(cnbcindonesia.com)-JAKARTA; Perusahaan BUMN diminta ‘keroyokan’ membuka lahan baru untuk persawahan sebagai bentuk antisipasi bila terjadi kekeringan melanda dan ancaman kelangkaan pangan.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengemukakan, instruksi itu datang langsung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Salah satu lahan yang perlu dibuka, yakni lahan basah atau lahan gambut.
“Presiden minta BUMN dan daerah, serta Kementan untuk membuka lahan baru untuk persawahan yaitu lahan basah dan lahan gambut,” kata Airlangga dalam konferensi pers, (28/4/20). “Di Kalteng diperkirakan lebih dari 900.000 ha, yang sudah siap 300.000 ha juga yang dikuasai BUMN ada sekitar 200.000 ha agar dibuat perencanaan,” jelasnya.
Jokowi khawatir cuaca ekstrem di beberapa wilayah Indonesia. Maka dari itu, perlu langkah antisipasi mencegah kekeringan apalagi di tengah wabah pandemi Covid-19. “Walau BMKG sampaikan tidak akan ada cuaca kering ekstrem. Kami monitor apakah di semester II tantangan alam baik kekeringan atau hama 5 tahunan,” jelasnya.
Presiden mengingatkan risiko krisis pangan yang terjadi sebagai dampak dari pandemi corona. Hal ini merespons Organisasi Pangan Dunia (FAO) yang mengingatkan potensi krisis pangan di tengah corona.
“FAO mengeluarkan peringatan potensi kelangkaan pangan dunia sebagai dampak panjang dari pandemi Covid-19. Di dalam negeri, sejumlah langkah kita ambil dan persiapkan sejak dini untuk memastikan ketahanan pangan di daerah selama pandemi,” kata Jokowi dalam aku media sosialnya, Senin (13/4).
Jokowi juga mengatakan selain memastikan ketersediaan bahan pokok, pemerintah telah mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk menjaga daya beli masyarakat dan memberikan bantuan bahan pokok yang amat dibutuhkan di tengah kebijakan tanggap darurat Covid-19 ini.
(hoi; hoi; Chandra Gian Asmara; Bahan dari : https://www.cnbcindonesia.com/news/20200428162052-4-155023/tiba-tiba-jokowi-minta-bumn-keroyokan-cetak-sawah-ada-apa)-FatchurR *
