YAKESTEL DAN OLAH RAGA

Absen Senam Mandiri 04-02-20 Dan Kehati hatian pada Hoax(3/3)

Naik Kereta Api terutama siang hari nerupakan pilihan kesukaan saya dibanding perjalanan malam hari, walau kadang saya naik Turangga atau Harina yang jadwalnya malam hari. Salah satu alasan saya memilih pagi hari adalah menikmati pemandangan.

 

Disamping itu setiap perjalanan, umumnya saya berkesempatan menambah pengetahuan / informasi dari lingkungan dan diseling bebas membaca dan memanfaatkan Android saya, salah satunya WA

 

Ya, pegang HP (WhatsApp) bagi saya di atas KA itu kesempatan bagus danistimewa, karena sehari hari, saya relative jarang bisa langsung merespon berita yang masuk, karena saya mengisi waktu untuk hal hal yang lebih penting. Saat itu diatas KA  saya berkesempatan diantaraanya terus membuka WA yang jumlah dan datang bagai gerimis, terus dan terus

 

Maklum saya dimasukkan 20an grup WA (GWA), dengan 8 GWA diantaranya beranggota 200an bahkan 2 GWA mencapai 300an anggota. Persoalan muncul, banyak kiriman sejenis atau sama, diantaranya : Mereka berdo dan mendoakan saya, HUT, Berita duka,  Bermacam Hoax dan berulang dsb

 

Mencuplik situs https://tirto.id/hoaks-kesehatan-bikin-penyakit-semakin-runyam-edLY, dari seribu berita hoaks sejak Februari 2016 hingga Februari 2017 yang jadi sampel penelitian, 27% berisi soal kesehatan. Posisi ke-2: 22% berita hoaks menyoal politik, disusul berita hiburan sekitar 15%, sisanya, berita mengenai persaingan bisnis dll.

 

Dicontohkan di situs : “Yang menderita sakit gigi menahun monggo dipraktekin, baput digeprek, ditempelin di pergelangan tangan. Pake lakban biar ga lepas. Kalau sakit gigi sebelah kanan, pasang bawang putih sebelah kiri, begitu sebaliknya.” Pernah dapat pesan semacam itu dan tertarik ?

Saya temukannya di salah satu akun FB yang sudah dibagikan 23.000x dan dikomentari lebih dari 2.400 komentar. Ketika menelusur kolom komentar, banyak yang mempraktikkan metode penyembuhan sakit gigi dengan bawang putih, dan mengaku berhasil. Tapi ada yang merasa kapok karena kulit tangannya melepuh.

 

Sakit gigi reda dengan bawang putih, kanker sembuh hanya memijat jari jempol kaki, atau minum biji rebusan alpukat. Hoaks kesehatan itu menyebar cepat.

 

Biasanya agar makin meyakinkan, berita hoaks itu dibumbui klaim keagamaan, kata provokatif, atau testimoni dokter (yang namanya tidak ditemukan dalam daftar organisasi kedokteran manapun). Akibatnya fatal dan yang langsung mempercayainya, baru ke dokter setelah kondisinya parah.

 

Sahabat sahabatku mantan karyawan Telkom. Jika Anda sakit ke Dokter atau Searching Google?

Ketika mendapat gejala kesehatan dari suatu penyakit tertentu, hal apa yang pertama Anda lakukan?
Jawabannya akan memecah pembaca tulisan ini jadi dua : Mereka yang langsung memeriksakan diri ke tenaga medis, atau yang lain mencari pertolongan lewat dokter Google dan pergi beli obat sendiri. Jika Anda termasuk pada kelompok  kedua, maka tuntaskanlah membaca artikel ini.

Meriset sendiri penyakit secara online bisa muncul rasa takut atau khawatir berlebih. Hasil diagnosa online sering meleset dibanding tepat, penyakit yang dideteksi cenderung terkesan parah, ketimbang penyakit sebenarnya. Terlebih, banyak hoaks kesehatan berseliweran, menambah ketakutan masyarakat untuk pergi ke dokter.

 

“Hoaks membuat pasien menunda perawatan dan keluar uang lebih untuk pengobatan alternatif yang tidak akurat,” ujar dr. Shilpi Agarwal, dokter dari Washington, dipacak di lamanHealth  Line.

Jika berhasil, seperti klaim ketika mengobati sakit gigi dengan tempelan bawang putih, maka dipastikan itu hanya efek placebo semata. Atau yang terjadi, nyeri pada penyakit aslinya teralihkan dengan rasa hangat atau nyeri lain dari trik hoaks kesehatan itu.

Info palsu bisa membuat pasien meragukan diagnosa dari dokter dan membikin pekerjaan dokter makin sulit. Studi yang terbit di JNCI (2017) menyatakan saat pasien kanker mensubtitusi terapi medis dengan pengobatan alternatif, maka risiko kematian naik jadi 2,5x lipat.

 

Hoaks kesehatan bisa jadi berdampak paling berbahaya. Jika hoaks politik memecah belah bangsa, maka kabar bohong  kesehatan bisa mengancam nyawa. Karenanya, mulai sekarang, jika Anda menemukan info info kesehatan yang terkesan spektakuler, ujilah kebenaran datanya.

Perangi Hoax kesehatan dengan cara mencari sumber berita terpercaya dari organisasi kesehatan tertentu. Jangan lupa cari lebih dari satu sumber informasi, skeptis dan verifikasi. Hoaks selalu ditandai dengan klaim kesehatan yang terlalu berlebihan. Terakhir, tanyakan segala info kesehatan yang masih sumir kepada dokter.

 

Penutup

1-Kayaknya musim kirrim Hoax telah merata kesegala individu, segala Strata yang dengan mtanpaudah dipercaya dan diteruskan tanpa cek n recek

2-Berita Hoax yang sama, terus berulang dari waktu ke waktu disamping yang baru terus muncul

 

3-Ingat semua jenis Hoax itu membahayakan, apalagi perihal kesehatan berdampak pada nyawa

4-Saya jadi teringat pesan Filsuf besar yang hidup ribuan tahun sebelum Masehi yaitu yang terkenal dengan 3 Filter yaittu :

a-Filter pertama Socrates mempertanyakan “Kebenaran” berita tersebut.  “Apakah Anda yakin bahwa apa yang akan Anda katakan pada saya itu benar?” .

 

b-Filter kedua, Socrates bertanya “Kebaikan” dari berita yang Anda sampaikan. “Apakah yang akan Anda katakan itu sesuatu yang baik?”.

 

c-Filter ketiga Socrates tanyakan “Kegunaan”. Apakah yang Anda katakan pada saya itu berguna bagi saya?”

 

Itulah rumus jika Anda menerima Berita sebelum meeneruskannya

(bahan dari: tirto.id – Kesehatan; ditulis :  Penulis: Aditya Widya Putri; Editor: Nurul Qomariyah Pramisti)-FatchurR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close