Selingan

Madrasah Kedokteran Sulaimaniyah Pelopor Modernisasi Sekolah

(republika.co.id)-JAKARTA; Madrasah Kedokteran Sulaimaniyah jadi sekolah kedokteran pertama dalam peradaban Islam dengan akta kepercayaan sebagai institusi tempat mempelajari ilmu2 medis secara mandiri.

 

Madrasah ini melatih dokter spesialis yang disiapkan menduduki posisi penting di bidang pendidikan kedokteran Utsmaniyah, khususnya di bidang spesialisasi medis.

 

“Sejak awal, Sultan Sulaiman memerintahkan pembentukan madrasah kedokteran di Kompleks Sulaimaniyah untuk mendidik dokter terampil, untuk kebutuhan masyarakat dan tentara,” tulis Salim Ayduz dalam artikelnya, “Suleymaniye Medical Madrasa”, seperti dikutip Muslim Heritage.

 

Jumlah pegawai yang bekerja di kompleks Madrasah Kedokteran Sulaimaniyah sangat sedikit. Pegawai itu terdiri atas satu muderris (dosen), 8 danismend (mahasiswa), dan tiga staf tambahan yang disebut noktaci (asisten). Selain itu, ada bevvab (penjaga pintu) dan ferrash (petugas kebersihan).

 

Seperti madrasah2 lain pada zaman itu, biasanya ada satu muderris sebagai kepala sekolah. Namun, di Madrasah Kedokteran Sulaimaniyah, ada persyaratan2 khusus yang harus dimiliki orang yang mengisi jabatan tersebut. Di antaranya harus memiliki kompetensi pendidikan di bidang ilmu kedokteran, selain dapat mengarahkan mahasiswa dalam mempraktikkan ilmu kedokteran.

 

Dosen pertama di Madrasah Kedokteran Sulaimaniyah adalah Tabib Ahmed Celebi bin Isa Celebi. Dari profesinya sebagai pengajar di institusi ini, dia menerima gaji 60 akça per hari. Meski sejumlah sumber menyebut upah harian muderris adalah 20 akça per hari, Ahmed menerima gaji lebih tinggi karena tingkat keahliannya di bidang kedokteran yang mumpuni.

 

Sejumlah dokumen lain mengungkapkan, beberapa muderris di Madrasah Kedokteran Sulaimaniyah ditugaskan untuk menangani lembaga2 kedokteran lain sebagai shagird. Sebut saja beberapa dokter terkenal, seperti Büyük Hayatizâde Mustafa Feyzi, Ayasli Saban Sifai, Ömer Efendi, dan dokter kepala Gevrekzâde Hasan Efendi.

 

Para mahasiswa kedokteran yang belajar di madrasah ini tinggal di asrama. Mereka diberi kebebasan  memasak di dapur umum yang ada di sekolah kedokteran tersebut, juga menggunakan Rumah Sakit Dar al-Shifa di Istanbul sebagai tempat untuk mempraktikkan teori yang mereka pelajari di madrasah.

 

(Agung Sasongko;  Bahan dari :  https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-digest/ptqg5f313/madrasah-kedokteran-sulaimaniyah-pelopor-modernisasi-sekolah)-FatchurR *

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close