Opini dan sukses bisnis

Srikanth Bolla Buta sejak Lahir-Membuka Mata Dunia(1/2)

(entrepreneur.bisnis.com)-JAKARTA; Terlahir buta, Srikanth Bolla sering kali didiskriminasi. Ia bangkit menantang kondisinya, lulus universitas terbaik dunia, dan menyematkan namanya di daftar Forbes. Cerita kehidupan Bolla jadi saksi dia telah mendorong perubahan di kehidupannya dan orang lain.

 

Ia terlahir tanpa penglihatan dari keluarga petani di Seetharamapuram di Machilipatnam, Andhra Pradesh, India(1992). Kondisi ini bisa menghancurkan semangat hidup jiwa yang rapuh, tapi tidak untuk Bolla.

 

Ia bergulat melawan kesulitan, berjuang di tiap langkah, mulai memperoleh pendidikan layak hingga menjelajah karier wirausaha. Kini ia menjalankan Bollant Industries Limited, sebagai CEO-nya dan mempekerjakan lebih dari 650 orang, hampir separuhnya pria-wanita penyandang disabilitas.

 

Kasih Orang Tua

“Kedua orangtua saya, Damodar Rao dan Venkatamma (yang sepupu), sedih ketika bayi mereka terlahir buta” kisah Bolla, dilansir The Hindu Business Line. Kebutaan itu buah efek genetik dari perkawinan sedarah. Setelah Bolla terlahir, orangtuanya menelan cemoohan2. Anak laki2 mereka dikatakan tak berguna dan bakal hidup menyusahkan.

 

Kedua ortunya Tuli sehingga tak mengacuhkan pandangan2 lingkungan. Mereka  menyayangi dan memutuskan untuk membesarkan putra mereka sebaik mungkin. “Namun di setiap tahap, sejak mendaftarkan saya ke sekolah di daerah pedesaan, mereka harus melawan ‘sistem’” kenang Bolla.

 

Karena Bolla kerap didiskriminasi di sekolah, sang ayah memindahkan ke sekolah untuk Tuna Netra, dan ia dibimbing guru kebutuhan khusus. Tak jarang ia kesepian di masa kanak2nya. Tak ada kawan tertarik mengajaknya ikut bermain atau ber-OR. Kesendirian itu melecut Bolla unggul di setiap kesempatan.

 

“Saya kerja keras dan tidak pernah menengok ke belakang”, dikutip dari laman MIT. Pertama, dia belajar Braille, lalu bahasa Inggris dan cara menggunakan komputer. Penghargaan2 dimenangkannya entah itu dalam debat, penulisan kreatif, catur, atau kriket untuk orang buta.

 

Masuk MIT

“Itu baru awal perjuangan melawan sistem dan terus berlanjut ber-tahun2. Tapi setiap rintangan yang saya hadapi membuat saya lebih kuat karena saya harus menantang sistem yang ada dan mencari ruang untuk diri saya” lanjutnya.

 

Selesai sekolah dasarnya, ia menghadapi kesulitan mendapat tiket masuk kursus tingkat menengah. Padahal Bolla selalu menorehkan prestasi di setiap jenjang yang dilaluinya. Keinginan Bolla belajar ilmu pengetahuan dimentahkan. Alih2, ia diberi tahu hanya bisa belajar seni karena kebutaannya.

 

Bolla jatuh bangun memperlihatkan kegigihannya hingga bangku kuliah. Di tingkat perguruan tinggi, ia menerima penolakan dari sejumlah institusi ternama di India, termasuk IIT (Indian Institute of Technology), karena kondisinya.

 

Apakah semangatnya hancur? Yang terjadi sebaliknya. “Jika IIT tak menginginkan, saya juga tak menginginkan IIT” batinnya saat itu. Bolla menantang dirinya mendaftar ke kampus internasional yang lebih bergengsi. Doanya terjawab. Dia berhasil diterima di 4 kampus ternama di dunia, yaitu MIT, Stanford, Berkeley, dan Carnegie Mellon, seperti dilansir The Better India.

 

Pilihannya pada Massachusetts Institute of Technology (MIT) di AS. Ia resmi masuk kampus terbaik dunia sarang lahirnya penguasa teknologi itu sekaligus jadi mahasiswa internasional pertama yang buta. Lingkungan pembelajaran di MIT membuat perbedaan besar bagi Bolla membentuk pandangan atas dunianya sendiri.

 

Ia bertekad mencoba sesuatu yang berbeda dengan usahanya suatu hari nanti. “Setelah menghadapi tantangan di tiap tahap selama pendidikan, saya berkeinginan melakukan hal berbeda,” tutur Bolla. (Mia Chitra Dinisari; Renat Sofie Andriani; Bahan : https://entrepreneur.bisnis.com/read/20190129/265/883424/buta-sejak-lahir-srikanth-bolla-membuka-mata-dunia)-FatchurR *Bersambung……….

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close