Kesehatan

Covid-19 Di AS Dan Eropa Rada Jinak Kok Di ASEAN Masih Banyak

(cnbcindonesia.com)-JAKARTA; Penyebaran virus corona (Coronavirus Desease-2019/Covid-19) di Eropa dan AS dalam fase penurunan. Namun di Asia Tenggara, situasinya cukup mengkhawatirkan.

Per 21/4/20, US Centers for Desease Control and Prevention mencatat jumlah pasien corona di Negeri Paman Sam 776.093 orang. Bertambah 3,95% dibanding posisi sehari sebelumnya. Sudah dua minggu persentase penambahan kasus corona di AS stabil di kisaran satu digit. Kurva mulai mendatar, the curve is flattened.

 

Juga di Eropa. Per 21/4/20, data WHO menyebutkan pasien positif corona di Benua Biru 1.187.184 orang. Naik 3,32% dibanding sehari sebelumnya. Lebih sangar ketimbang di AS, laju persentase penambahan kasus baru di Eropa stabil di kisaran satu digit sejak akhir Maret. Ada kecenderungan terus menurun.

 

Perkembangan positif ini membuat pemerintah AS dan sejumlah negara Eropa akan melonggarkan pembatasan sosial (social distancing) dan karantina wilayah (lockdown). Di AS, 6 negara bagian akan mulai membuka kembali keran aktivitas publik mulai pekan ini atau paling lambat pekan depan.

Di Jerman, kegiatan belajar-mengajar di sekolah dimulai kembali. Siswa bersiap menghadapi ujian akhir. “Saya yakin murid siap untuk ujian akhir. Semakin lama ketidakpastian berjalan, makin sulit menjaga motivasi mereka. Itu lah mengapa kami percaya jadi penting untuk tetap menggelar ujian.” Tegas Antje Luekemann, Koordinator Guru di SMA Steglitz di Jerman, seperti diberitakan Reuters.

Sejumlah toko di Negeri Panser juga dibuka kembali. Namun Kanselir Jerman Angela Merkel mengingatkan masyarakat tidak kalap dan menyerbu toko-toko itu sehingga membuat penyebaran virus corona kembali meningkat. Jika sampai ada tambahan kasus baru yang signifikan, Merkel mengancam bakal kembali memberlakukan social distancing yang ketat.

 

Hal sebaliknya di Asia Tenggara. Di kawasan tempat Indonesia bernaung ini penyebaran Covid-19 masih tinggi dan tren meningkat. Kondisi di AS dan Eropa berbeda dengan Indonesia dan para tetangganya. AS dan Eropa negara yang relatif lebih maju dengan kepadatan penduduk renggang.

 

AS salah satu negara dengan populasi terbanyak di dunia. Tapi kepadatan penduduknya 35,77 / km2, berdasarkan data Bank Dunia (2018). Kepadatan penduduk di Eropa (kecuali Rusia, Azerbaijan, dan Georgia) : 103 orang/km2. Indonesia, 147,75 orang / Km2. Total kepadatan penduduk di Asia Tenggara 154 orang / Km2.

Penduduk umpel-empelan di tempat padat membuat Covid-19 lebih mudah menyebar. Apalagi praktik social distancing di wilayah terpencil sulit dipantau.  “Kekhawatiran saya social distancing dan lockdown sulit diterapkan dan dimonitor di perdesaan” kata Helena Varkkey, Pengajar di University of Malaya di Kuala Lumpur (Malaysia), seperti dikutip dari Reuters.

Orang di Asia Tenggara lebih berisiko kesehatannya karena banyak penduduk sebagai perokok. Data WHO (2018) menyebutkan prevalensi merokok populasi lelaki di Indonesia 59,9%. Sekitar 237 juta orang di Asia Tenggara perokok, jumlah itu 20% dari total perokok di dunia.

 

Studi yang diterbitkan New England Journal of Medicine (Februari 2020) menyebutkan, dari 1.000 pasien positif corona, perokok berisiko 25% lebih tinggi untuk memakai alat bantu pernapasan, dirawat di ruang intensif, atau wafat. WHO memperingatkan merokok bisa menyebabkan komplikasi serangan virus corona yang membuat seseorang lebih berisiko kehilangan nyawa.

“Hal terbaik bagi produsen rokok memerangi Covid-19 adalah berhenti memproduksi, memasarkan, dan menjual rokok. Kini saat tepat berhenti merokok,” tegas Gan Quan, Direktur International Union Against Tubercolisis and Lung Disease, dikutip dari Reuters. Karena itu, bukan tanpa alasan kalau Asia Tenggara bakal menjadi hot spot baru pandemi virus corona. Sebab, risiko di kawasan ini tinggi.

 

(Tim Riset CNBC Indonesia; aji/aji; Hidayat Setiaji;  Bahan dari : https://www.cnbcindonesia.com/news/20200422115226-4-153618/corona-di-as-dan-eropa-rada-jinak-kok-di-asean-masih-banyak)-FatchurR *

 

*** Sahabat yang umumnya Lansia atau jelang Lansia :

1-Bahwa Covid-19 belum ada obatnya. Vaksin pun baru tahap-3 Uji cobanya

2-Marilah kita disiplin untuk tetap dirumah, sesuai anjuran YakesTel, jika tidak sangat perlu. Jika kalau harus keluar rumah, silahkan Bermasker, jaga jarak  dan tangan  bersih (idealnya bawa hand sanitizer)-FR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close