Kementan Meluncurkan Inovasi Bioplastik Dari Tapioka
(beritasatu.com)-BOGOR; Balitbangtan Kementerian Pertanian (Kemtan) meluncurkan bioplastik nano selulosa, dan biofam, pembungkus plastik ramah lingkungan yang diklaim jadi solusi pengurangan limbah plastik yang sulit terurai.
Mentan Andi Amran Sulaiman menuturkan, plastik berbahan tapioka, ubi kayu berhasil dikembangkan dan siap untuk dikomersilkan. “Ini sangat baik. B100 sudah selesai, tinggal kita masalkan,” kata Amran, saat kunjungan ke Balitbangtan di Cimanggu, Kota Bogor, Kamis (23/8/2019).
Amran minta langsung khusus bioplastik itu untuk botol kemasan air mineral. Dia tantang peneliti untuk segera menghasilkan dalam 6 bulan hingga 1 tahun ke depan. Amran siapkan royalti Rp 8M untuk para peneliti yang berhasil melahirkan inovasi2 baru. Dia yak, hal itu bisa menjadi pemicu agar para peneliti semakin bersemangat mengembangkan hasil temuannya.
Kepala Balitbangtan Kementan, Fadjri Djufri mengungkapkan, kehadiran bioplastik dan biofoam jadi jalan keluar atas keberadaan sampah plastik yang jadi momok yang menakutkan Indonesia dan di dunia. Karena kedua produk itu mampu terurai alami oleh tanah selama kurang lebih dua hingga tiga bulan.
Terkait kekuatan, bioplastik merupakan kemasan alternatif pengganti styrofoam yang terbuat dari bahan baku alami, yaitu pati dengan tambahan serat (nanoselulosa limbah pertanian seperti jerami) untuk memperkuat strukturnya.
“Produk biofoam ini bisa terurai kurang dari 2 bulan bila dibuang ke lingkungan. Namun bila dibuang ke tempat yang lembab maka akan terurai lebih cepat. Biaya produksi biofoam Rp 700–Rp 1.500 per buah bergantung pada sumber serat dan ukuran biofoam,” paparnya.
“Intervensi pemerintah diharapkan bisa menurunkan harga bioplastik aga rbisa bersaing dengan produk plastik konvensional nantinya,” tambah Fadjri. (Vento Saudale; WM; Bahan dari : BeritaSatu.com dan https://www.beritasatu.com/nasional/571194/kemtan-luncurkan-inovasi-bioplastik-dari-tapioka)-FatchurR *