapat 13 kendala yang teridentifikasi dari hasil temuan riset yang dilakukan (2015).
Kendala mendasar yang harus dihadapi yaitu 37,40% kendala pada riset dan pengembangan dan 31,56% kendala edukasi. Melalui BE-X dua kendala dimungkinan dapat teratasi sehingga akan berkembang ekosistem start up digital lebih baik ke depan.
(Artikel ini telah tayang di Komas.com dengan judul “Dongkrak Daya Saing Startup, Bekraf Luncurkan BE-X”, Penulis : Putri Syifa Nurfadilah; Editor : Erlangga Djumena; Bahan dari : https://ekonomi.kompas.com/read/2018/10/19/160530526/dongkrak-daya-saing-startup-bekraf-luncurkan-be-x)-FatchurR *