Menyulap Sepeda Rongsokan Berbuah Cuan
(finance.detik.com)-BREBES; Seorang pria di Desa Kertasinduyasa, Kecamatan Jatibarang, Brebes, Jateng, sudah 30 tahun menggeluti pekerjaan sebagai perakit sepeda dari barang rongsok. Potongan bagian sepeda yang didapat dari lapak barang bekas dia sulap jadi sepeda baru.
Di usia senjanya, Fatoni (60), warga Kertasinduyasa ini, tetap produktif merakit sepeda. Di temui di rumahnya (19/7/20), dia dibantu Halimah (50) istrinya, sibuk mengumpulkan bahan yang dirakit jadi sepeda. Pasangan ini memanfaatkan ya sebagai bengkel dan gudang. Bangunan rumah tua (5 x 10) meter ini lokasinya di gang kampung. Dilihat kondisinya, bangunan ini tidak layak huni.
Selain perabotan rumah, ruangannya dipenuhi barang bekas atau rongsokan sepeda. Mulai kerangka, roda, rantai, setang dan bagian lain. Saking banyaknya, ruang depan dan ruang keluarga dipenuhi spare part sepeda. Sejak OR gowes ini banyak digemari warga, Fatoni banjir pesanan. Kebanyakan dari mereka pesan ke Fatoni karena harganya jauh lebih murah dibanding harga toko.
Dahlan Abas (43) warga Jatibarang, salah satu dari pencari bahan sepeda di lapak Fatoni. Dia mecari sejumlah onderdil untuk dirakit jadi sepeda sport. “Penginnya cari sepeda mini phoenix. Tapi ini sekalian nyari onderdil lain. Kalau sepeda mini ini kan lagi ngetrend. Sukur bisa dapat bahan yang bagus untuk dirakit,” ungkap Dahlan.
Warga yang pesan sepeda bisa memilih bahan rangka dan modelnya. Semua jenis sepeda ada di rumah ini dari sepeda gunung berbagai ukuran, sepeda lipat, BMX sepeda onthel tua dan sepeda mini klasik phoenix model U. Bagi yang beruntung, bisa mendapat bahan kualitas bagus untuk dirakit kembali.
“Yang tahu sepeda bisa milih sendiri. Kalau lagi untung bisa dapat mutu bagus,” ucap Fatoni sambil memilah bagian sepeda yang menumpuk. Selain merakit, dia bisa ubah barang bekas ini seperti baru. Rangka yang dirakit dicat ulang dan diberi aksesori. Juga spak board akan tampak baru bila dilapisi cat. Velg dan jari jari yang karatan bisa dibuat kembali mengkilat layaknya baru keluar dari toko.
“Pokoknya bisa pangling. Kalau pas milih barang kotor dan karatan, jika jadi bisa mengkilat seperti baru,” tuturnya. Soal harga, Fatoni menjamin jauh lebih murah dari toko. Dia bandingkan, bila sepeda di toko Rp.1 juta maka jika beli di tempatnya kisaran Rp.400 ribu – Rp.500 ribu.
Sepeda buatannya murni daur ulang rongsokan. Tiap hari dia keliling lapak lapak barang bekas di Brebes hingga Tegal. Barang bekas yang dia pilih, dibeli kiloan. Satu kilo barang jenis apa saja Rp.5000 sampai Rp.6000. “Ada yang beli sepeda utuh tapi sudah tidak bisa dipakai. Kebanyakan bagian bagian seperti rangka dan velg,” sambung dia.
Sekarang, tiap hari bisa jual 2 unit sepeda, atau minimal satu unit. Meningkatnya pesanan dia rasakan sejak dua bulan terakhir seiring menjamurnya kegiatan gowes. “Sebelum ramai hoby sepeda paling paling hanya bisa menjual 2 sepeda tiap minggunya,” pungkas Fatoni.
(dna; dna; Imam Suripto; Bahan dari : https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5099643/sulap-sepeda-dari-rongsokan-berbuah-cuan)-FatchurR *