Sambut Ramadhan Semarang Gelar Ritual Dugderan
(cnnindonesia.com)-SEMARANG, Prosesi budaya Dugderan kembali digelar di Kota Semarang. Tradisi yang berlangsung sejak 1881 ini kembali menyedot perhatian ribuan masyarakat yang memadati kawasan Jalan Pemuda hingga Masjid Agung Kauman Semarang.
Tradisi Dugderan dimulai dari Halaman Balai Kota di Jalan Pemuda yang diisi atraksi kesenian tradisional. Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi berperan sebagai Tumenggung Aryo Purboningrat, Bupati Semarang tempo doeloe, memukul bedug tanda dimulainya pawai arak2an ke Masjid Agung Kauman Semarang.
Pawai dipimpin iring2an kereta kencana dan bendi, disusul pelajar, kelompok masyarakat hingga komunitas. Tak ketinggalan, arak2 replika bunga manggar dan hewan warak, yakni hewan berbentuk kepala naga, kaki menyerupai kambing dan tubuh menyerupai unta. Ini dianggap simbol akulturasi budaya Jawa, Arab dan China yang ada di Semarang.
Setelah menempuh jarak 5 km selama 1 jam, Wali Kota Semarang dengan kereta kencana bersama rombongan tiba di Masjid Agung Kauman. Ia langsung diterima oleh sesepuh Ulama dan tokoh Masyarakat untuk melakukan prosesi pertemuan penentuan awal Ramadhan.
Tak berselang lama, hasil pertemuan diberitahukan ke masyarakat disusul dengan pemukulan bedug dan penembakan meriam sebagai tanda bila esok hari mulai berpuasa. Bunyi bedug “Dug”, dan suara meriam “Der” inilah yang disebut sebagai Dugderan.
“Dugderan ini tradisi yang terus dijaga dan dilestarikan. Usia dugderan lebih dari 2 abad, dan ini terus tertanam di jiwa, semangat dan budaya masyarakat Semarang, kami Pemkot Semarang berterima kasih pada warga”, ungkap Hendrar Prihadi di Masjid Agung Kauman Semarang, Sabtu (4/5).
Sesepuh Masjid Agung Kauman KH.Hanif Ismail menjelaskan bila Dugderan bermakna pemberitahuan dimulainya bulan Ramadhan kini hanya prosesi budaya karena penentuan Ramadhan kini ditentukan oleh Pemerintah lewat sidang isbat.
“Kita menghormati tradisi dan budaya yang kental di masyarakat. Dimulainya Ramadhan, kita menunggu pengumuman dari Pemerintah disidang isbat”, terangnya. Prosesi Dugderan ditutup dengan pembagian kue ganjel rel dan air khataman Al-Quran yang diperebutkan ribuan masyarakat karena dipercaya bisa membawa berkah.
Seminggu sebelum tradisi Dugderan, digelar Pasar Malam yang ditempatkan di kawasan Pasar Johar. Pasar ini menyuguhkan mainan anak2 yang terbuat dari gerabah dan kuliner jaman dulu. (dmr/lav; Bahan dari : https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20190505035526-241-391995/sambut-bulan-ramadan-semarang-gelar-ritual-dugderan)-FatchurR *