Iptek dan Lingk. Hidup

Jelang Pemilu WA Sediakan Kanal Lapor Hoaks

(m.mediaindonesia.com)- BERSAMA Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) dan lembaga ICT Wacth, aplikasi pesan singkat WhatsApp membuka saluran telepon agar publik bisa lapor hoaks temuan mereka, jelang Pemilu 2019.

 

“Ini dibangun atas komitmen WA, termasuk upaya kami mengurangi jumlah pesan yang diteruskan hingga maksimal 5x, ternyata mengurangi 25% distribusi pesan terusan di WA” seperti dikutip dari pihak WhatsApp dalam keterangan pers (7/4).

 

Masyarakat dapat kirim teks, foto, video dan audio yang berpotensi berisi misinformasi atau hoaks ke nomor +6285574676701. Aplikasi berlogo hijau itu memastikan pesan itu dapat perlindungan enkripsi end-to-end yang berlaku di platform ini, sehingga pesan tidak dapat terlihat oleh WA sendiri.

 

Laporan ini juga akan jadi arsip data MAFINDO mengenai penyebaran hoaks periode pemilu. Presidium MAFINDO Harry Sufehmi minta pengguna WA melaporkan hoaks ke nomor itu agar kabar bohong dapat diidentifikasi dan didata.

 

“Misinformasi merupakan tantangan yang membutuhkan kerja sama kuat untuk menanggulanginya,” ungkap Harry dalam keterangan yang sama.

 

Selain dengan MAFINDO, WA juga bekerja sama dengan ICT Watch memberi pelatihan bagi publik mengenai hoaks di 10 Ruang Publik Terpadu Raman Anak (RPTRA) di Jakarta. WhatsApp juga berencana untuk bekerja sama dengan komunitas untuk mengembangkan stiker yang bertema mengatasi hoaks.

 

Awal tahun ini, WA membatasi jumlah meneruskan pesan atau forward jadi 5x untuk satu pesan. Saat ini, pesan yang diteruskan dilabeli tulisan forwarded sehingga penerima tahu  pesan itu bukan asli ditulis oleh si pengirim.

Wakil Direktur Kebijakan Publik dan Komunikasi WA, Victoria Grand, (Januari-2019) mengatakan pembatasan pesan ini membantu melacak perilaku mencurigakan. WA tidak dapat membaca isi pesan yang dikirim karena enkripsi end-to-end yang disematkan di sistem mereka hanya mengizinkan pengirim dan penerima pesan untuk membaca isi pesan itu.

Tapi, WA bisa mendeteksi perilaku berkirim pesan jika ada aktivitas tidak wajar, misalnya meneruskan pesan ke banyak orang sekaligus.

 

“Mempersulit orang2 yang gakbertanggung jawab meneruskan pesan,” pungkas Grand. Berdasarkan data WhatsApp, 90% pesan yang dikirim di platform tersebut tergolong pesan pribadi, sisanya dapat berupa pesan yang lain.(OL-5; Bahan dari : http://m.mediaindonesia.com/read/detail/228075-jelang-pemilu-whatsapp-sediakan-kanal-lapor-hoaks)-FatchurR *

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close