Eksotisnya Air Terjun Niagara Di Grojogan Watu Purbo
(lifestyle.sindonews.com)-SLEMAN; Kabupaten Sleman kini ada destinasi wisata baru yang digandrungi wisatawan, yakni Grojogan Watu Purbo (air tejun batu purba). Terletak di Bangunrejo, Merdikorjo, Tempel, Sleman, destinasi air terjun ini tak pernah sepi pengunjung, terutama di pagi dan sore hari.
Ketika libur, pengunjung makin membeludak. Kebanyakan datang berkelompok, berkendaraan bermotor atau bersepeda. Hari biasa rata-rata kedatangannya 2.000 pengunjung, dan libur/atau weekend bisa 10.000 pengunjung.
Bukan tanpa alasan, Grojogan Watu Purbo ini menarik antusias wisatawan. Pelancong penasaran dengan keindahan dan keelokan Grojogan Watu Purbo yang sekilas mirip Air Terjun Niagara di perbatasan AS dan Kanada.
Grojogan Watu Purbo menyajikan wisata alam air terjun dari 6 sabo dam di aliran Sungai Krasak yang tersusun bertingkat dengan ketinggian bervariasi, ada yang 7 meter, juga 3 meter. Masing-masing sabo dam itu dapat dikunjungi wisatawan. Tetapi, dari 6 sabo dam itu, yang terbanyak dikunjungi di aliran dam terbawah.
Dari situ, wisatawan bisa melihat air dari dam tertinggi sampai ke bawah yang mengalir teratur layaknya air terjun. Menariknya abila cuaca cerah, wisatawan dapat menikmati gagahnya pemandangan Gunung Merapi di atas Grojogan Watu Purbo. Alhasil, dam terbawah jadi obyek buruan yang ingin berswafoto atau selfie dengan latar air terjun dari Sabo Dam dan Gunung Merapi.
Jika akan ke lokasi wisata ini, Anda perlu bersusah payah, lantaran harus jalan kaki 200 mt dari area parkir kendaraan. Namun, medan jalan ke lokasi wisata baik dan ada pegangan di sisi kiri dan kanan jalan berundak. Hanya, Anda perlu hati-hati saat memasuki jalan ke sabo dam terbawah, sebab jalan masih berupa tanah cukup licin ketika turun hujan.
Untuk saat ini, wisatawan yang berkunjung ke Grojogan Watu Purbo tidak dikenai tarif masuk. Anda hanya cukup membayar parkir kendaraan yang relatif murah, yakni Rp3.000 untuk sepeda, Rp5.000 untuk sepeda motor, dan Rp10.000 untuk mobil.
Grojogan Watu Purbo awalnya sabo dam di aliran Sungai Krasak untuk menahan laju lahar dingin dari Gunung Merapi yang dibangun 1975. Sebelum jadi destinasi wisata, dasar sungai di sabo dam terakhir sempat dijadikan penambangan pasir. Sehingga tebing yang ada kanan kiri aliran Sungai Krasak menjadi rusak. Akhirnya, pada 1985 kegiatan penambangan itu dihentikan.
Sisa penambangan, hingga kini terlihat di cekungan bekas galian di aliran sungai. Lama tak terurus, pada 2018 masyarakat berinisiatif mengembangkan jadi destinasi alam alternatif. Di awal 2020, Grojogan Watu Purbo diunggah di medsos dan jadi viral. “Ini obyek baru, masih tahap pengembangan dan pembenahan,” kata anggota pengelola obyek wisata Grojogan Watu Purbo, Iswanto.
Pria (38) itu mengungkapkan lokasi wisata ini dinamai Grojogan Watu Purbo, karena di aliran sungai itu banyak ditemukan bebatuan, besar dan kecil. Warga tidak tahu kapan batu-baru itu ada di tempat ini, sehingga dinamakan Watu Purbo.
Untuk menjaga perut wisatawan tidak keroncongan, warga menyediakan 42 warung yang dikelola sendiri. Juga dipersiapkan fasilitas penunjang lain, seperti toilet, gazebo mini untuk beristirahat, serta jembatan bambu untuk menghubungkan ke sabo dam. Di sini, wisatawan bisa menyusuri sungai dengan menyewa ban atau motor ATV.
“Meski jadi obyek wisata yang diminati, kami tetap berharap ada perhatian dari pemda untuk membenahi dan memperbaikinya, termasuk menambah fasilitas penunjang. Sebab untuk pengelolaan masih dilakukan swadaya masyarakat” harap Iswanto.
(nug; Priyo Setyawan; Bahan dari : https://lifestyle.sindonews.com/read/1534291/156/memburu-eksotisnya-air-terjun-niagara-di-grojogan-watu-purbo-1582325605)-FatchurR *